29. Pertempuran Yang Sesungguhnya

840 116 4
                                    

Hela nafas kuhembuskan sedikit lebih berat. Cukup jauh aku berjalan, dan sekarang aku tahu dimana aku berada.

Di ujung tebing Selat Malaka. Tempat dimana ditemukannya sisa abu dari John dan Arneita.

Mataku tertegun menatap tanah hitam pekat yang saat ini tengah ku pijaki. Aku yakin, disinilah tempat dimana abu John ditemukan. Dan tak jauh dari tempatku sekarang, ada beberapa tulang berserakan yang kuyakini adalah tulang milik Arneita.

Ya… kalian benar. Aku berada tepat di atas tanah yang merenggut nyawa kedua orang tuaku. Dendam kedua orang tuaku harus terbalas, tapi dendamku akan ku balaskan pada mereka yang benar-benar berkhianat. Dan sekarang, mereka ada tepat di depan mataku.

“Kau berjalan cukup jauh nona.” Felix berucap dengan senyum yang tak bisa ku artikan.

Tak ada ekspresi yang ku berikan. Karna aku paham, ada Tuan Taehyung yang berdiri tak jauh dari tempat Felix berdiri.

“Terimakasih sudah membuat peperangan dari dua kerajaan kami.” Ku rasa mereka akan terlalu banyak omong kosong.

“Kenapa disini?” Ekspresi dingin Tuan Taehyung menguar, membuat bulu kuduk ku berdiri. Tapi aku, tak akan mundur begitu saja sebelum dendam kedua orang tuaku terbalas, dan memastikan ibuku bisa beristirahat dengan tenang.

Ayahku yang lahir dengan darah Fairy, dan ibuku Arneita yang lahir dengan darah vampire. Kedua darah mereka bersatu, hingga terlahirlah aku sebagai makhluk yang memiliki dua darah dari masing-masing kerajaan. Darah yang sangat diincar oleh Raja Vampire untuk membinasakan kerajaan fairy.

“Hanya kalian berdua? Dimana rajamu?” Alis Taehyung terlihat tertekuk heran saat mendengar pertanyaan yang kuberikan pada Felix. Tak ada pergerakan atau perkataan sama sekali dari Tuan Taehyung. Makhluk itu hanya berdiri angkuh dengan ekspresi bingung karna tak kunjung mendapat jawaban.

“Kau mencariku?” Suara tegas menginterupsi pendengaranku dari arah belakang. Tubuhku berbalik. Bersamaan dengan tongkat api yang melayang tepat di depan mataku. Kurasa, mereka akan benar-benar menghabisiku.

Cukup kaget melihat tongkat api itu melayang tepat di mataku. Maju selangkah saja, kupastikan tongkat itu akan menembus mata kiriku. Tak ada pilihan, aku hanya diam mematung menatap tongkat api yang jaraknya hanya sejengkal dari mataku, dan kemudian aku merasakan angin sejuk lewat hingga membuat tongkat api itu padam.

Angin yang dihembuskan perlahan oleh Tuan Taehyung.

“Apa yang kau lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi?” Tuan Taehyung berbisik pelan. Makhluk itu sudah berdiri tepat di sampingku tanpa pergerakan yang dapat ku tangkap.

Tersenyum mendengar pertanyaanya, aku pun menjawab pertanyaan nya dengan bisikan yang sama pelannya, “Maaf jika membuat Tuan kebingungan. Aku harus melakukan ini untuk menepati janji dendam ku pada orang tuaku. Mungkin ini akan membuat Tuan kesakitan dan tersiksa, tapi ku mohon, kembalikan apa yang seharusnya di kembalikan.” Sesaat setelah aku berucap demikian, kupukul punggung Tuan Taehyung sebanyak tiga kali. Membuatnya merintih kesakitan dan ambruk seketika.

Jangan heran. Umurku sudah genap tujuh belas tahun. Kekuatanku lebih besar dari kekuatan Tuan Taehyung. Bulan purnama sudah merubah sinarnya. Kebangkitan alam yang baru akan segera dimulai, dan disusul dengan teka-teki runtuhnya hubungan baik dua kerajaan selama beraba-abad lamanya.

Mari berfikir. Dua kerajaan yang rukun tak akan hancur begitu saja hanya karena hubungan dua makhluk yang saling mencintai meski cinta keduanya terlarang. Sebatas pengkhianatan? Jawabannya adalah, ada hal yang disembunyikan. Yaitu, arwah John yang masih di simpan sebagai tameng kehancuran, juga tulang rusuk Arneita yang masih disimpan sebagai tanda berakhirnya peperangan.

Are You Human? #TaehyungKim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang