26. Bulan Merah

914 119 11
                                    


Tubuh ku terhuyung ke belakang. Sial. Kekuatan mereka benar-benar mengerikan.

Vampire-vampire itu lebih menakutkan dari yang ku bayangkan.

Bahkan menurutku, jauh lebih menakutkan dari pada serial di film horror.

Dua taring yang menjulang keluar. Badan putih tanpa darah seperti mayat hidup. Kemampuan lari yang tak kasat mata. Belum lagi kuku-kuku panjang semacam kuku nenek sihir menjulang dan sangat runcing di ujungnya. Benar-benar sangat mengerikan.

Mereka banyak, sangat banyak dari yang ku kirakan. Ohh atau mungkin Raja vampire menyuruh semua pasukannya untuk menyerangku?

Dia takut?

Jelas.

Sebentar lagi umurku genap tujuh belas tahun. Dua darah yang ada di tubuhku akan menyatu jadi satu. Dan pasti, kekuatan yang mereka idam-idam kan itu akan segera terwujud.

Pantas mereka mengerahkan semua pasukannya untuk membinasakanku.

Apa mereka mau main-main denganku?

Maaf, aku bukan Cathrine yang lemah, yang takut saat ditinggal ibu sendirian di malam hari.

Bukan. Aku bukan Cathrine yang lemah yang selalu berkeringat dingin dan bergetar hebat saat mengetahui sesuatu yang mengerikan.

Tidak.

Aku adalah Cathrine yang berbeda.

Cathrine yang lahir dari rahim Arneita yang datang ke hadapan mereka untuk membalaskan dendam ayah dan ibu.

“Hentikan Cathrine!” Suara Tuan Taehyung menginterupsi pendengaranku.

Karena kebodohanku yang menuruti instruksi Tuan Taehyung, tubuhku terpental dan menabrak pohon besar di tengah hutan.

Arrgghhh!!!

Berani-beraninya makhluk itu menggoyahkan konsentrasiku.

“Ku bilang Hentikan!”

“Kau bukan makhluk yang pantas menyuruhku berhenti! Kau…” Kedua tanganku mengepal erat. Urat-urat di tangan ku menyembul keluar. Sungguh, kali ini aku marah sama Tuan Taehyung.

Mengabaikan semua makhluk vampire yang menyerang, aku langsung menubruk tubuh kekar Tuan Taehyung dan mencekiknya.

“Kau…” Ucapku tertahan.

Mata Tuan Taehyung menatap lekat ke arah mataku. Sementara di belakang, pasukan fairy mencoba menahan pasukan vampire yang tengah menyerangku.

Ya, kalian benar.

Sejak awal hanya pasukan vampire yang menyerang. Tidak dengan pasukan fairy.

Makhluk-makhluk berterbangan itu hanya diam menatapku yang tengah bertarung. Tak ada niat membantu dan tak ada pula niat untuk menyerang. Mereka hanya diam. Berjejer menyaksikan satu persatu pasukan vampire tewas di tanganku, dan menyaksikanku terjerembab berkali-kali karena serangan para vampire.

“Diam dan pulanglah jika kau hanya diam menatapku tanpa berniat menghancurkanku.” Ucapku dengan kata yang ku tekan. “Jika kau disini hanya untuk melihatku mati, menyingkirlah dan jangan pernah mencoba hentikan aku. karna aku tak akan mati dengan mudah sebelum dendam ayah dan ibu bisa kubalaskan.”

Tatapan Tuan Taehyung menajam. Begitu pula tatapan ku yang juga ku tajamkan. Entah, dari sorot matanya tak sedikitpun aku melihat kemarahan atau kemurkaan. Aku hanya melihat sorot kekecewaan tanpa ada sorot penyerangan yang ku temui.

Raut wajah itu mengeras. Meski cekikan ku di lehernya semakin ku kuatkan, tapi Tuan Taehyung enggan memberontak atau sekedar membalas cekikanku.

Dia diam, tak bergerak atau setidaknya bergetar. Benar-benar diam seperti patung saat pertama kali aku menemuinya.

Are You Human? #TaehyungKim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang