Aleah P.O.V
"Sayang? Kamu dimana?" Aku mendengar suara suami ku. Aku menengok dan melihat dia baru pulang. "Kamu laper ga, by? Kalo laper aku masakin kamu dulu ya. Mumpung anak-anak udah tidur." Kata ku. "Eh ga usah sayang. Kasian kamu nya kecapean. Aku nanti pesen aja pakai grabfood. Aku ga mau kamu kecapean." Kata nya yang membuat ku tersenyum.
'I don't wanna live forever.. Cause i don't wanna leaving this way--'
Aku mendengar ponsel ku berbunyi. Dan saat aku lihat ternyata dari Pierre. "Yo, kenapa Pierre?" Tanya ku. "Ka, mom sama tante Aul kak." Katanya panik. "Kenapa woy? Jangan bikin panik dong!!!" Kata ku. "Mom sama tante Aul kecelakaan kak!" Kata Pierre. Rasanya seperti ada yang menghantam dada ku. Sakit! Aku langsung menangis ketika mendengar kabar ini. Aku langsung mematikan sambungan telfon dan langsung terduduk di lantai. Benarkah ini?
"Sayang kamu kenapa?" Tanya Widi panik seraya menangkup pipi ku. Aku masih terdiam menatap ponsel ku. "Sayang? Kamu kenapa??" Tanya Widi. Aku menatap mata nya dan tanpa sadar aku menangis di depannya. Dia langsung memeluk ku dan menenangkan ku. "Sttt tenang sayang. Coba bilang ke aku. Kenapa kamu nangis? Tadi telfon dari siapa?" Tanya Widi. "By, mom sama tante Aul kecelakaan." Kata ku seraya memeluk nya. Rasanya ada bayangan mom dan tante Aul di kepala ku. Ada ketika kami bersama. Dan semua itu berputar seperti kaset yang rusak. "Stttt, kamu ganti baju sekarang. Kita ke rumah sakit." Kata suami ku. Aku menganggukan kepala ku dan langsung mengganti baju.
Widi P.O.V
Sebenarnya ini adalah rencana ku. Hari ini Leah ulang tahun dan dia lupa sama hari penting nya. But it's okay ini lebih baik. Jadinya aku bisa ngerjain dia hehehhehehee.
Aku menggendong kedua anak ku yang sudah semakin besar ke dalam mobil yang sudah ku nyalakan AC nya. Aku masuk ke dalam mobil juga ke kursi pengendara dan menunggu Leah. Dia sangat cantik hari ini eh ralat bagi ku setiap hari pun dia sangat cantik.
Aku langsung mengendarai mobil ku tapi sepertinya Leah ga sadar kalo ini bukan menuju ke rumah sakit melainkan ke tempat pas dulu aku ngelamar dia. Wall Climbing di Bandung. "By? Emang lewat sini bisa ya ke rumah sakit? Ini bukan jalur yang biasa kita lewatin lho." Kata nya. Aku hanya tersenyum. "Tenang aja sayang. Di jalur yang biasa kita lewatin tuh masih ramai. Pasti macet." Kata ku.
"Mama, oma kenapa?" Tanya Faza. Aku meliriknya lewat spion dan tersenyum. "Oma kecelakaan sayang. Nanti kalian cium oma ya." Kata Leah seraya tersenyum menatap kedua anak ku. "Ma, Yada mau bobo ya." Kata Yada yang dijawab anggukan Leah. Aku selalu tersenyum melihat interaksi mereka. Sangat menggemaskan. "Sayang? Kok kita ga nyampe sih?" Tanya Leah. "Sabar dong. Kan ini kita lewat jalan tikus jadinya lebih muter gitu deh." Kata ku. "Ok deh." Katanya. Aku melihat Leah tersenyum dan tanpa sadar, dia mulai terlelap. Kayaknya dia kecapean gitu.
Aleah P.O.V
Aku terbangun ketika merasakan gerah menerpa tubuh ku. Kenapa gerah ya? Aku membuka mata dan melihat mobil sudah kosong. But wait! Ini bukan di rumah sakit. Ini di wall climbing. Tempat Widi ngelamar aku dulu.
"Sore sayang!!" Sapa Widi seraya menatap ku. Aku tersenyum dan menatap dia juga. "Kita kenapa disini?" Tanya ku. "Ada sesuatu yang mau aku tunjukin ke kamu. Tapi kamu harus tutup mata. Ini rahasia lho." Kata nya seraya menutup mata ku dengan kain batik. Aku tersenyum saat merasakan telunjuk nya memencet pipi ku. "Lebar amat neng senyum nya." Kata nya menggoda ku. Aku langsung di tuntun turun dari mobil dan berjalan tanpa aku tahu kemana arah nya. "Okay, open your eyes!" Kata nya. Aku langsung membuka penutup mata ku dan melihat suami ku yang sedang memegang sebuket bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta (Sequel Sang Letnan) (Completed)
RomanceAku menunggu mu selama bertahun-tahun dengan harapan diri mu bias memaafkan ku. Maafkanlah diri ku dan kembalilah cintai ku. Aku menunggu mu disini, di dalam relung hati ini. ~Uno Priyo Widiatmojoyo~ Sebelum kamu mencintai u, kamu seharusnya bisa me...