Double up!
Hari ini hari minggu, rencananya Naura akan rebahan sepanjang hari. Namun semuanya gagal total, karena ada yang memencet bel rumah nya.
Naura bangkit, dengan terpaksa dia melangkah menuju pintu utama lalu membukakan pintu nya.
"Siapa-" Naura langsung melotot ketika melihat Rizky di depan nya dengan banyak luka lebam di wajah nya.
"Rizky!!" pekik nya terkejut.
"sst.. jangan teriak-teriak" ucap Rizky pelan, menahan perih diujung bibir nya yang robek.
"Lo kenapa? siapa yang bikin lo kaya gini?" tanya Naura panik.
"Gue gak papa, gak pengen nawarin gue masuk gitu? pegel nih kaki gue" ucap Rizky.
"i-iya ayo masuk" Mereka berdua masuk ke dalam rumah, duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
"Duduk di sini dulu, gue ambilin obat" ucap Naura, Rizky hanya mengangguk.
Tak lama kemudian, Naura kembali membawa kotak p3k dan juga segelas minuman untuk Rizky.
Dia segera mengobati luka yang ada di wajah Rizky.
"Lo berantem?" tanya Naura.
Rizky tersenyum kecil.
"Berantem sama siapa sampe luka parah kaya gini?" tanya nya.
"Gak parah Ra," ucap Rizky.
"Gak parah gimana?! ini muka lo udah gak berbentuk Rizky!!" bentak Naura.
Rizky menghela nafas, "udah biasa kaya gini"
"Kenapa harus berantem sih? kalo terjadi apa-apa sama lo gimana?" tanya Naura kesal.
Bukan nya menjawab pertanyaan Naura, cowok itu malah tersenyum. "Makasih udah perhatian" ucap nya.
"Jangan luka lagi ya," Rizky mengangguk.
"jangan berantem juga" Rizky kembali mengangguk, entah benar-benar mengiyakan atau hanya sekedar ingin membuat Naura senang.
"Sakit gak?" tanya Naura
"Enggak, cuma perih dikit" jawab Rizky.
Tiba-tiba saja Naura menunduk, matanya mulai memanas. Entah kenapa dia ingin menangis saat ini.
"Kenapa?" tanya Rizky yang melihat Naura menunduk di hadapannya.
"hiks.."
Rizky terkejut ketika mengetahui Naura menangis. Kenapa dengan nya? kenapa dia tiba-tiba menangis seperti ini?
"Ra.."
"Jangan luka Ky.." lirih Naura mengulangi kata-katanya beberapa menit lalu.
"Iya, gue janji gak akan luka lagi. Jangan nangis dong," jawab Rizky mencoba menenangkan.
"hiks, gue serius. Gue gak mau liat lo luka, gue gak mau liat lo kenapa-napa Ky, gue sayang sama lo." ucap Naura membuat Rizky membeku di tempat nya.
"A-apa?"
"gue sayang sama lo Rizky, gue sayang banget sama lo.."
Perlahan Rizky mengukir senyum di bibir nya, dia mengusap air mata Naura dengan lembut.
"Gue juga sayang sama lo, bahkan lebih dari apapun" balas nya, kemudian mencium kening Naura dengan singkat.
Cup
Perbuatannya itu sontak membuat tubuh Naura menegang, dia menatap Rizky dengan mata nya yang masih memerah.
Dia dapat melihat Rizky tersenyum manis kepadanya. Dengan gerakan cepat, Naura langsung memeluk cowok di depan nya itu dengan erat. Lalu kembali menangis di dalam dekapannya.
***
Setelah kejadian beberapa menit yang lalu, Rizky langsung berpamit untuk pulang. Niat nya ke rumah Naura hanya ingin melihat gadis itu, tapi dia malah membuat nya menangis seperti tadi.
Sebenarnya Rizky babak belur karena di keroyok tadi sebelum dia sampai di rumah Naura.
Tiba-tiba ada segerombolan orang yang menghampiri nya lalu langsung menghajar nya. Sebenarnya dia jago beladiri, tapi kalau satu lawan tujuh orang tentu saja dia kalah.
Itupun tadi Rizky memilih kabur daripada mati di tangan mereka.
Rizky tidak tau siapa yang menghajar nya dan apa motif mereka. Tapi dia yakin mereka pasti suruhan Ivan, musuh bebuyutannya sejak dulu.
Rizky menghentikan motor nya di depan markas, membuat anak-anak yang tadinya sedang bermain langsung mengalihkan pandangan mereka menatap Rizky yang baru sampai.
Mereka pun tak kalah terkejut melihat wajah Rizky yang babak belur.
"Ky? lo kenapa?" tanya Rey.
"Di keroyok tadi" jawab Rizky seraya duduk di kursi yang ada di teras.
"Apa?! siapa yang ngeroyok?!" pekik Davi.
"Gak tau, tapi kayanya anak buah nya si Ivan,"
"Berani banget tu orang main keroyokan! bales gak ni?" tanya Davi.
"Bales lah, ya kali diem aja!" sahut Aldo.
"gimana Ky?" tanya Rey.
"Hm.. ngikut aja gua"
"Oke, susun rencana!"
***
"Papa!" panggil seorang gadis seraya berjalan ke arah papa nya.
"Rara? ada apa sayang?" tanya papa nya.
Naura, gadis itu duduk di sebelah papa nya.
"Pa, Rara mau ngomongin soal perjodohan Rara sama Reza" ucap Naura tanpa basa-basi.
"tidak bisa, keputusan papa sudah bulat."
"Pa! Rara gak mau, Rara udah punya cowok!" Entah keberanian dari mana Naura mengucapkan kalimat itu.
Cowok? siapa? Rizky?
Bahkan mereka sama sekali tidak ada hubungan, bagaimana bisa Naura menyebut nya sebagai cowok nya.
"Kamu punya pacar?" tanya Papa nya kaget.
"I-iya, Rara punya pacar"
"Memang sebaik apa dia sampai kamu lebih memilih dia daripada Reza?" tanya Papa nya.
"Dia baik, baik banget sama Rara. Dia sayang sama Rara, dia rela luka demi Rara, dia rela ngelakuin apapun untuk Rara. Bahkan dia mengalah demi Rara, karena Rara udah dijodohin," ucap Naura.
"seharusnya dia tidak mengalah" ucap Papanya membuat kening Naura berkerut.
"Maksudnya?"
"Kalo diabm cinta sama kamu, seharusnya dia berjuang untuk dapatin kamu, seharusnya dia gak ngalah meskipun tau kamu bakal dijodohin," jelas papanya.
"maksud nya papa setuju kalo Rara milih pacar Rara?" tanya Naura.
"belum tentu, papa kan belum tau seperti apa dia"
"dia tadi kesini Pa," ucap Naura.
"Kapan? kok papa gak tau?" tanya Papa nya.
"Papa lagi mandi, dia cuma mampir sebentar terus pulang"
"besok suruh kesini lagi, temuin papa" Naura tersenyum lebar.
"Siap!"
***
Gimana nih part ini? silahkan komen..
Jangan lupa vote guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy [Revisi]
Teen FictionSeorang cowok yang awalnya gue benci banget. Badboy yang bikin gue darah tinggi setiap hari. Yang akhirnya membuat gue jatuh cinta sama badboy itu. Tapi gak sampe disitu aja, cinta gue selalu diuji sama Tuhan dengan berbagai cobaan.