Hari patah hati

626 84 3
                                    

Hati Yeri begitu sangat panik, badannya sudah tidak bisa diam, apalagi saat ini jalanan sedang macet, benar benar macet total, dia melirik ke sana kemari untuk mencari celah agar mobil ini bisa melaju, namun sepertinya benar benar sangat macet.

"Aku turun disini saja," ujar Yeri dengan tergesa-gesa melepaskan sabuk pengaman.

Taehyung sedikit kaget, dia melirik ke arah Yeri sembari mengerutkan keningnya, "Yang benar saja?" jawab Taehyung.

"Tak apa, buka pintunya,"

Melihat Yeri yang begitu sangat panik, dengan terpaksa Taehyung mengiyakan permintaan Yeri, dan dengan cepat Yeri segera membuka pintu itu.

"Hati hati di jalan, terima kasih," ujar Yeri yang sudah ada di luar mobil sebelum menutup pintu itu.

Yeri berjalan dengan hati hati melewati beberapa mobil, sampai akhirnya dia berada di trotoar, dia mulai berlari sekuat tenaga bak sedang di kejar kejar oleh penjahar, dia tau kemana dia akan lari, dia berlari dengan cepat melewati beberapa orang yang melawan arah, tak perduli seberapa jauh jarak yang dia tempuh, tak perduli seberapa cape dia berlari dia hanya memikirkan keadaan Jungkook kali ini.

Sampai akhirnya dia sampai di tempat tujuan, dia berhenti sejenak untuk mengatur napas karena dia sudah melihat tubuh Jungkook meski dari kejauhan. Kali ini kedua matanya membulat dengan sempurna karena dia melihat Jungkook mulai naik ke pembaras jembatan tersebut, dia kembali berlari menuju arah Jungkook.

"YAK!?!" teriak Yeri sembari menarik tangan Jungkook dengan kencang sampai tubuhnya terhempas ke bawah.

Tak perduli dengan posisi jatuhnya yang terpenting dia bisa menyelamat kan lelaki di hadapannya ini.

Yeri menatap wajah Jungkook dengan dekat, dia dapat melihat dengan jelas mata Jungkook yang sembab merah dan berair itu, dia tahu Jungkook habis menangis.

PLAK!

Yeri memukul kepala Jungkook dengan kencang, "KAU GILA?" Yeri menaikan nada suaranya melihat Jungkook yang kini meringis kesakitan sembari memegangi belakang kepalanya.

Dia mendorong tubuh Jungkook agar segera menjauh dari atas tubuhnya, dan dia mulai berdiri sembari mengatur pernapasannya yang lumayan sesak itu.

"Apa yang kau lakukan?!" ucap Yeri dengan wajahnya yang memerah karena emosi.

"Kau mau mengakhiri hidupmu hanya karena hal itu? Harus kau ingat, kau masih punya ibu mu dan juga bisnismu yang harus kau urus itu," omel Yeri membuat Jungkook terdiam sembari mulutnya menga-nga.

"Yak! kau memarahiku?" jawab Jungkook.

"Eoh, wae? kau tak terima?" Yeri memelototi Jungkook dengan wajahnya yang ketus itu.

"Tak semua hal bisa kau selesaikan dengan bunuh diri, kau masih punya keluarga, jangan merasa hidupmu sangat tidak berarti."

"Aku bukan ingin bunuh diri."

"Lalu mengapa kau naik ke sana?"

"Melihat bir ku yang jatuh, aku tak terima."

Kedua mata dan mulut Yeri membulat, lalubdia tertawa sarkas sembari memalingkan pandangannya.

"Kenapa kau bisa kesini?"

"Karena aku takut kau benar-benar mengakhiri hidupmu."

"Kau perduli?"

"TIDAK!"

"Tapi aku perduli dengan ibu mu,"

Ck... Jungkook menutarkan bola mata malasnya.

<skip>

Pada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, Yeri membiarkan dirinya menyetir sementara Jungkook duduk di samping Yeri sembari menatap ke arah jalan dengan tatapan kosongnya, sesekali Yeri menatap ke arahnya.

The Truth Untold [Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang