Part 25||Melahirkan Pt 1☺️

912 76 9
                                    

Aleah P.O.V

"Keluarga Pa Adrian??" Aku mendengar suara panggilan dari perawat. Aku langsung berdiri dan mendatangi suster itu. "Ini ada surat untuk mengurus kepulangan Pa Adrian ya bu. Silakan urus administrasinya dahulu. Pa Adrian sudah sembuh kok." Kata suster itu yang membuat ku tersenyum.

SKIP 1 BULAN KEMUDIAN

"Leah? Kamu udah persiapin kan untuk nanti kamu bersalin?" Tanya dad. "Udah dad. Tinggal hari H, dad." Kata ku seraya tersenyum.

Sejak dad keluar dari rumah sakit dan di nyatakan sembuh, dad memilih keluar dari pekerjaan dad. Karena kan apa lagi yang bisa di lakuin dad. Dad udah pernah kena serangan jantung dan pasti itu bahaya untuk dad. Jadi dad memutuskan untuk keluar aja. Dad bahkan sempet nangis di depan kami. Tapi mom langsung meluk dad dan bilang kalau semuanya akan baik-baik aja.

Sekarang, dad lebih sibuk ngurus perusahaan keluarga nya yang sudah pindah pusatnya di Depok. Sekarang, mom juga sudah memilih resign dari pekerjaannya dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Well, aku rasa itu ga ngaruh kok sama kehidupan kami.

Keluarga kami semakin bahagia, apa lagi sejak dad di nyatakan sembuh. Rasanya tuh udah kayak seneng banget. Dad bahkan berubah jadi kakek yang siaga. Dia akan ngejaga aku kalau aku ada di rumah. Padahal ya, aku bisa lho ngapa-ngapain sendiri tapi dad ga ngebolehin. Katanya, ibu hamil ga boleh kecapean. Hehehehe.

Seperti saat ini, dad sedang mengobrol dengan ku. Dad bahkan bercerita ketika dulu dad ngerawat aku sama mom. Sampai ada satu bagian yang bikin aku ketawa karna saat itu, mom and dad debat mengenai siapa yang lebih dulu aku panggil. Mom or dad? Dan pada akhirnya yang pertama kali aku sebut adalah dad. Hehehehe emang dari dulu kata dad, aku tuh udah deket sama dia makanya suka main sama dia.

"Kamu tau ga Leah? Dulu tuh yah setiap dad ngobrol sama kamu, mom tuh selalu tepuk jidat. Katanya Bayi kok di ajak ngomong." Kata dad yang membuat ku tersenyum.

Saat aku sedang tertawa, aku merasakan perut ku yang sakit. Rasa nya tuh kayak ada yang mau keluar dari perut.

"Dad!! Perut Leah, dad!!" Kata ku seraya teriak. "Leah! Tunggu!! Dad panasin mobil dulu. PIERRE!! DE!! KESINI DE!!" Teriak dad yang terlihat panik. "Ya allah, ka Leah kenapa dad?" Tanya Pierre. "Kayaknya mau melahirkan. Ayo! Kamu gendong kakak kamu ke mobil. Kita ke rumah sakit sekarang! Mom? Kamu ambil perlengkapan bersalin Leah. Nanti biar Pierre atau Mas yang ngehubungin Widi." Kata dad seraya berjalan keluar rumah. Pierre langsung menggendong ku. "Sabar ya kak." Kata Pierre seraya menggendongku ke arah mobil. Aku melihat mom langsung masuk ke mobil seraya membawa tas perlengkapan bersalin ku.

Lia dan Lio langsung duduk di bagian belakang sedangkan aku tiduran di paha mom di bagian tengah. Pierre dan dad di pengemudi.

"Lia,Lio,Pierre. Kalian hubungi keluarga. Lia? Kamu hubungi Om Rangga ya. Lio? Kamu hubungi Om Davin, dan Pierre? Kamu hubungi Ka Widi. Ayo!! Mom? Kamu hubungi Aul!" Kata dad. Aku yang udah ga fokus karna rasa mulas yang bikin aku ga bisa ngedenger apa yang mereka bicarain.

