3 tahun kemudian..
Aleah P.O.V
Kehidupan ku sekarang sangatlah menyenangkan. Aku sekarang sudah lulus S2 dan aku masih menjadi guru di sekolah yang ku ajar sejak 3 tahun lalu. Kedua anak ku sudah berumur 2 tahun dan mereka sudah bisa berjalan walau masih harus di perhatiin karna belum seimbang. Gigi mereka udah tumbuh dan mereka udah bisa manggil aku 'Mama' dan manggil Widi dengan sebutan 'Yayah'.
Namun setahun yang lalu, aku kehilangan seseorang yang ku sayang. Ya! Dad sudah tidak ada sekarang. Mom bahkan sangat terpukul atas kepergian dad dan baru bisa kembali seperti awal saat anak ku sudah berusia 2 tahun. Mom memutuskan untuk menjadi Notaris seperti semula saat dad masih ada.
Aku sekarang ini menatap foto pernikahan ku dan berhenti saat aku melihat muka dad. Tanpa sadar, aku menangis mengingat momen ini ketika dad memberikan sepatah dua kata saat pertunangan dan pernikahan ku.
Aku merasakan elusan di pipi ku. Ternyata dari kedua anak ku. "Mamamamamama." Yada seperti sedang berbicara pada ku. Sedangkan Faza mendekati ku dan duduk di pangkuan ku. "Sayang? Kamu dimana?" Aku mendengar suara Widi dari luar. "Tuh, ayah udah pulang. Ajak kesini gih!" Kata ku yang membuat kedua anak ku tersenyum.
Kedua anak ku berjalan ke ruang tamu sedangkan aku menghapus air mata ku dan berusaha sebisa mungkin agar keliatan ga abis nangis.
Aku menghampiri suami ku yang masih memakai seragam. "Sayang? Kamu mau minum apa? Es teh manis? Atau air putih?" Tanya ku. "Cukup kamu disini sama aku, aku ga butuh air." Kata Widi yang ku jawab anggukan. Aku duduk di sebelah nya dan bersandar di pundak nya. Widi mengelus pipi ku dan tersenyum. "Kamu tau kan aku ga suka ngeliat kamu nangis. Aku tau kamu nangis karna kehilangan dad. Sayang, aku disini untuk kamu. Aku suami kamu dan aku udah janji ke dad untuk ga akan ngebiarin kamu nangis. Dad udah bahagia disana. Kamu harus terima itu. Sekarang kamu disini harus bisa membanggakan dad." Kata Widi seraya mengelus rambut ku. Aku tersenyum dan mengelus tangannya. "I'm okay babe. But kamu tau kan kalau ngelepasin orang yang udah bertahun-tahun sama kita itu sulit." Kata ku yang dijawab anggukan. "It's okay kalau kamu mau nangis tapi jangan keterusan ya sayang. Kamu nangis itu sama aja aku nyilet tangan aku sendiri." Kata Widi yang ku jawab anggukan."By the way, kamu udah di chat sama Pierre belum?" Tanya Widi yang ku jawab gelengan. "Kenapa emang?" Tanya ku. "Jadi kemarin sih katanya dia mau ngelamar Valen. Kan Valen udah lulus. Dia juga udah kerja." Kata Widi yang membuat ku tersenyum. "Jadi dia mau ngelamar? Aku telfon dulu ya biar dia kesini ngejelasin rencana nya ke aku." Kata ku yang dijawab anggukan nya.
Aku langsung menelfon Pierre dan menunggu beberapa detik untuk dia mengangkat telfon ku. "Hallo, kenapa kak?" Tanya Pierre. "Ke rumah kakak dong. Kakak mau ngebahas lamaran kamu." Kata ku. "20 menit kak." Kata Pierre. "30 Menit. Sekalian beliin kakak jus sama susu buat ponakan kamu ya. Mereka gara-gara kamu kasih cobain susu kotak jadi ga mau minum susu bayi." Kata ku. "Yaudah deh kak ok. Tunggu ya!" Kata Pierre. "Ok." Kata ku lalu mematikan sambungan telfon.
"Sayang, kamu harusnya jangan begitu ke Pierre. Dia kan niat nya baik biar anak kita ga selalu minum susu bayi." Kata Widi. "Enggak kok. Aku ga marah sama dia. Lagian ini biar dia sekalian beliin susu buat aku hehehehe." Kata ku seraya tertawa. "Kamu ini jail juga deh ke adik kamu." Kata Widi seraya tertawa dan mengelus rambut ku. "Mama!" Panggil Faza. "Apa sayang?" Tanya ku. "Yayah!" Panggil Yada. "Apa jagoan?" Tanya Widi. Lalu Faza dan Yada meminta kami menggendong mereka. "Ululu kalian udah mulai berat nih sekarang." Kata Widi. "Iya dong Babe. Mereka kan makan nya udah bukan bubur tapi mulai makan nasi kan dari satu tahun." Kata ku yang dijawab anggukan Widi.
Saat aku dan Widi sedang bermain bersama kedua anak kami, terdengar suara gerbang terbuka. "Adik kamu udah dateng. Aku kesana ya. Kamu disini aja nanti biar aku ajak dia kesini." Kata Widi yang ku jawab anggukan. Widi langsung berjalan ke arah teras sedangkan aku menggendong Yada dan Faza. Mereka terlihat tertawa melihat mereka yang ku gendong bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta (Sequel Sang Letnan) (Completed)
RomanceAku menunggu mu selama bertahun-tahun dengan harapan diri mu bias memaafkan ku. Maafkanlah diri ku dan kembalilah cintai ku. Aku menunggu mu disini, di dalam relung hati ini. ~Uno Priyo Widiatmojoyo~ Sebelum kamu mencintai u, kamu seharusnya bisa me...