My Badboy update lagi!! Yeyy..
Niatnya sih hari ini cuma double up, tapi karena part ini sudah selesai aku tulis, jadi aku publis sekalian aja. Biar kalian enak bacanya, gak ngegantung, hehe.
Happy Reading
***
Saat ini Rizky dan Naura berada di sebuah taman yang ada di kota. Tadi mereka tidak sengaja bertemu saat pulang sekolah, dan Rizky meminta Naura agar ikut dengannya. Awalnya Naura menolak, tapi Rizky tetap memaksa sampai Naura menyerah dan ikut bersama cowok itu.
Sedari tadi mereka hanya diam dengan pikiran masing-masing, Naura yang sedang memandangi anak kecil yang bermain dengan teman-temannya. Sedangkan Rizky yang tengah berpikir bagaimana mengawali percakapan mereka. Dia merasa sangat canggung sekarang.
"em.. Ra" panggil Rizky gugup.
Naura hanya meliriknya sekilas, tanpa ada niat untuk menjawabnya.
"Lo masih marah soal kemarin? gue minta maaf sama lo, gue gak sengaja nampar lo, Ra" ucap Rizky.
"Udah?" tanya Naura dengan wajah dingin.
"Naura, please maafin gue ya, gue kemarin itu lagi emosi" ucap Rizky
"Lo emosi dan ngelampiasin ke gue?" tanya Naura
"Bukan gitu"
"Terus apa? lo emang sengaja nampar gue?"
"Apa susahnya sih lo maafin gue? gue ngaku gue salah dan gue minta maaf, lo gak usah memperpanjang masalah! tinggal maafin dan semuanya selesai!" bentak Rizky kesal.
Naura terkejut, "semudah itu bagi lo? tapi bagi gue susah"
"Lo nya aja yang bikin semuanya jadi susah!"
"Katanya tadi mau minta maaf, kenapa sekarang malah marah-marah lagi? kalo emang gak ada niat buat minta maaf yaudah, gak usah minta maaf sekalian!" balas Naura
"Lo ribet banget sih jadi cewek! Mau lo apasih?!"
"Lupain aja masalah kemarin, gue udah maafin" ucap Naura.
"Dan gue jadi tau gimana sifat asli lo Rizky, lo gak bener-bener tulus minta maaf!" lanjutnya lalu pergi meninggalkan Rizky yang sedang menahan amarahnya.
Rizky mengepalkan kedua tangannya, "BANGSAT!!"
***
"Arghh!!"
Brak!
Rizky sangat marah saat ini, dia melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan seisi kamarnya. Dia tidak peduli jika nantinya Papa dan Mamanya akan memarahi dirinya. Saat ini dia sedang butuh pelampiasan.
Ucapan Naura tadi membuatnya sakit hati, bukan nya dia baper. Tapi memang Rizky mudah terpancing emosi dan sulit untuk mengendalikannya.
"RIZKY!!!" Suara lantang dari seorang pria membuat nya berhenti. Nafasnya masih tidak beraturan, kedua tangannya mengepal, dan wajahnya kini sudah memerah.
"Tahan emosi lo! masalah lo gak akan selesai dengan hancurin barang-barang dikamar lo!" ucapnya.
"Lo gak usah ikut campur anjing!!" bentak Rizky
Cowok itu langsung memukul pipi Rizky membuat cowok itu tersungkur ke lantai.
"maksud lo apa mukul gue?" tanya Rizky tajam.
"Lampiasin ke gue sekarang," ucap cowok itu dengan tenang.
Rizky menatap cowok di depannya dengan tajam. Dia berusaha menahan emosinya agar tidak menghajar cowok itu. Bagaimanapun juga dia adalah kakaknya, dan Rizky tidak mungkin akan menyakitinya.
Rizky memejamkan matanya dan mencoba mengatur nafasnya agar sedikit tenang. Kakaknya pun ikut duduk di depan Rizky.
"Ada masalah apa? cerita sama gue" titah kakaknya.
"Gue pengen sendiri" lirih Rizky.
"Kalo ada masalah jangan dipendem Ky, gue ngerasa gagal jadi abang lo, kalo lo gak mau cerita" ucapnya.
"Lo gak pernah gagal jadi abang gue, gue yang selalu gagal. Bahkan gue gagal jadi anak Mama dan Papa," ucap Rizky
"Lo gak boleh ngomong kaya gitu, Mama dan Papa itu juga sayang sama lo"
Rizky terkekeh miris, "Sayangnya gak seperti itu Bang, mereka lebih sayang ke lo daripada ke gue. Mereka selalu ngebandingin gue sama lo Bang, mereka selalu ngebanggain lo di depan gue, mereka selalu nyalahin gue, gue gak pernah bener di mata mereka Bang. Lo gak akan ngerti gimana rasanya jadi gue, karena lo gak pernah ngerasain itu!"
Mata Rizky kini sudah berkaca-kaca, suasana hatinya saat ini sedang tidak baik. Dan mungkin dia akan sedikit sensitif dengan setiap kata-kata orang.
"Mereka pasti punya alasan-"
"Iya! alasan mereka karena gue terlalu bodoh! gue cuma bisa buat masalah, gue bukan murid pintar seperti lo, gue bukan anak yang baik buat mereka. Gue cuma pembawa sial!!" Bentak Rizky.
"SADAR KY!! Lo akan nyakitin perasaan Mama kalo lo ngomong kaya gitu!!!" Bentak Kakaknya marah.
"Gue yang sakit hati karena ucapan Mama! Gue bang yang sakit bukan Mama maupun Papa! Mereka cuma bisa nyalahin gue doang,"
"Rizky! Gak ada orangtua yang kaya gitu, mereka itu sayang sama lo. Hanya saja mereka menunjukkannya dengan cara yang berbeda, lo yang salah menanggapi perhatian mereka Ky," ucapnya mencoba membuat adiknya tenang. Tapi bukannya tenang, Rizky malah semakin emosi.
"Dengan cara menguji mental anaknya? itu yang dinamakan sayang? Iya?! Bahkan lo juga nyalahin gue bang, gue kecewa sama lo" lirih Rizky.
"Keluar! gue pengen sendiri" lanjutnya.
"Lo harus mikir sebelum ngomong kaya gitu, ingat Ky! Papa dan Mama sayang sama lo!"
"KELUAR REZA BANGSAT!!" Teriak Rizky***
Ayo guys istighfar dulu, astaghfirullahalazim. Gak boleh marah-marah kaya Rizky ya, nanti cepat tua.
Jangan kaget juga dengan sikap Rizky, disini aku buat sifatnya jadi lebih keras kepala dan tempramen. Jadi mungkin konflik antara keluarganya akan sedikit lebih berat nanti.
Oh ya guys, jangan lupa vote dan komen. Aku selalu menunggu komentar kalian, apalagi yang spam komen disetiap paragraf.
Iya sadar kok, ceritaku masih sepi, Aku juga gak yakin bakalan rame. Ya udah lah terima aja ya kan:)
Guys, aku mau curhat. Aku lagi sakit gigi, doain cepet sembuh yak. Ily<3
See you next time.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy [Revisi]
Teen FictionSeorang cowok yang awalnya gue benci banget. Badboy yang bikin gue darah tinggi setiap hari. Yang akhirnya membuat gue jatuh cinta sama badboy itu. Tapi gak sampe disitu aja, cinta gue selalu diuji sama Tuhan dengan berbagai cobaan.