Part 27||Baby Twins💞

923 60 0
                                    

Widi P.O.V

Aku sedang menatap kedua putra ku yang baru saja lahir setengah jam yang lalu. Aku tersenyum melihat nya. Aku takjub. Mereka sangat lucu!!

"Pa? Silakan bayi nya di adzan kan terlebih dahulu." Kata suster. Aku mulai deg-deg an. Biar bagaimana pun, aku kan nervous. "Yang ini yang anak pertama pa. Mereka kembar ga identik jadi pasti bisa di bedain kok." Kata suster seraya menyerahkan seorang bayi. Aku tersenyum dan secara perlahan menggendongnya sesuai yang di beritahu suster. Muka anak ku ini sama seperti muka Leah. Mungkin yang mirip aku hanya hidung dan alisnya aja.

Aku mulai mengadzani nya. Dan saat sudah selesai, aku melihat bayi ku membuka mata nya. Aku langsung tersenyum. "Kamu anak pertama di keluarga kami sayang. Kamu ayah namain Raden Janitra Fazaira Atmojoyo. Ayah harap kamu bisa seperti Raja yang memiliki derajat yang tinggi." Kata ku seraya mengecup kening bayi ku. Tanpa sadar, aku meneteskan air mata. Ini adalah air mata bahagia. Aku bahagia sekarang aku memiliki dua orang anak dan seorang istri yang sebaik Aleah.

"Pa? Kalau sudah, akan saya bawa ke Bu Leah untuk di berikan Asi. Bapak bisa mengadzani anak kedua bapak." Kata suster yang ku jawab anggukan. Suster itu langsung menggendong Faza. Aku memperhatikan anak kedua ku. Dia mirip kayak aku saat masih bayi! Yang beda hanya hidung dan alis nya yang kayak Leah. Aku mengadzani anak kedua ku dan tersenyum saat anak kedua ku membuka mata nya. "Kamu anak kedua di keluarga kami sayang. Kamu ayah namain Yada Wasista Ugraha Atmojoyo. Ayah harap kamu bisa menjadi pejuang yang selalu di hormati dimana pun dan kapan pun karna kebijaksanaan kamu." Kata ku seraya mengecup keningnya. "Sudah pa?" Tanya suster yang ku jawab anggukan. "Baik, anak kedua bapak akan di berikan ASI dulu." Kata suster seraya menggendong Yada. Aku tersenyum dan memilih mengikuti langkah suster itu.

Skip

Aleah P.O.V

"Leah? Kamu udah makan?" Aku mendengar suara mom yang masuk ke kamar ku. "Udah mom. Dad mana?" Tanya ku. "Tuh lagi di depan sama Widi. Kayaknya mereka berbagi pengalaman saat nemenin istri melahirkan. Hahahahaha!" Tawa mom yang membuat ku tersenyum. "Mom, maafin Leah ya udah selalu nyusahin mom. Maafin Leah juga udah bikin mom kecewa bahkan marah. Leah tau sekarang rasanya melahirkan gimana. Walau memang Leah bukan dari rahim mom tapi tetep aja mom adalah sesuatu yang terpenting bagi Leah." Kata ku seraya menatap mom. Ia langsung menghampiri ku dan memeluk ku. "Sstttttt! Kamu udah tau rasanya sakit pas melahirkan. Tapi kamu harus tau, senakal apapun anak, pasti seorang ibu akan selalu menyayangi mereka. Dan kamu, walau kamu bukan anak mom tapi kamu tuh segala nya untuk mom." Kata mom seraya memeluk ku.

"Wah! Liat tuh, Wid!" Aku mendengar suara dad. Aku langsung melirik pintu dan melihat dad dan Widi yang sedang memandangi aku dan mom. "Dad, sini! Leah mau meluk." Kata ku merentangkan tangan ku. "Iya deh dad peluk." Kata dad seraya menghampiri ku dan memeluk ku. "Dad, maafin Leah ya. Leah tau sekarang perjuangan mom and dad saat ngerawat Leah. Aku juga tau rasa nya jadi mom yang kesakitan saat melahirkan. Dan Widi kayaknya ngerasain jadi dad yang di jambak sama mom." Kata ku seraya mengeluarkan cengiran ku. "Iya. Pesan dari dad sekarang, kamu fokus sama keluarga ya. Kamu udah jadi ibu lho sekarang. Dan satu lagi, mom kamu lebih bar-bar saat melahirkan." Kata dad yang membuat ku terkekeh melihat raut muka mom yang mendengus. "Ohoho mas bilang ade bar-bar? Fiks! Tidur di teras!" Kata mom seraya duduk di sofa. "Nah loh dad. Mom marah." Ledek Widi. "Widi, kamu jangan begitu ya sama dad. Nanti dad bilang nih ke Leah kalo kamu pas tadi di cafe ngeliatin cewe." Kata dad yang membuat ku membulatkan mata ku. "Dad!!" Pekik Widi. "Yah kan keceplosan deh! Maaf ya." Kata dad seraya cengengesan.

"Oalah jadi ada yang abis ngelirik cewek lain toh. Babe, nanti malem kamu tidur di tikar. Dan wajib gendong Faza dan Yada kalau mereka kebangun." Kata ku seraya menatap mom yang tertawa. "Selamat bersenang-senang ya." Kata dad seraya menepuk pundak suami ku dan tertawa. "Yuhuuuu manakah keponakan Pierre yang tampan nya kayak om nya?" Tanya Pierre yang pakai jas mahasiswa kedokteran. "Lha? Tadi bukan nya kamu masih pakai kaos? Kok udah pakai jas? Mau berangkat? Kan ini udah mau Magrib." Kata dad. "Iya dad. Pierre harus ketemu sama dosen dulu. Nah dosen itu jadwal nya baru bisa sekarang. Makanya ini mau berangkat." Kata Pierre yang kami jawab anggukan. "Yaudah, hati-hati. Tuh keponakan kamu disana. Kamu cuci tangan dulu." Kata mom. "Ok mom." Kata Pierre seraya berjalan ke ruang bayi yang ada di pojok kamar ku.

Takdir Cinta (Sequel Sang Letnan) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang