18. Cerita Hobi

1.1K 144 6
                                    


“Jadi, kenapa kamu berbohong?”

Aku menyandarkan punggung ku pada senderan balkon, Hobi berdiri tepat di sampingku. Sayapnya sudah ia sembunyikan. Matanya kembali berwarna coklat lagi. Yang seperti ini, lebih terlihat seperti Hobi yang ku kenal.

“Aku tidak pernah punya kesempatan buat jujur.”

Aku menghela nafas pelan. “Kau selalu punya kesempatan untuk jujur.”

Kepala Hobi mengangguk. “Mungkin iya. Tapi aku tak akan sanggup kalau kalian ngejauh dari aku.”

Kepalaku menoleh ke arahnya.

Apa-apaan?

“Awalnya aku mau langsung dekatin kamu. Aku mau langsung terang-terangan jaga kamu. Tapi siapa sangka, Nadine lebih dulu menghampiriku.”

“Aku kan anak pindahan waktu itu.”

Hobi mengangguk. “Ya benar. Kan sudah dibilang, jalan mu itu aku dan Taehyung yang atur.”

Kepalaku miring menatap Hobi dari samping.

Apa-apaan ini? Kenapa jadi muter-muter begini.

“Coba ceritakan semuanya. Secara detail, kepadaku.”

Hobi menghembuskan nafas kasar. Membalikkan tubuh tingginya lalu matanya menatap hamparan pepohonan di hadapannya.

“Waktu pertempuran itu berlangsung, aku sedang pergi. Aku diutus ayah untuk menemui ibumu. Ibu kandungmu, Arneita.”

Dari samping, bisa kulihat mata Hobi berkilat.

“Aku membujuk Arneita untuk kembali. Aku tahu John telah pergi, itu sebabnya aku mengajaknya untuk ikut serta denganku kembali ke istana. Tapi dia menolak.” Kepala Hobi menoleh ke arahku. “Arneita tahu, sekalipun dia kembali, tidak aka nada yang menjamin kau akan selamat. Kau akan terus diincar oleh kakek mu.” Kepalanya kembali lagi berputar kedepan. Kembali menatap kearah hamparan pepohonan.

“Aku merayunya sebisa ku. Tapi dia tetap enggan. Hingga tubuhku merasakan sakit yang teramat sangat sakit. Aku tahu ada yang tidak beres dengan istana juga saudaraku. Arneita membantuku meredakan sakitku. Aku hampir mati saat itu, padahal aku tidak ada di pertempuran.” Hobi menghela nafas lagi.

Aku masih senantiasa mendengarkan penuturannya.

Aku tahu, dari awal Tuan Yoongi memberitahu semuanya padaku, Hobi sudah kebingungan. Karna seharusnya, dia yang menceritakan semuanya padaku, bukan saudaranya. Itu, mengapa Hobi langsung menyeretku keluar dari tempat penyimpanan buku.

“Darahku dan darah Yoongi itu sama. Kami terlahir dari satu rahim yang sama. Ada ikatan khusus antara aku sama Yoongi. Dan saat tubuhku sakit yang teramat sakit, itu saat dimana Yoongi mendapat serangan bertubi-tubi hingga ia terkena kutukan sialan itu.”

Jari tangan Hobi saling beradu satu sama lain. Meremas, dan memelintir satu sama lain.

“Arneita menyembuhkanku, asal aku melindungimu.”

Ibuku, sebaik itu? Merelakan segalanya agar aku bebas?

“Arneita tahu, Raja Vampir tidak akan berhenti sebelum dia menemukan jasad kalian berdua. Karena keberadaanmu, meru[akan bahaya bagi kehidupan para Vampir.”

Angin malam yang berhembus pelan buat bulu kudukku meremang.

“Apa yang Arneita lakukan padamu?” Tanyaku dengan kedua tangan yang bersedekap di depan dada.

“Arneita memberikan darahmu untuk melindungiku.” Akunya, dan aku terdiam. “Dia memberiku setetes darahmu agar aku bisa aman dari semua kutukan Raja Vampir.”

“Tunggu!” selaku. “Memangnya bisa?”

Hobi tersenyum mendengar pertanyaanku. “Bisa. Taehyung pasti sudah menjelaskan pentingnya darahmu untuk Raja Vampir kan? Itu karna darahmu istimewa. Kamu istimewa.”

Dahiku mengernyit. “Lalu setelah itu apa?”

“Arneita menaruh tubuh kecilmu pada kotak kaca yang sebelumnya sudah terisi dengan setengah kehidupan John. Aku menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan Arneita lepas dari raganya lalu masuk dan ikut melindungimu ke dalam kotak kaca.”

Masih belum paham, maksutnya kehidupan itu apa seperti roh?

Entahlah, jangan buat aku pusing.

Dengarkan saja apa yang Hobi jelaskan.

“Setelah kehidupan Arneita habis, dia berlari ke arah Selat Malaka, dan menghancurkan tubuhnya disana.”

Ibuku rela mati untukku?

“Kau, kubawa pergi jauh. Kerumah yang sekarang kau tinggali, dan kau disana bersama denganku, berdua hingga beratus-ratus tahun lamanya.”

Bisa begitu ya?

Namanya juga fiksi, anggep aja bisa.

“Lalu, bagaimana kau menemukan ibuku yang sekarang?”

Hobi tersenyum. “Ibu mu yang sekarang ibu yang baik. Dia tahu kebenaran keseluruhannya, tapi dia tetap menyayangimu layaknya anak nya sendiri. Dia memperlakukan mu seperti anak manusia pada umunya. Dia memberimu makan, memberimu kehidupan baru, mengajarimu banyak hal. Itu, kenapa darah vampire mu tidak berfungsi kala kamu di dekat manusia. Kau tidak ada rasa ingin menghisap darah, karna ibumu yang sekarang berhasil menumbuhkanmu menjadi seseorang yang jauh lebih istimewa.”

Aku, kagum.

“Apa benar, aku tidak akan bisa kembali?”

Hobi terdiam. “Rindu Nadine ya?” Tanyanya dan aku mengangguk.

“Aku juga rindu anak itu. Nggak nyangka aku bisa jatuh cinta beneran sama Nadine.” Hobi senyum miris. Mengusak rambutku lalu berdiri tegap di hadapanku. “Ada waktu dua hari lagi sebelum umurmu genap tujuh belas tahun. Ada dua hari lagi yang bisa kamu gunakan untuk datang dan bertemu dengan Nadine.”

Aku menatap Hobi intens, mencoba mencari jawaban apakah aku bisa kabur atau tidak. Tapi yang kutemukan hanya kilatan warna aqua dari mata Hobi. Pancaran indah yang menenangkan, serta jalan buntu.

Maksutku, tidak ada jalan untukku kabur.

Aku, benar-benar terkurung dengan kehidupan mengerikan ini.

Apa benar aku adalah bagian dari mereka?

Lalu, kenapa aku merasa sangat takut?

Jujur, masih bingung untuk aku bisa menerima ini semua. Terlalu mendadak.

Tapi jika di pikir ulang, aku pernah mendorong dua vampire yang waktu itu menggangguku dan teman-temanku. Aku mendorong tubuh mereka hingga mereka terpental.

Berarti…

Aku benar ada hubungan dengan mereka.

Aku.. vampire dan fairy.

Are You Human? #TaehyungKim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang