PROLOG

4.4K 181 19
                                    

Author P.O.V

"Ka Leah bangun dong ka. Kan nanti kaka kuliah. Masa iya kaka ga bangun?" Kata seorang anak berumur 15 Tahun.

"Aduhh Lia. Kaka masih ngantuk. Udah kamu pergi gih. Sama tolong ambilin kaka air putih ya." Kata Seorang gadis berumur 20 tahun.

"Leah. Kamu mau bangun dan uang jajan plus kuota tetep mengalir atau ga bangun tapi kedua nya lenyap?" Tanya seorang wanita yang masih berumur 37 tahun.

Leah? Siapa itu? Ya! Dialah Aleah Putri Cakradingrat. Seorang selebgram yang terkenal karena rambut panjangnya.

Lalu siapa kah wanita 37 tahun? Dialah Airsya Adriana. Seorang wanita yang merupakan seorang ibu persit.

"Mom, ini kan rumah kita dekat sama kampus. Kenapa masih harus bangun pagi sih?" Kata Aleah setelah bangun.

"Hush jangan gitu. Kamu harus sholat shubuh." Kata Airsya. Ibu dari 4 anak itu memang semakin tegas dengan semua anaknya. Namun ia juga tahu batasan ketegasan kepada seorang anak.

Aleah mengangguk dan segera mengambil wudhu. Sedangkan Airsya memilih keluar kamar dan menyiapkan semua peralatan sholat milik keluarga nya.

Ini memang kebiasaan mereka yang rutin. Semua anggota keluarga akan melaksanakan sholat di ruang tamu. Biasanya jika Adrian tidak ada, maka Pierre yang di tunjuk karna dia merupakan anak laki-laki tertua dan sudah Baligh.

Namun kali ini, sang kepala rumah tangga ada makanya Pierre memilih berdiri si sebelah Aprilio.

Aleah P.O.V

Setelah melaksanakan Sholat, aku langsung merapihkan buku-buku ku.

Sebenarnya aku bingung bagaimana bisa muka ku mirip dengan kedua orang tua asuh ku. Apa mereka Oplas? Eh astaghfirullah ga boleh gitu ah tar dosa😅

"Leah? Mau makan apa?" Tanya dad. Ya! Daddy ku seorang TNI AD dan karena itu aku terbiasa hidup dengan sifat tegas.

"Leah lagi mau indomie aja Dad. Lagi mau yang rasa ayam bawang sama pakai telur setengah matang ya, dad." Pinta ku yang mendapat anggukan kepala Dad.

"Eh! Ga boleh. Kamu ini ga boleh kebanyakan makan Mie! Nanti kamu usus buntu." Kata Mom yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu.

"Biarin lah de, kan dia lagi mau. Lagi pula ga setiap hari kan dia makan Mie." Kata Dad membela.

"Mas ga tau sih kalo dia kemarin makan mie. Kemarin malam jam 10. Makan nya pakai mangkok warna biru dan minumnya pakai Coca Cola." Kata mom tegas. Dad melirik ku dan ku jawab anggukan.

"Hadeuhh Leah. Kamu jangan makan mie ya sayang. Coba ganti yang lain. Mie Ayam gitu." Saran Dad yang membuat ku membinarkan mata.

"Nah kalo Mie ayam, mom setuju. Emang lagi mau juga hehehehe." Kata Mom seraya tersenyum.

Aku memilih mandi dan bersiap untuk berangkat ke kampus. Kami para anak dari Dad memang selalu berangkat sekolah dan kampus barengan.

Biasanya yang di antar lebih dulu si Aprilia dan Aprilio lalu Pierre karena dia udah kuliah semester 4. Sedangkan aku paling akhir karna aku sudah kuliah dan bisa di bilang paling santai.

Okay back to topik!

Setelah mandi, aku memilih pakaian dan pilihan ku jatuh pada kaos hitam, jeans Hitam dan Cardigan berwarna Cream.

Dan juga aku rasa dengan menggerai rambut ku mungkin tidak masalah. Paling tidak nanti aku mengikatnya atau menjepitnya di mobil.

Setelah aku siap, aku langsung ke ruang makan dan mulai makan dengan khidmat.

"Leah, dad kayaknya kemarin ketemu sama temen SMA kamu dulu deh. Siapa itu nama nya yah yang orang nya tinggi, hitam manis kalo kata mom mah, sama itu lho, mata nya kayaknya Tajam." Kata Dad yang membuat ku menoleh.

