Jawabannya terlalu membuat hati ini merasakan hantaman yang sangat keras.Shila Al-qibtiyah
==
Shila terisak pelan di dalam selimut setelah selesai menyiapkan minuman hangat untuk Abhi, karena mengingat isi surat wasiat yang dia baca tadi.
"Apakah meminta perpisahan padanya adalah pilihan terbaik agar hatiku tidak merasakan sakitnya lagi menjadi wanita yang akan dimadu kembali?" lirihnya sambil menghapus air matanya.
"Babykuu tersayaaang!" panggil Abhi di saat baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengacak-acak rambutnya sendiri agar terlihat cool dimata istrinya.
"Heum?" Dehem Shila bertanya tanpa mau membuka selimut yang menutupi tubuhnya di saat ia masih menangisi wasiat tadi.
"Kenapa heum?" tanya Abhi, karena tak biasa mendapatkan sikap acuh istrinya.
"Gak papa," jawab Shila dengan suara parau.
Merasa ada yang janggal, setelah memakai kaos polosnya, Abhi berjalan ke arah istrinya yang sejak beberapa hari lalu telah pindah kamar ke kamarnya.
"Shilaku kenapa?" tanya Abhi lagi lalu duduk di samping Shila yang membelakanginya. Ia pun mengusap-usap selimut yang istrinya itu kenakan. "Kenapa loh? Cerita sini kalo ada masalah,"
Mendapat lampu hijau untuk membuka topik, Shila segera menyingkap selimutnya untuk bangkit dan langsung saja ia memeluk erat leher Abhi.
Abhi sempat terperanjat karena apa yang Shila lakukan tanpa aba-aba itu. Tapi karena kelihatannya istrinya itu juga butuh dekapan, Abhi tak berniat memprotesnya. Malahan ia mengusap-usap punggung Shila dengan sesekali lebih ia rapatkan jarak diantara mereka.
"Kakak sayang Shila?" tanya Shila pelan yang terdengar memilukan di telinga Abhi.
"Jelas dong. Kakak sayang, Baby. Sayang banget," jawab Abhi yang membuat Shila perlahan menguraikan pelukannya sendiri.
Wanita itu lalu terdiam beberapa saat sambil memandangi lekat netra Abhi sampai tak sengaja menjatuhkan buliran bening air mata.
"Baby kenapa nangis!?" tanya Abhi khawatir.
"Kak Abhi mau madu Shila lagi ya?" tanya Shila getir.
Rasa khawatir tadi tersisih sedikit digantikan dengan rasa sedih. Pria itu dengan setiap ujung bibir yang di turunkan ke bawah mulai menjawab pertanyaan Shila.
"Maaf," Ia menundukkan pandangannya.
"Ken—"
Abhi menatap matanya kembali. "Maaf karena dulu pernah melakukan poligami. Aku takkan mengulanginya lagi. Aku ingin bersamamu, hanya denganmu, tak ada yang lain. Aku tak ingin menambah lagi. Aku mencintaimu," ucapnya sungguh merasa bersalah pernah melakukan pernikahan kedua kalinya itu. Ia kemudian melanjutkannya sebelum Shila berhasil membalasnya.
"Kamu indah, kamu tak pantas mendapat luka lagi. Aku bodoh, kamu istri yang paling aku cintai. Aku tak ada rasa pada siapapun lagi setelah jatuh cinta padamu. Jangan tinggalkan aku. Tapi jika kamu memintaku untuk meninggalkan Nabila aku siap melakukannya,"
Shila tak langsung memberi reaksi karena masih terpana dengan kata-kata Abhi. Dan sesudah sadar ia buru-buru menggeleng. "Jangan, Shila udah terbiasa dengan kebersamaan ini. Tapi bagaimana dengan surat wasiat itu?" Shila menunjuk map yang berada dinakas.
"Kamu udah tahu?"
Shila cemberut sambil mengangguk pelan.
Abhi terkekeh sambil mengusap wajah ayu calon ibu dari anak-anaknya itu. "Lupakan tentang wasiat. Aku tak mengenal dekat siapa yang memintaku menjalankan wasiat itu. Dan juga atas dasar apa aku harus menikah lagi sementara wanita luar biasa sedang duduk berdua bersamaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Diusia Dini √
Teen Fiction"Ridhai aku memoligamimu." -Fulan bin Fulan. Dia suamiku yang membenciku karena pakaian yang kukenakan seperti teroris, Dia suamiku yang ternyata sudah memiliki anak di luar pernikahan, Dia suamiku yang memoligamiku karena alasan tanggung jawab. ...