"cukup kutub utara aja yang dingin kamumah jangan."-agatha
Matahari pagi mulai menampakkan wujudnya.Agatha keluar dari kamarnya menuruni tangga menuju meja makan keluarga nya.
"Pagii Pa,pagi Ma—"
Agatha menoleh sinis ke arah abangnya yang menatapnya sambil menaikan satu alisnya.
"Pagi Bang."ucap Agatha tidak niat.
"Pagi."sahut ketiganya kompak.
Agatha mendudukkan pantatnya di kursi samping mama nya. Ia mulai menyantap sarapannya dengan khidmat.
"Ta,abang hari ini gak bisa anter,soalnya ada kelas pagi."kata Azka.
"Hm."gumam Agatha.
"Masih marah gara-gara kemarin gak dijemput?"tanya Azka.
"Menurut ngana?"
Sadam sang kepala keluarga yang tidak tahu apa yang terjadi diantara kedua putra dan putrinya itu hanya melirik pada sang istri untuk meminta jawaban. Tapi Vina malah mengangkat kedua bahunya acuh.
"Gitu aja kok ngambek."ucap Azka enteng.
"Giti iji kik ngimbik. Lambemu!"sahut Agatha ngegas.
"Aishh—udah cepetan abisin makanannya. Tata biar berangkat sama papa aja."lerai Vina.
Setelah menyelesaikan sarapannya,Agatha langsung pamitan pada sang mama dan beranjak keluar rumah tanpa berniat menoleh ke arah abangnya.
Agatha langsung masuk kedalam mobil di susul oleh Sadam,papanya.
"Abang sih,ngambek kan Adeknya,"ucap Vina.
Azka menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menunjukkan cengiran bodohnya. "Kemarin Abang lupa ngabarin ma,serius."ucap Azka.
Sadam yang sama sekali tidak tahu masalahnya, ia hanya menggelengkan kepalanya lalu menyusul putrinya di mobil.
Sepanjang perjalanan menuju sekolah,Agatha memasang raut wajah muram. Pagi ini moodnya sangat buruk.
"Ta,yang salah kan Abang kamu. Kok Papa ikut dicuekin?"kata Sadam yang tak tahan melihat putrinya terus diam dan cemberut.
Agatha menghela napasnya malas. "Mood Tata lagi gak bagus Pa.."ucap Agatha terdengar lirih.
"Apa perlu papa bilang kalau papa bakal bayar semua barang-barang yang ada di keranjang shopay kamu,biar mood nya kembali bagus?"
Seketika Agatha langsung menoleh ke arah papa nya dengan mata yang berbinar. "Serius Pah?! Papa mau check out semuanya?"tanya Agatha excited.
"Nggak. Itu cuman perumpamaan aja."sahut si papa dengan wajah tanpa dosanya.
Detik itu juga wajah Agatha kembali ditekuk. Ia kesal sekesal-kesalnya! Papa dan abangnya sama aja! Sama-sama meresahkan!
Ketika sampai di sekolah,Agatha langsung keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah atau dua patah kata pada papa nya.
©©©©©
"Agathaaaaa! "terdengar suara cempreng milik Kyla menggema di seleruh koridor.
"Apaan sih Kyl masih pagi udah teriak- teriak aja!"dengus Agatha tapi Kyla tidak perduli.
"Ta sumpah demi apa lo kemarin pulang dianter arga?"tanya Kyla heboh.
"Hm kemarin gue gak di jemput Bang Azka. Terus ada Arga deh nawarin gue pulang."jujur Agatha sambil berjalan menuju kelasnya.
"Lo tau gak? Lo itu cewe pertama yang di ajak pulang Arga"seru Kyla antusias.
"Bodo ah, ayo masuk bentar lagi bel."gubris Agatha seraya berjalan masuk ke kelas terlebih dahulu.
"Yaelahh Ta— tungguin dongg!"pekik Kyla sambil berlari kecil menyusul Agatha.
Sedangkan di kelas lain....
"Baby shark pandu.. Du.. Du.. Du.."nyanyi Arkan sambil menggerakan tangannya.
"Receh banget lo Kan."Pandu melempar kacang ditangannya ke arah Arkan yang sedang bernyanyi.
"Hei Ga! tumben lo ga telat,"kata Kevin yang melihat arga memasuki kelasnya.
"Yaampun Ga, masih pagi itu muka udah dingin aja kek glester di kutub utara."sahut Arkan nyeleneh.
"Kayak gak tau aja sifat temen lo yang satu ini Kan, ya ga bro?"timpal Pandu sambil merangkul Arga.
"Arga ganteng temennya Pandu lucuu, PR fisika udah belom? Liat dong hehe"ucap pandu sembari menunjukan deretan gigi putihnya.
"Yee—dasar daki onta!" ucap kevin dan Arkan bersamaan.
Jam pelajaran pun dimulai Bu Nina selaku guru fisika yang terkenal sebagai guru terkillerr di SMA Taruna itu terlihat memasuki kelas XII ipa 1.
"Kumpulkan PR nya di depan sekarang."suruh Bu Nina.
"Arga, Kevin, Pandu, Arkan. Kenapa jawaban kalian sama?!"kata Bu Nina tajam.
"Mereka nyontek dari saya bu."ucap Arga santai.
"Ck,ck kalian ini. Cepat keluar lari 20 kali dilapangan!"perintah Bu Nina mutlak.
Tanpa protes,mereka berempat segera keluar kelas untuk menjalankan hukuman yang diberi oleh Bu Nina.
Dilain tempat,Agatha sedang berjalan bersama Kyla ke arah lapangan. Hari ini jadwal olahraga kelas Agatha.
"Itu yang lagi lari,bukannya pacar lo ya Kyl?"Agatha menunjuk ke arah empat cowok yang sedang berlari keliling lapangan.
Kyla menyipitkan matanya. "Iya itu Kevin. Mereka dihukum?"ucap Kyla bertanya-tanya.
"Woi Ta! Kyl! Cepetan mau pemanasan ini!"teriak Panji salah satu teman kelas mereka.
Lantas kedua cewek cantik itu segera berbaris bersama temannya yang lain.
"Ta Arga liatin lo mulu tuh."kata Kyla menyenggol tangan Agatha .
"Apaan sih Kyl udah biarin aja."sahut Agatha tidak perduli.
Setelah berlari selama dua puluh kali di lapangan,Arga dan ketiga temannya tidak langsung kembali ke kelas mereka. Melainkan duduk selonjoran di tepi lapangan.
Netra elang milik Arga terus tertuju ke arah sesosok perempuan cantik yang rambutnya di kucir kuda hingga mengekspos leher jenjangnya. Mata Arga tak luput dari cewek yang kini tengah tertawa itu.
Manis. Batin arga.
_________________
Have a nice day💙
Votecoment.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA(End)
Teen Fiction[COMPLETED] Warning! ; Alur masih sedikit acak-acakan karena belum di revisi. Arga Orlando Arsenio, laki laki yang memiliki sifat dingin,dan most wanted SMA Taruna. Suatu hari bertemu dengan seorang gadis yang memiliki sifat bertolak belakang darin...