"Siapa dad?" Tanya ku bingung. "Entahlah dad lupa namanya pokoknya tiba-tiba  dia salaman dan bilang kalau dia temen SMA kamu. Sekarang dia jadi polisi." Kata Dad.

"Coba deh aku tanya ke temen satu angkatan dulu." Kata ku.

Aku melihat daftar pendidikan teman satu angkatan ku dan menemukan beberapa nama termasuknya seseorang yang ku benci.

"Hmm Dad? Nama nya Haras Nasution?" Tanya ku. "Bukan.. dia orang jawa." Kata Dad.
"Hmmm Panji Aksara?" Tanya ku. Kemungkinan antara 2 orang. Si DIA atau Si Panji ini.
"Bukan. Satu lagi. Ehmmm oh iya si Widi. Inget ga?" Tanya Dad yang membuat ku membeku.

"Oh." Kata ku. "Oh iya dia kemarin nanya lho kamu kuliah dimana." Kata Dad. "Terus dad jawab apa?" Tanya ku. "Dad jawab aja kalo kamu kuliah di UI." Kata Dad enteng. Hadeuhhhh ingin ku berkata kasar.

"Leah? Nanti kamu jangan lupa buat ngajar di SMA Airlangga lho. Kan jadwal nya jam 9 kamu udah harus ngajar." Kata Mom yang ku angguki kepala. Hadeuhh beginilah rutinitas ku.

Aku harus kuliah dari jam 8 sampai jam 9 dan aku harus mengajar di SMA Airlangga dari jam 9 sampai jam 3 setelahnya aku meneruskan kuliah ku lewat media Online.

Cape? Banget! Tapi aku tetep harus belajar. Sesuai dengan perkataan mom bahwa menuntut Ilmu adalah Ibadah.

"Iya mom." Kata ku seraya makan Mie.

Setelah selesai, kami mulai bersiap.

Dan kami memulai kebiasaan kami, mengantri mengambil uang saku. Biasanya yang pertama kali di kasih itu Mom. Karna Mom kan yang paling butuh untuk masak, dan keperluan rumah.

"Dek? Mana laporan nya? Biar mas itungin pengeluaran kita." Kata Dad. Mom mengambil kertas dan langsung memberikannya pada Dad.

"Ambil di Bank ya De. Nih cheak nya." Kata Das memberikan Cheak.

"Banyak banget mas. Pengeluaran kita kan cuman 38 juta mas. Ngapain sampai 50  juta?" Tanya ku bingung. "Gapapa sisanya buat belanja rumah. Kan kamu harus ke salon ya kan? Inget lho kamu persit. Mas ga nuntut kamu cantik tapi paling tidak kamu terawat.
Lagi pula, kalau kamu ke salon juga Mas nya suka kok dan mas ga keberatan. Udah gapapa kamu pakai aja uang nya atau kamu tabung." Kata Dad mengelus rambut Mom. Ashiappp ini udah rutin. Hadeuhh.

"Mom? Bisa buruan ga? Ini Lia udah buru-buru." Kata Lia melihat ke jam tangannya.

"Nih anak ga bisa liat ortu nya mesra ya. Hadeuhhh." Kata Mom menepuk jidat.

Dan berakhir dengan kami yang di beri uang saku oleh Dad. Ketika saat nya aku, aku langsung melihat isi dompet nya.

"Weiitttsss anak sultan mah bebas ye Dad. Hari ini kan Leah ke dua tempat dan pas berangkat ngajar ga Dad antar. Boleh lah yang merah nya menunjukan pesona nya." Kata ku asal. Dad mengelus rambut ku. Ya! Dia sangat sayang pada ku. Sama seperti Mom.

"Kamu ga usah begitu. Dad juga ngerti kok. Nih cukup kan?" Tanya Dad yang ku jawab cukup ketika ia menyerahkan 2 lembar seratus ribuan dan 1 lembar lima puluh ribuan.

"Yaudah ayo berangkat." Kata Dad yang ku jawab anggukan. Mom mencium tangan dad. Dan dad membalas mencium kening mom.

"Mas berangkat dulu ya. Jangan lupa sama acara persit hari ini. Love you sayang." Kata Dad.

Pasti deh setiap hari aku memang di suguhi pemandangan yang kapau kata anak alay sekarang mah bikin baper tapi bagi aku? No! Biasa aja.

oOo

Finally selesai juga bagian prolog. Semoga kalian suka ya. Oh iya btw kalian kasih dong saran ke aku.

Maaf lama up nya karna aku lagi sibukkkkkkk bangetttttt

Anjeli Puja
07/10/2019
13.38 Siang

Takdir Cinta (Sequel Sang Letnan) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang