7. Validasi (Perasaan)

10.6K 1.7K 91
                                    

Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) adalah validasi. Prosedur yang dilaksanakan di suatu industri farmasi, baik prosedur pembuatan, pengujian bahkan pembersihan, harus divalidasi, untuk memastikan bahwa prosedur tersebut valid, benar dan sesuai, untuk mendapatkan sediaan obat yang memenuhi syarat.

Validasi proses pembersihan dilakukan untuk menjamin/memastikan proses pembersihan alat yang digunakan untuk memproduksi suatu produk dapat benar-benar membersihkan dengan baik sehingga jika alat yang sama akan digunakan untuk memproduksi produk lain maka tidak akan cemaran produk sebelumnya.

Validasi proses pembersihan cukup dilakukan pada 3 bets awal suatu produk. Namun demikian, pada kondisi-kondisi tertentu, perlu dilakukan validasi pembersihan ulang. Salah satu alasan dilakukannya validasi pembersihan ulang adalah jika suatu alat digunakan untuk memproduksi beberapa bets produk secara kontinu. Perlu dilakukan pengujian, berapa bets kontinu yang boleh dikerjakan pada alat tersebut agar tidak sampai menimbulkan kerak, gumpalan atau sisa produksi yang sulit dibersihkan. Ada kalanya suatu produk sangat mudah dibersihkan jika hanya diproduksi 1 bets, tapi jika diproduksi terus-menerus 5 bets kontinu maka akan menimbulkan kerak yang sulit dibersihkan dengan prosedur pembersihan biasa.

Malam itu, setelah adzan Maghrib, Haiva baru bisa keluar dari ruang produksi setelah mengambil sampel untuk validasi pembersihan pada mesin cetak tablet. Untuk meningkatkan efisiensi produksi, Manajer Produksi mengusulkan untuk memproduksi Tablet Atorvastatin sebanyak 10 bets sekaligus sebelum dibersihkan total. Berdasarkan laporan di QA, proses pembersihan setelah 5 bets kontinu berhasil dilakukan. Tapi mereka belum punya data untuk pembersihan setelah 10 bets kontinu. Oleh karena itu Haiva harus melakukan validasi tersebut kali itu. Dan karena proses pencetakan tablet baru selesai jam 5 sore, dan proses pembersihan baru selesai jam 6 sore, maka Haiva baru bisa mengambil sampelnya setelahnya. Itu mengapa dia baru bisa keluar dari pabrik selewat Maghrib.

"Iva ___"

Haiva menoleh kaget karena mendengar suara yang berat dari balik punggungnya ketika ia keluar dari ruang ganti baju. Seketika bulu kuduknya meremang. Gowning room/ruang ganti baju di sini agak-agak horor. Makanya Haiva jadi parno.

"Astaga Mas Randu!" pekik Haiva sambil melotot. Dua detik kemudian seseorang yang menjadi asal suara tersebut sudah berdiri di sampingnya, dan Haiva spontan memukul tangannya. "Kaget tau!"

Lelaki berkemeja biru itu mengaduh tapi kemudian tertawa karena berhasil menakuti Haiva.

"Saya kira hantu!"

"Memang!" kata lelaki itu santai. Bukannya tersinggung karena dikira hantu. "Supaya bisa menghantui pikiranmu."

Haiva membuat suara muntah yang terang-terangan. Dan Randu malah tertawa.

"Matahari baru naik, lo udah masuk pabrik. Sekarang, matahari udah turun, lo baru keluar pabrik. Gimana mau pacaran, coba?" ledek Randu.

Haiva membuka passbox yang menghubungkan bagian dalam dan luar pabrik. Tadi dia menaruh sampel validasi di passbox tersebut sebelum keluar dari ruang produksi dan berganti pakaian.

"Heh! Ngomong sama tangan!" jawab Haiva sewot. "Situ sendiri ngapain kerja di pabrik orang sampe malem gini. Gimana mau cari istri."

"Lha calon istri gue kerja disini," jawab Randu makin asal. Dia menyambar kotak sampel yang dipegang Haiva.

"Eh nggak usah____"

"Udah, sini gue bawain sampe depan," kata Randu keukeuh. "Nggak usah sungkan, kan sama calon suami."

"Dih! Halu!" Haiva mencibir, tapi sambil terkekeh. "Mas ngapain disini?"

"Jemput calon istri___"

CERITA YANG TIDAK DIMULAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang