(36)

32.6K 2.1K 91
                                    

Aku tahu apa yang sebenarnya hatiku rasakan padanya, namun entah kenapa raga ini malah seakan menginginkannya.

-Shila Al-Qibtiyah

===

Shila merebahkan kepalanya di atas meja di saat guru pengajar yang seharusnya mengajar pelajaran selanjutnya tidak kunjung datang juga.

"Haruskah Shila mempertahankan hubungan ini?" lirihnya yang tengah memikirkan tentang pernikahannya dengan Abhi.

"DIHARAPKAN UNTUK SEMUA SISWA-SISWI SMA GARUDA AGAR SEGERA BERKUMPUL DI AULA SEKOLAH!" perintah suara barito lewat speaker yang dipasang di setiap pojok kelas.

"Ada apa ini?" tanya Siti- salah satu cewek yang sekelas dengan Shila.

"Iya ada apa?" Tambah Erik. "Emang orang sebanyak ini gak ada yang tahu apa!?" Sambungnya berteriak karena tak ada yang kunjung memberi jawaban atas kebingungannya.

"Kata Diwan ketos, pengumuman pulang pagi, guru-guru pada mau rapat," jawab Egi.

"Yesss! Rapat terus! Emang bahas apa lagi kali ini?" tanya Erik.

"About ujian nasional, maybe." jawab Efen.

"Ya udah kuy! Buruan kumpul, kebetulan gue mau belajar buat UN." sahut Bagas.

"Gaya bet lo, Gas!" Cibir Erik.

Shila bangkit dari duduknya lalu berjalan mengikuti langkah kawan sekelasnya menuju aula sekolah.

"Assalmualaikum." sapa seorang laki-laki yang berjalan melewati Shila dengan suara pelan.

Shila spontan menoleh ke samping. "Waalaikumussalam."

Laki-laki tadi tersenyum sekilas pada Shila lalu segera berjalan mendahuluinya sambil membenarkan tatanan dasi.

"Ganteng maasyaa Allah ya calon imam Alhamdulillah I," ucap saudara Shila yang sedari tadi berjalan di belakangnya. "Shila!" panggil Luo Feifei.

Shila menoleh ke belakang sekilas. "Iya?"

"Ashraf Gege ganteng maasyaa allah ya?"

"Heum." Dehem Shila setuju dengan ucapan saudaranya. Ya, tak bisa di pungkiri jika laki-laki bernama Muhamad Ashraf Muttaqin itu salah satu laki-laki most wanted di sekolahnya.

"Calon imam Alhamdulillah itu, doa'kan ya?"

"Heum." Dehem Shila lagi walau agak tak suka dengan ucapan Luo Feifei barusan.

"Shila, Abhi napa kagak berangkat?" tanya Pepen yang tiba-tiba datang bersama Amir.

Mendengar nama Abhi, membuat Shila berhenti dari langkahnya sejenak sambil mengingat kejadian tadi malam yang sangat menggelikan untuk di ingat.

Flashback on

"Papa sekolahnya bolos telus ya? Masa gak tahu kalo sama-sama saudala nggak boleh pacalan!" teriak Ersha geram.

"Saudara?" beo Abhi.

"Iya. Bang Adjie itu abang kandung Shila, Kak," sahut Shila.

"Hah?"

Adjie tersenyum sambil menyodorkan tangannya pada Abhi. "Assalmualaikum, Adik ipar!"

Abhi memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat pening. "Ah, gak paham, gak paham!" Perlahan setelah itu tiba-tiba ia akan menjatuhkan tubuhnya ke lantai.

"Heh, Abhi! Kamu tuh masih sakit! Kenapa malah jalan-jalan sih!?" omel Nabila yang baru saja pulang setelah selesai membeli obat yang terbungkus plastik putih dan juga sekalian bubur.

Halal Diusia Dini √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang