Hari ini cukup melelahkan bagi Naura, setelah pulang jalan-jalan bersama teman-temannya tadi, Naura harus mengerjakan tugas sekolahnya untuk besok. PR nya lumayan banyak, dan sekitar jam 4 sore tadi baru selesai dia kerjakan.
Biasanya Naura akan belajar di malam hari, tapi karena tugasnya sangat banyak dan tidak mungkin akan selesai dalam satu malam. Jadi dia lebih memilih mengerjakannya lebih awal, meskipun jam tidur siangnya jadi terbuang.
Naura mengambil handphone nya, ada beberapa pesan yang belum dia buka. Salah satunya ada pesan dari nomor tidak dikenal sejak pagi tadi. Naura membuka nya, keningnya mengerut ketika membaca pesan dari orang tidak di kenal itu.
Tolong maafin gw, gw bener-bener gak tenang sebelum lo maafin gw.
"Siapa sih gak jelas," gumam Naura. Tiba-tiba saja pikirannya langsung tertuju pada Rizky. Tapi Naura langsung menggelengkan kepalanya.
Tidak mungkin seorang Rizky akan memohon untuk meminta maaf padanya. Itu sama sekali bukan Rizky. Dan sangat mustahil.
Siapa ya?
Akhirnya Naura memustuskan untuk menanyakan siapa pengirim pesan itu. Dia juga penasaran.
Belum ada balasan, Naura memilih meletakkan kembali handphone nya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
***
Disisi lain, seorang cowok sedang duduk sambil menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Sedari tadi dia hanya memperhatikan handphone nya, yang berbunyi notifikasi dari WhatsApp.
Siapa ya?
Itu pesan yang baru saja masuk, dia tahu betul siapa yang mengirimnya. Tapi dia ragu untuk membalasnya.
"Aish.. gue kenapa sih? minta maaf doang terus selesai, ribet banget sih hidup gue ah!" gerutu cowok itu sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia kesal karena tidak bisa memahami dirinya sendiri.
Minta maaf memang mudah, tapi entah kenapa baginya sangat sulit untuk melakukannya. Rasanya sampai dia ingin menghilang saja dari bumi.
Tiba-tiba ponselnya kembali berdering, ah, bukan gadis tadi yang mengirimi nya pesan. Tetapi teman nya, Aldo.
Ke markas sekarang bos, anak BT nantangin lo balapan.
Cowok bernama Rizky itu berdecak kesal, dia benar-benar malas meladeni geng BT atau Black Tiger itu, sudah jelas-jelas mereka akan kalah tetapi tetap saja menantang dirinya.
Dengan malas, Rizky bangun dan menyambar jaket serta kunci motornya. Lalu segera keluar kamar sambil mengenakan jaketnya.
Langkahnya tiba-tiba saja berhenti ketika mendengar suara seseorang.
"Mau kemana lo? ini udah malem," ucap Reza, kakaknya.
Rizky melirik kakaknya, "bukan urusan lo" jawabnya.
"Ck, entar Mama nyariin lo gimana?" tanya Reza
Rizky tersenyum miring, dia beralih menghadap Reza lalu menatapnya remeh.
"Nemu kalimat dimana tuh? Gak ada sejarahnya Mama nyariin gue, dan gak akan pernah!"
"Ky!" Rizky segera menuruni anak tangga, mood nya langsung hancur karena ucapan kakaknya tadi. Malam ini, dia akan melampiaskan emosinya dengan balapan bersama Ivan. Dia akan sedikit tenang nanti, mungkin.
***
Rizky sampai di basecamp nya, dia tidak terkejut melihat suasana base camp yang berubah menjadi sedikit tegang. Teman-temannya berada di luar semua, dan juga ada Ivan dan anak buahnya.
"Wah.. ini dia si pengecut baru datang" Ivan berseru sambil tersenyum miring.
Rizky menatap Ivan dengan datar, dia sedang berusaha menahan diri agar tidak membunuh makhluk di depannya yang mengaku manusia ini. Ah, dia benar-benar kesal sekarang.
"To the point aja lo mau apa dari gue? gue sedang emosi sekarang, jangan sampai lo yang jadi pelampiasan gue!" ancam Rizky.
"Aww, takuttt.." ejek Ivan lalu disusul tawa dari teman gengnya.
"Heh! sodaranya anjing, lo kalo gak penting mending pergi deh. Sumpah, lo ganggu tidur gue tau gak?!" Davi bersuara. Anak itu selalu saja bisa mengacaukan keadaan. Yang semula tegang, menjadi rileks. Dan yang semula biasa-biasa saja menjadi emosi, seperti Ivan sekarang.
"Gue gak ada urusan sama lo, urusan gue sama bos lo ini" ucap Ivan sambil menunjuk Rizky dengan jarinya.
Rizky merasa diremehkan oleh Ivan, dia menghampiri cowok itu lalu memberikannya pukulan tepat di pipinya.
"Sini lo, lawan gue sekarang!" kata Rizky penuh emosi.
Ivan mengepalkan kedua tangannya, dengan gerakan kilat dia langsung membalas pukulan Rizky. Mereka saling memukul, tak jarang juga Rizky menendang perut Ivan, sampai cowok itu tersungkur ke tanah.
Tak hanya mereka berdua, anak-anak yang lain juga ikut menyerang, terjadilah tawuran disana.
"WOY!! BUBAR SETAN!!!" teriak seorang cowok yang melewati base camp Rizky. Mereka yang masih saling menyerang pun akhirnya berhenti, lalu menatap tajam orang itu."Reza?" gumam Rizky sedikit terkejut dengan kedatangan kakaknya tersebut.
"lo ngapain disini bego!" bentak Rizky kesal.
"gue gak sengaja lewat dan lihat kalian lagi tawuran," ucap Reza. Ah, tidak seperti itu, sebenarnya Reza memang sengaja ke sana untuk melihay adiknya.
Rizky mengusap wajahnya kasar, "balik lo!"
"Gue bakal balik kalo lo ikut gue" ucap Reza.
"Gue gak bakal balik, lo ngerti gak sih!" tekan Rizky, dia benar-benat emosi sekarang.
"WOY!! MASALAH KELUARGA JANGAN DIBAWA-BAWA DONG!" teriak Ivan.
"BACOT!!" Balas Rizky langsung menyerang cowok itu lagi. Bahkan sekarang Reza ikut andil dalam pertengkaran itu.
Rizky menendang perut Ivan sampai cowok itu memuntahkan darah dari mulutnya. Rizky terkejut ketika tak sengaja melihat anak buah Ivan yang akan memukul Reza menggunakan kayu dari belakang.
Dengan cepat, dia langsung berlari dan melindungi kakaknya, alhasil dialah yang terkena pukulan di punggungnya.
"Argh"
Reza langsung berbalik, "Rizky!" teriaknya.
***
To be continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy [Revisi]
Teen FictionSeorang cowok yang awalnya gue benci banget. Badboy yang bikin gue darah tinggi setiap hari. Yang akhirnya membuat gue jatuh cinta sama badboy itu. Tapi gak sampe disitu aja, cinta gue selalu diuji sama Tuhan dengan berbagai cobaan.