Saat sampai di rumah sakit

Aku langsung digendong Pierre ke UGD karna ini kan dadakan banget bahkan kami belum sempat membooking kamar rawat jadinya kami ke ruang UGD dulu.

"Pierre? Langsung urus administrasi. Mom, kamu duduk di dalam. Tenangin Leah. Lia dan Lio tunggu disini sampai Ka Widi dateng. Suruh dia langsung masuk ke UGD." Kata dad. Aku sudah tiduran di bangsal (tempat tidur rumah sakit).

"Dok? Sebenarnya apa anak saya sudah mau melahirkan?" Tanya mom. "Iya bu. Tapi ini baru di pembukaan kedua. Jadinya Bu Leah masih kaget mungkin karna rasa sakitnya." Kata dokter yang memeriksa ku.

Aku melihat mom and dad yang tampak gelisah. "Mom? Dad? Kenapa kalian kayak takut sih? Leah aja ga takut." Kata ku menenangkan mereka seraya mengelus perut ku dan meringis sesekali.

"Mau kamu tutupin gimana juga, mom tau rasa yang lagi kamu rasain sekarang. Mom tau kamu ga mau bikin mom sama dad panik." Kata mom seraya mengelus kepala ku. "De? Anak kita kan kuat. Di infus aja kuat apalagi melahirkan. Pasti dia bisa. Dia kan pernah mas ajarin latihan fisik. Pasti dia bisa. Ok?" Kata dad yang dijawab anggukan mom seraya tersenyum.

"Assalamualaikum." Aku mendengar suara suami ku. Aku melihat Widi yang masih memakai seragam polisi nya.

"Wa'allaikumsalam. Ya allah, mom kira siapa. Sini liat istri kamu. Dia masih di pembukaan kedua. Kamu bisa kok tenangin dia. Elus elus punggung nya. Tenangin dia ya." Kata mom yang dijawab anggukan suami ku.

"Sayang? Apa rasanya? Sakit ga?" Tanya suami ku seraya mengelus rambut ku. "Aku gapapa sayang. Cuman sakit biasa aja. Lagian masih pembukaan kedua." Kata ku seraya tersenyum. Suami ku langsung mengelus pinggang ku seraya tersenyum. "Kamu bisa sayang. Kamu kuat. Percaya deh sama aku." Kata nya yang membuat ku tersenyum.

"Permisi pa? Ibu Aleah akan kami pindahkan ke kamar rawat inap. Nanti kalau sudah pembukaan ke 8 kita bawa ke dokter untuk melakukan proses persalinan. Tadi Bu Leah menolak di operasi. Jadi akan ada persalinan normal." Kata suster yang membuat ku tersenyum.

"Babe? Nanti kamu mau kasih nama anak kita siapa?" Tanya istri ku seraya menggenggam tangan ku. "Ada deh. Nanti aja biar surprise." Kata ku seraya tersenyum dan mengelus pipi Leah. Kami menuju ke lantai 2 dan langsung masuk ke ruangan Lily. Leah mulai mengeratkan tangan nya dan terlihat kesakitan. Aku langsung menggenggam tangannya seraya mengelus punggungnya. "Kamu kuat babe. Kamu pasti bisa." Kata ku. "Sakit. Rasanya kayak mau meledak." Kata Leah seraya menangis. Aku langsung memeluknya berharap dia tenang. "It's okay. Ini prosesnya. Kamu pasti bisa ngelewatinnya. Dia udah ga sabar untuk ketemu sama kita." Kata ku menghibur. Aleah tersenyum sambil meringis karna rasa sakitnya.

****
Part ini udah selesai dari tanggal 24 Mei 2020. Maaf ya karna aku ga ada kuota jadi ga bisa di publish.

Minal Aidin Wal Fa Idzin semua😊 Maafin aku atas kesalahan aku selama menulis cerita di perkataan maupun di perbuatan.

Anjeli Puja Lestari
29 Mei 2020

By the way Happy Birthday untuk abang terlaknat gw Abil wkwkwkwk

Takdir Cinta (Sequel Sang Letnan) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang