24. Bayang Ilusi

888 124 3
                                    


Hoseok terus mengepakkan sayapnya menuju satu tujuan. Rasa sakit yang sedari tadi menghujam tubuhnya ia tahan sekuat tenaga.

Beberapa kali rintihan ia keluarkan saat rasa sakit itu kembali menyerang. Sedikit tertatih tapi Hoseok harus mampu sampai ke tempat tujuan sebelum semuanya terlambat.

Namun sayang, belum juga tempat tujuannya bisa ia gapai, mata cerahnya menangkap satu objek yang tengah berlari di bawah sana.

Tepat dibawah dimana ia terbang. Satu sosok yang sangat ia kenal tengah berlari sempoyongan seolah tengah mengejar sesuatu.

Hoseok masih diam, bingung apa yang harus ia lakukan. Tetap melanjutkan terbang menuju tujuannya, atau berhenti dan mendarat menemui seseorang di bawah sana.

Hoseok memejamkan matanya. Pikiran dan hatinya berperang. satu pertanyaan muncul, bagaimana bisa Nadine berlari di bawah sana? Apa yang sedang gadis itu kejar?

“Tunggu!” Hoseok bergumam lirih. “Nadine dibawah sana? Mengejar sesuatu?” Hoseok menatap dari bawah.

Saat pikirannya mulai berperang, Hoseok menemukan satu sosok yang sangat ia kenal tengah menubruk tubuh Nadine dari arah belakang.

Hoseok terkejut.

Sangat terkejut.

Nadine bukan mengejar, tapi dikejar.

Mata cerah Hoseok mengedar. Tubuhnya ia terbangkan semakin jauh ke angkasa. Dari sini, ia menajamkan indera penglihatannya.

Gigi putih nya bergemelutuk. Tangannya mengepal sangat kuat.

Hoseok berada diantara dua pilihan.

Dari atas, bisa Hoseok lihat seseorang tengah mengajak Nadine berbincang. Mungkin itu bukan sebuah pembicaraan yang mengenakkan, karena terlihat sangat jelas kalau wajah Nadine tegang dan seolah ingin marah.

Tangan yang dulu pernah Hoseok genggam dalam balutan cinta itu pun tampak mengepal erat.

Seseorang dibawah sana yang tengah mengajak Nadine berbicara, tampak menyunggingkan senyum remeh.

Hoseok bisa melihat, Nadine berjalan mundur beberapa langkah. Langkah nya terus ia bawa mundur hingga ranting pohon membuatnya jatuh. Nadine tampak mengaduh, mata yang dulu selalu menatap ke arah Hoseok itu tampak mengeluarkan kristal beningnya.

Ini kelemahan Hoseok.

Jika terus menatap Nadine dalam kesakitan seperti itu, Hoseok tak akan mampu melanjutkan perjalanannya.

Tapi kembali lagi pada pilihan. Jika Hoseok turun dan menyelamatkan Nadine, maka semua makhluk fairy akan menjadi taruhannya.

Waktunya tak banyak, dan Hoseok masih belum sanggup memilih salah satu.

Nadine berteriak. Hoseok mampu menangkap jerit Nadine.

“Pergi!!!”

“Pergi!!! Jangan ganggu kami lagi!!!”

“Aku bilang pergi!!!”

Lemah.

Hoseok terbang ke bawah. Mempercepat kepakkan sayapnya agar ia bisa segera sampai ke bawah sana. Tempat dimana Nadine tengah meraung meminta sosok itu untuk pergi.

Braakkkk!!!

Hoseok melempar tubuh makhluk itu cukup kencang.

Makhluk itu mengaduh pelan. Sedikit meringis karena punggungnya menabrak pohon. Tangan kanannya menekan di bawah dada, sepertinya lemparan Hoseok tak main-main sakitnya.

Are You Human? #TaehyungKim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang