Aleah P.O.V
Tok tok tok
"Kak? Ada kak Widi tuh di depan." Kata seseorang yang membuat ku mengerjapkan mata. Widi? Ngapain?
Aku mengucek mata ku dan menguncir rambut ku.
Aku membuka pintu dan melihat Pierre yang sudah stay di depan pintu.
"Pacar nya nyariin tuh." Kata Pierre. Aku berjalan dan melihat Widi yang bersenda gurau dengan mom and Dad.
"Ekhem" Dehem ku. Mereka menengok dan Widi langsung berdiri.
"Sayang? Kamu marah yah? Maafin aku dong." Kata Widi memelas. Aku memilih menatap mom yang menatap ku.
"Kita ga kenapa-napa mom. Cuman masalah kecil kok." Kata ku tersenyum.
Aku menarik tangan Widi ke teras dan kami bertatapan.
"Aku ga marah. Tapi kesel doang. Karna kamu nyuekin aku. Lain kali aku ga mau di giniin." Kata ku tersenyum.
Widi langsung memeluk ku dan aku tersenyum di pelukannya.
"Maafin aku ya?" Kata Widi. Aku menganggukan kepala ku.
"How about lunch or dinner together?" Tanya Widi. "Aku nanti mau ngajar. Jam 9an." Kata ku tersenyum. "Aku anterin aja. Gimana?" Tanya Widi. "Ok deh pa komandan." Kata ku hormat seraya tertawa.
Aku mengajak Widi masuk ke rumah dan aku langsung mandi.
SKIP 10 MENIT KEMUDIAN
Aku keluar dari kamar mandi mengenakan handuk loreng pemberian Dad.
Aku mengunci kamar ku dan langsung memilik baju yang akan ku pakai.
Pilihan ku jatuh pada kemeja hijau dan celana bahan hitam.
Aku langsung memakainya dan merapihkan rambut ku. Setelahnya, aku berdandan sedikit.
Aku ke ruang makan dan melihat Widi yang bermain dengan 2 adik kembar ku.
"Kak Widi! Ka Widi! Liat deh, ka Leah pake baju kesukaan Lia lho." Kata Lia. Widi langsung melirik ku dan langsung tersenyum.
"Udah siap?" Tanya Widi yang ku jawab anggukan kepala.
Kami langsung keluar rumah dan langsung berangkat menuju ke sekolah tempat ku mengajar.
"Aku nanti di panggil sama atasan ku. Jadi nya aku ga bisa jemput kamu. Ok?" Kata Widi yang ku jawab anggukan. "Iya gapapa kok." Kata ku tersenyum.
Ketika sudah sampai, aku langsung turun dan segera masuk ke ruang guru.
"Selamat pagi, bu Leah." Sapa Pa Denny. Pa Denny merupakan salah seorang guru olahraga yang masih muda. Dan bisa di bilang paling friendly dibanding guru lain nya yang masih menomor satukan umur.
"Pagi, pa. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya ku tersenyum. "Denger-denger, ibu pacar nya polisi ya? Kayak adik saya dong." Kata nya yang ku jawab anggukan. "Wah! Jadi adik bapak punya pacar polisi? Wah jangan-jangan nanti pas pengajuan mau nikah, barengan lagi." Kata ku tersenyum. "Aaammmiiinnn semoga aja dia cepat di lamar. Kasian dia, ngeliatin saya jomblo dia malah ikutan galau. Hadeuh!" Katanya tepuk jidat. Aku hanya bingung melihat nya. "Lho kok ikutan galau pa?" Tanya ku. "Kan kami kakak beradik memiliki perasaan yang satu. Kalau salah satu dari kami sedih pasti kami sama-sama merasakannya. Hehehehe." Kata nya tertawa. "Waduh! Jangan-jangan yang satu marah nanti dua-dua nya ikutan marah-marah lagi. Serem dong." Kata ku meledek.
"Hahahaha! Udah ya bu. Saya mau lanjut bikin materi buat praktik anak-anak." Kata nya seraya berjalan ke meja nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta (Sequel Sang Letnan) (Completed)
RomanceAku menunggu mu selama bertahun-tahun dengan harapan diri mu bias memaafkan ku. Maafkanlah diri ku dan kembalilah cintai ku. Aku menunggu mu disini, di dalam relung hati ini. ~Uno Priyo Widiatmojoyo~ Sebelum kamu mencintai u, kamu seharusnya bisa me...