(44)

27.6K 1.8K 259
                                    

Jangan bersedih ya, kan masih ada Allah tempat untuk bersandar -Nabila

===

Sudah 7 hari setelah insiden kecelakaan Jihan, tubuhnya sama sekali belum memberikan reaksi tanda-tanda akan sadar, walau dokter sudah memasangkan banyak alat bantu di tubuhnya.

"Kak Jihan!" panggil Stefany, adik tiri Jihan yang selama ini selalu gadis itu prioritaskan. "Kak Jihan kapan bangun?" lirihnya sambil mengusap lembut lengan kakaknya dengan tangan kirinya.

"Mama sama calon adik kita udah pergi, Kak. Kak Jihan jangan nyusul Mama ya? Nanti Fany sama siapa kalo nggak sama Kakak? Kak Jihan kan juga pernah bilang kalo bakalan nemani Fany sampai kapan pun. Kak Jihan ingat nggak? Dulu Kakak janji bakal nyari uang banyak buat beliin kue dan sepeda waktu ulang tahun Fany ke 7. 2 minggu lagi Fany ulang tahun, Kakak udah nyari uangnya belum?" Cairan bening perlahan mencolos keluar dari kelopak matanya, tak tahan untuk menahan rasa sesak di dada.

"Kak Fany!" panggil suara kecil milik jagoan Abhi.

Fany menoleh sambil mengusap kasar air matanya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya telah hilang.

Ersha mengangkat tangan untuk membantu Fany mengusap air matanya, namun kaki Fany terlebih dahulu berjalan mundur.

"Ersha nggak boleh nyentuh Fany!" tegas Fany, karena dulu dia pernah Jihan nasehati agar tidak bersentuhan dengan laki-laki manapun selain ayahnya sendiri.

"Emang kenapa? Bunda sama Mama nggak papa tuh Esha pegang," ujar Ersha dengan polosnya.

"Ersha tuh seharusnya belajar menghargai perempuan!"

"Tapi Esha halgai pelempuan kok, buktinya Esha nggak tega liat kak Fany nangis."

"ERSHA BODOH! FANY BENCI ORANG BODOH!" teriak Fany lalu berlari keluar.

"Fany! Fany mau kemana?" tanya Nabila yang melihat Fany berlari membawa tas menuju halaman belakang rumah sakit.

Ersha terdiam menunduk sedih di samping brankar Jihan.

"Esha salah apa?" lirihnya sambil menatap 2 eskrim yang rencananya satunya akan diberikan pada Fany.

"Loh Ersha? Fany pergi ke mana?" tanya Abhi yang baru masuk.

Ersha menoleh ke pintu sambil menggeleng.

"Kak!" panggil Shila yang juga baru datang sambil membawa plastik berisi makanan.

Abhi menoleh ke belakang. "Kak Abhi ke belakang dulu?" pamitnya lalu berlari menuju taman belakang rumah sakit mengikuti Nabila.

Shila mengangguk lalu masuk ke dalam ruang rawat inapnya Jihan.

"Bunda!" panggil Ersha berjalan menuju Shila.

"Kenapa, Sayang?"

"Kak Fany malah. Kak Fany bilang, kak Fany benci Esha kalena Esha bodoh."

Shila tersenyum sambil mengusap sayang rambut Ersha "Ersha jangan sedih ya? Ersha harus buktiin sama Kak Fany kalo Ersha nggak seperti yang dia katakan,"

"Tapi sakit, Bunda," Ersha memegang dadanya pilu.

"Ersha harus kuat! Ersha sebagi pria tangguh tidak boleh lemah!" seru Shila menyemangati Ersha.

Ersha mengehela nafas sambil mengangguk lemah lalu berjalan ke sofa untuk merebahkan kepalanya.

Sementara itu di suatu tempat, tepatnya di taman belakang rumah sakit, Nabila tengah menenangkan Fany yang menuduk sedih.

"Fany jangan sedih lagi ya? Pasti bentar lagi kak Jihan bangun kok. Pokoknya Fany kudu banyak berdoa untuk kesembuhan kak Jihan, oke?"

Fany terdiam sambil menoleh. "Fany sedih, Kak. Mama sama calon adik Fany pergi, ayah sama kak Jihan belum sadarkan diri."

Nabila tersenyum. "Fany inget nggak kalimat ini, la tahzan innallaha ma'ana?" tanyanya yang langsung Fany angguki. "Apa coba artinya?"

"Jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita,"

Nabila tersenyum. "Nah, Fany jangan sedih lagi ya? Kan masih ada Allah, tempat Fany dan Kak Bila bersandar,"

Bicara tentang Fany, anak kecil itu bisa dibilang dewasa sebelum waktunya, karena setelah mengenal Jihan, Fany selalu diberi pelajaran olehnya untuk menghadapi dunia luar setelah menginjak besar nanti.

"Fany! Nabila!" panggil Abhi yang baru menemukan keberadaan adik sepupunya itu.

Fany dan Nabila langsung menoleh ke belakang dan mendapati Abhi tengah berjalan ke arahnya.

"Udah sore loh, ayo masuk!" ajak Abhi yang diangguki meraka berdua.

~~~

"Kamu mandi dulu gih! Biar kak Bila siapin pakaian kamu!" suruh Nabila.

Fany mengangguk lesu, lalu masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruang rawat inap Jihan.

Nabila mengambil pakaian Fany yang berada di dalam tas dekat Shila yang tengah duduk sambil membaca Al-quran.

Saat membuka tas, pertama kali yang Nabila lihat ada map plastik berwarna kuning yang di dalamnya terdapat selembar kertas.

SURAT WASIAT

Yap, itulah kata pertama yang Nabila baca saat melihat kertas di dalam map tadi.

Karena penasaran, Nabila membuka map itu dan langsung membaca tulisan yang ditulis almarhumah Maya semasa hidup.

Nabila melotot kaget, mendapati tulisan yang almarhumah Maya tulis diselembar kertas itu.Ia pun lalu mendongak menatap Shila yang masih terus membaca Al-quran dengan tatapan sendu.


Semoga Shila masih mampu mempertahankan semuanya. Jika akhirnya nanti Abhi memilih menjalakan wasiat ini. 

===


















POKOKNYA BENTAR LAGI TAMAT!!!




30 Oktober 2019

Halal Diusia Dini √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang