14. Liontin

1.2K 156 5
                                    


Aku bukan maling. Aku hanya penasaran. Serius, jangan anggap aku maling hanya karna aku mengendap-endap di ruang bawah tanah milik keluarga Tuan Namjoon.

Bukan bermaksud ingin tahu atau sejenisnya. Aku hanya penasaran, catat ya, garis bawahi juga penasaran.

Tadinya, aku hanya ingin jalan-jalan keliling istana. Sampai pada akhirnya aku di arahkan oleh angin ke lorong gelap yang ternyata menghubungkan ke sebuah anak tangga banyak, dan berakhir ke ruangan sesak penuh buku ini.

Perpustakaan?

Entahlah.

Aku hanya tidak sengaja sampai tempat ini. Ruangan ini pun tidak begitu aneh. Hanya tempat dengan rak-rak yang menjulang tinggi juga buku dengan basaha aneh. Asing, tapi tak sebegitu asing menurutku.

Ya.. aku pernah melihat beberapa kalimat dari buku yang ada di tempat ini.

Tulisannya mirip dengan buku yang dikoleksi ibuku.

Mataku menyapu seluruh tempat. Sepi, hening, dan sedikit gelap. Tidak ada lampu, hanya ada beberapa lilin yang berpendar juga cahaya dari bulan purnama yang terlihat sangat besar dari jendela tempatku berdiri.

Kakiku kembali berjalan.

Agak membingungkan sebenarnya. Aku itu penakut, sangat penakut. Tapi, sesaat setelah aku menginjakkan kakiku di sini, di tempat yang mirip perpustakaan ini, perasaan takut ku hilang begitu saja. Membias bagai debu yang hilang di pertengahan bulan Maret.

“Cath, ngapain?”

Kepalaku menoleh cepat. Sungguh, aku dikejutkan dengan kedatangan Hobi yang tiba-tiba.

Tapi kok… dia bisa sampai disini juga?

“Kamu sendiri ngapain kesini?” Aku masih menormalkan keterkejutanku karena kedatangan Hobi.

Hobi diam. Anak itu berjalan mendekat ke arahku. “Tersesat.” Akunya, yang sungguh aku tidak percaya.

Mataku memicing, menatap Hobi mengisyaratkan bahwa aku tahu anak itu sedang berbohong. “Ini bukan tempat main-main, jangan berbohong padaku.” Ancamku pada Hobi yang dibalas dengan kekehan pelan.

Hobi berjalan mendekat ke salah satu rak buku yang tak jauh dari tempat ku berdiri. Tangannya menarik satu buku tebal berwarna coklat tua, lalu menyerahkannya padaku.

Aku menerimanya, tapi enggan untuk membuka.

“Aku tahu tempat ini dari awal kita sampai disini.” Hobi menarik satu buku yang lain. “Tadinya aku mau ajak kamu sama Nadine buat berkunjung kesini. Tapi aku nggak mau kalau kalian sampai terlibat masalah. Apalagi..” Anak itu tertawa pelan. “…kau istrinya Tuan Taehyung.”

“Ngawur!”

Memang ngawur kan.

“Buka bukunya, kau akan menemukan sesuatu yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.”

Aku termenung, kemudian dengan perlahan, tanganku membuka sampul buku yang Hobi berikan padaku. Sebelum ku lanjut membuka halaman berikutanya, aku menatap ke arah Hobi, meminta tanda apakah harus ku lanjutkan atau tidak. Dan setelah itu, ku lihat kepala Hobi mengangguk sebagai jawaban.

Aku menghela nafas berat. Entah, apa hanya perasaan ku atau memang benar adanya. Buku ini, isi tulisannya, persis dengan yang di punya ibuku.

Aku tidak paham maksutnya apa. Tapi yang kutahu, ukiran dari tiap kata, sama dengan yang di punya ibuku.

Tanganku terus membalik setiap lembar buku, hingga aku terdiam pada satu halaman yang membuatku mengernyit bingung.

Ada gambar pun ada kalimat penjelas.

Are You Human? #TaehyungKim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang