Part 14 [revisi]

717 34 1
                                    

Hari ini adalah hari minggu, Naura dan teman-temannya sudah berada di rumah Intan. Sesuai perjanjian mereka kemarin, sambil menunggu Intan bersiap-siap. Naura pergi jalan-jalan di sekitar rumah Intan sebentar. Naura baru tau di dekat rumah Intan ada sebuah danau. Dia pergi kesana, hanya untuk melihat-lihat saja lalu akan kembali ke rumah Intan.

Tak sengaja dia mendengar suara seorang laki-laki yang tengah bernyanyi sambil memainkan gitar. Naura mengikuti asal suara itu, dan dia menemukan seorang laki-laki duduk di bawah pohon seraya memangku gitarnya.

Suaranya cukup merdu dan permainan gitarnya pun bagus. Naura diam sambil menghayati bait demi bait yang cowok itu nyanyikan.

Setelah selesai menyanyikan satu lagu, Naura bersuara membuat terkejut cowok itu. "Suara lo bagus" ucap Naura.

Cowok itu langsung berbalik, dan terkejut ketika melihat gadis yang berada di depannya saat ini.

"Naura?"

"Reza? ternyata lo yang nyanyi," ucap Naura sama-sama terkejut.

Cowok bernama Reza itu tersenyum canggung. Dia meletakkan gitarnya di bawah lalu mendekati Naura.

"Lo ngapain ada disini?" tanya Reza

"Jalan-jalan aja, gue dari rumah temen. Lo sendiri?" tanya Naura

"Rumah gue daerah sini, dan gue juga sering kesini karena menurut gue tempatnya nyaman" jelas Reza.

"Bener banget sih, emang adem banget disini. Bikin hati tenang," balas Naura ramah.

Mereka berdua duduk di tepi danau sambil memandangi air danau yang sangat jernih.

"Kita udah beberapa kali ketemu, tapi belum kenal satu sama lain. Kalo boleh tau, lo masih sekolah atau udah lulus? Em.. Bukannya apa-apa tapi gue gak enak aja manggil lo Reza kalo gak tau berapa umur lo. Siapa tau lo lebih tua dari gue," ucap Naura.

"Anjir, emang gue keliatan tua apa?" sewot Reza.

"Hahaha.. Ya gak gitu, maksud gue biar lebih akrab aja" ucap Naura seraya tertawa.

Reza tertegun mendengar suara tawa Naura yang sangat indah menurutnya. Tanpa dia sadari dirinya ikut tersenyum tipis.

"Jadi?" tanya Naura menyadarkan Reza dari lamunannya.

"Ah, gue masih sekolah, kelas 12 tahun ini" jawab Reza.

"Tuh kan bener dugaan gue, lo itu lebih tua dari gue, hahaha" Naura tertawa terbahak-bahak. Pertama kali nya dia bisa tertawa lepas seperti ini bersama cowok, bahkan yang belum dia kenal dekat.

"Wahh lo ngejek gue ya? emang lo kelas berapa sih?" tanya Reza tidak terima dikatai tua oleh Naura.

Disisa tawanya Naura menjawab, "sebelas"

"Hahaha.. yaelah cuma beda setahun doang, lo juga udah tua berarti" ejek Reza

"Eh, enak aja lo! gue unyu-unyu gini dibilang tua" gerutu Naura.

"Yee emang keliatan lo tua banget, kaya nenek gue" ejek Reza membuat Naura kesal.

"Ihh.. gue masih umur 17 disamain sama nenek-nenek? keterlaluan banget lo ya!!" teriak Naura kesal.

Sementara Reza malah tertawa puas bisa balik mengerjai Naura. Dia sampai memegangi perutnya yang sakit karena terlalu keras tertawa.

"Oke, jadi mulai sekarang gue panggil lo Kak Reza," ucap Naura

"Gak mau" bantah Reza.

"Lah? menolak tua?" ejek Naura

"Dih, kita cuma beda setahun Ra, panggil Reza aja kaya biasanya. Lebih enak dan kedengeran akrab," jelas Reza

"Iya udah terserah"

Naura tidak menyadari bahwa dia sudah lama meninggalkan rumah Intan, sampai Raisa sekarang menghubunginya. Naura menepuk jidatnya pelan, merutuki kebodohannya.

"Kenapa Ra?" tanya Reza.

"Gue balik duluan ya? udah ditungguin temen ternyata," ucap Naura

"Oke, hati-hati" Naura mengangguk.

***

Jam menunjukkan pukul 9 pagi, Rizky sudah berada di base camp sejak subuh tadi.

Saat ini Rizky sedang duduk di sofa yang ada di base camp nya. Sejak tadi pikirannya melayang kemana-mana, dia hanya melamun semenjak datang tadi.

Rey yang melihat temannya terus melamun pun risih sendiri. Dia menghampiri Rizky dan duduk di sampingnya.

"Lo ada masalah?" tanya Rey.

Rizky menoleh sekilas lalu kembali ke posisi awalnya. Dia juga tidak tau apa yang sedang dipikirkan otaknya ini sampai membuatnya sangat pusing.

Rey menghela nafasnya ketika pertanyaannya tidak direspon oleh Rizky.

"Lo keliatan sering melamun akhir-akhir ini, kalo lo ada masalah cerita aja ke gue" ucap Rey.

"Gue gak papa"

"Jangan kaya cewek kalo ditanya kenapa jawabnya gak papa!" Sentak Rey sedikit kesal pada temannya yang satu itu.

Rizky mengusap wajahnya kasar, lalu beberapa kali menghela nafasnya. Perasaannya sedang tidak karuan, dia juga bingung harus menceritakan apa pada Rey.

"Aneh gak sih kalo gue suka sama cewek?" Alhasil Rizky menanyakan pertanyaan yang sedikit-- ambigu. Rey yang mendengarnya pun langsung melotot.

"Lo suka sama siapa?!" Tanya Rey dengan sedikit berteriak.

"Ck, gue nanya gitu bukan berarti gue lagi suka sama seseorang" elak Rizky.

Rey mendengus kecewa, "Gue kira lo lagi jatuh cinta, tapi bagus sih kalo lo jatuh cinta."

"Bagus apanya?"

"Ya bagus, lo kan gak pernah pacaran, ntar dikira homo lagi" ejek Rey. Rizky langsung melemparkan bantal yang ada disampingnya pada wajah Rey dengan kesal.

"Enak aja lo ngomong!"

"Hahahaha, becanda elahh, sensi amat lu kek cewek lagi pms" ejek Rey.

Rizky mengalihkan pandangannya, tiba-tiba dia kepikiran Naura. Dia gadis yang menarik menurut Rizky, ada sedikit keinginan Rizky untuk dekat dengan Naura. Namun, gadis itu seolah sama sekali tidak menyukai keberadaannya.

Ah, sudah lah memikirkan itu membuat kepalanya semakin pusing saja.

***

To be continued

Jangan lupa VotMent guys!

My Badboy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang