Kepalaku rasanya pening bukan main. Bahkan, tubuhku rasanya sulit untuk di gerakan. Entah, saat ini aku hanya bisa menggerakkan kelopak mataku. Tapi sebisa mungkin, ku paksa tubuhku untuk bangkit dan berdiri.
Bola mataku kubawa berselancar ke seluruh penjuru arah. Begitu aku menatap sekitar, aku merasakan ada yang beda dengan tempatku berdiam saat ini.
Tunggu!
Aku masih mengingat bagaimana kejadian sebelumnya menimpaku. Ya, aku ingat jelas bagaimana pertengkaran itu dimulai. Banyak korban jatuh karena peperangan. Banyak perpecahan, dan banyak juga kesalah pahaman.
Maaf, mungkin salah satu dari kalian membenciku, tapi aku harus melakukan ini. Setelah kuamati lebih lanjut, aku melewatkan perubahan warna bulan. Bulan purnama memancarkan dua warna yang saling bertentangan. Dan itu artinya, diumurku yang ke tujuh belas tahun ini, juga warna bulan yang berubah, maka sudah dipastikan waktu yang ku tunggu akhirnya tiba.
Aku tertegun sejenak. Mencoba bangun dari tempat ku berbaring di atas tanah hitam. Dan menatap tanah hitam yang ku pijaki dengan perasaan miris. Ingatanku kembali berputar pada saat dulu, dimana semua nya dimulai.
Dulu sebelum aku, Nadine dan Hobi datang kemari, ke Villa Fairy, aku sudah mengetahui jati diriku sebenarnya.
Jelas, aku menyembunyikannya dari orang-orag sekitar. Jangankan untuk jujur ke mereka semua, aku saja bahkan belum percaya kalau aku bukan manusia asli seperti ibuku.
Ingat aku pernah bercerita tentang ibuku yang punya segudang buku bacaan dengan tulisan aneh yang tak bisa ku baca?
Malam itu, karena bosan tak bisa tidur aku sengaja turun ke ruang baca ibuku.
Jujur, aku memang jarang memasuki tempat itu. Selain tempatnya yang sedikit gelap, kumpulan buku-buku kuno sangat tidak menarik perhatianku. Aku bahkan heran, kok bisa ibuku betah di ruangan seperti itu?
Apa karena hobi?
Atau sekedar hanya ingin menyendiri?
Ruang ritual? Atau ruang yang menghubungkan ke dunia lain?
Langkahku kubiarkan melangkah ke sembarang arah. Tanganku ku biarkan membelai sisi rak buku. Mataku ku manjakan dengan sesuatu gambar kuno yang ada di depanku. Sedikit tersenyum kala mengetahui lebih jelas bagaimana selera ibuku.
Satu buku berwarna sedikit keemasan memanjakan mataku. Membuat rasa penasaran ku semakin menggebu, berakhir ku alunkan langkah ku mendekati buku antik itu.
Jujur, buku keemasan yang ku pegang sama persis dengan buku yang waktu itu di temukan hobi di perpustakaan fairy. Buku, yang menyingkap tentang liontin ku.
Bedanya ada beberapa isi buku yang tidak sama. Entah sengaja di buat berbeda, atau memang sengaja dihilangkan.
Karena di sana, di buku yang di simpan ibuku tidak terdapat gambar liontin ku, sementara di buku yang ada di villa fairy jelas terdapat gambar liontin ku beserta penjelasannya.
Aku tak bisa membaca satu persatu kata yang tertulis di buku itu. Buku usang dengan tulisan aneh yang belum pernah ku pelajari bahkan ku lihat. Tulisan kuo yang kurasa menyimpan banyak rahasia.
Dan yaaa, salah satu lembar buku yang kurasa sudah di terjemahkan ibuku berhasil membuatku mengerutkan kening.
Buat perpecahan, buat peperangan, buat kesalahpahaman. Saat bulan purnama berubah warna, dua darah yang tak sengaja dipersatukan akan memperlihatkan kekuatannya. Saat itulah, waktu yang tepat untuk membinasakan musuh yang sebenarnya.
Alisku tertaut heran. Berbagai pertanyaan muncul.
Musuh?
Satu pertanyaan konyol pun muncul. Apa ini suatu petunjuk akhir zaman?
Aku yang masih tak paham kembali menyingkap buku itu. Dilembaran yang lain, aku menemukan tulisan yang kembali diterjemahkan ibuku.
Berkorban sedikit demi menyelamatkan banyak makhluk merupakan salah satu hal yang mulia. Akan ada kesalah tafsiran diawal. Akan ada kekecewaan di awal. Tapi cinta dan kedamaian yang terkubur itu akan muncul setelah iblis hitam pergi. Iblis yang tercipta dari salah satu kaum akibat kerakusan suatu makhluk.
Apa ini?
Tanganku tergerak lagi. Satu kertas kecil yang mirip catatan itu jatuh dari sela-sela lembar buku. Tubuhku merunduk, memungut kertas kecil yang jatuh tepat di atas sandalku.
Kertas berwarna putih bersih, yang hanya ada tulisan 17 tahun, lalu ada namaku di bawah tulisan itu.
Perasaan takut tiba-tiba menyerang jiwaku. Badanku bergidik bersamaan dengan bulu kudukku meremang.
Buru-buru ku tutup buku antik itu, dan ku kembalikan ke asalnya. Kakiku berlari cepat menaiki anak tangga dan segera kembali ke kamarku. Dari sela gorden yang sedikit tersingkap, ku lihat bulan purnama malu-malu menatapku.
Aku menyembunyikan tubuhku dari sinar rembulan yang memaksa masuk. Mataku mengintip sedikit, sebelum keringat membanjiri tubuhku. Dari situlah, awal mula aku bermimpi tentang Tuan Taehyung. Menatap wajah tampannya yang kadang berubah dengan seringai jahat dan dua taring yang berlomba keluar.
Tuan Taehyung dari bangsa fairy yang mulia, tetapi memiliki dua taring layaknya vampire.
Pertanyaan demi pertanyaan mulai kucari jawabannya. Tiap tengah malam, aku selalu duduk di tempat baca ibuku, membuka lembar buku demi buku demi mencari jawaban, tapi sama sekali tak ku temukan terjemahan lain di buku itu.
Hingga malam terakhir, sebelum aku memutuskan pergi ke villa tempat dimana kerajaan fairy berada, aku menatap lukisan besar di ruang baca ibuku. Lukisan seorang perempuan yang tak ku kenali wajahnya. Tersenyum manis dengan bibir tipis melengkung, namun menyembunyikan banyak luka dari sorot matanya.
Perempuan yang sekarang kuyakini adalah ibu kandung ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Human? #TaehyungKim ✔
FantasyTAMAT. ✔ Pembaca diharap bijak!!! Beberapa scene mungkin kurang nyaman untuk beberapa pembaca. *** "Aku tahu dibalik dunia yang nyata, pasti ada dunia yang tidak nyata. Tempat berkumpulnya makhluk makhluk yang hanya ada di dalam novel maupun film...