(41)

27.5K 1.9K 149
                                    

Karena kau kekasih halalku

-Shila Al-Qibtiyah

===

Hari ini adalah hari penenangan untuk kelas XII sebelum akhirnya besok melakukan ujian nasional. Hari penenangan ini pasti akan Shila gunakan untuk belajar semaksimal mungkin agar besok di permudahkan mengisi jawaban yang tertera di layar komentar oleh Allah.

Dan saat Shila sedang serius-seriusnya belajar, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.

Tok, tok, tok ....

Ketukan pintu dari luar kamar Shila itu membuat konsentrasinya langsung buyar saat sedang belajar matematika. Shila menghela napas berat, lalu bangkit dari duduknya untuk menemui orang yang tiba-tiba membuat moodnya hancur seketika.


Entah lah, semenjak perginya Ashraf kemarin itu, mood Shila jadi naik turun tak karuan. Bahkan ketika melihat Abhi, Shila merasa ingin mencabik-cabik wajah pria itu sampai terkelupas kulit luarnya.

Bicara tentang Abhi, pria itu saat ini sedang keluar bersama teman-temannya untuk mencari hiburan dan sambutan atas pulangnya Cia dari jalan-jalan yang tidak sebentar.

"Siapa?" tanya Shila sambil membuka pintu dan ternyata Jihan lah yang bertamu di kamarnya.

"Hai, Shil!" sapa Jihan ceria.

"Heum?"

"BTW, gue pinjem gamis sama cadar lo dong," pinta Jihan yang membuat Shila mengernyit bingung.

Secepat ini kah hidayah datang? Pikir Shila sambil mengangguk ragu lalu berjalan menuju lemarinya untuk mengambil gamis dan cadarnya.

"Ini."

"Eh Shil, pinjem bentar HP lo dong. Gue mau hubungi Tante Reni nih, ada urusan mendadak soalnya, HP gue gak ada nomor dia, heheh,"

Tanpa pikir panjang Shila mengeluarkan ponsel dari saku gamisnya.

Jihan menerimanya dan segera ia mengirim pesan ke seseorang yang jelas bukan Reni orangnya, setelah pesan berhasil terkirim, pesannya itu ia tarik lagi dari ponsel.


Shila mengangguk sambil mengambil ponselnya kembali, lalu melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda tadi.

~~~

"Dengar-dengar, emang bener ya kalo Ashraf keluar gara-gara di jodohin?" tanya Cia sambil memakan chicken yang dia beli.

"Gosip ae lo," Amir melempar kulit kuacinya pada Cia.

"Gak gosip ini. Lagi observasi aja,"

Amir berdecak malas.

"Lo tahu dari mana?" tanya Abhi.

"Liat ghibahan anak-anak di grup. Rame banget gila!" jawab Cia sambil menggeleng takjub.

"Dengar-dengar sih, emang gitu." Timpal Pepen.

Halal Diusia Dini √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang