(48)

31.7K 1.9K 135
                                    

Aku tahu melakukan ini bukanlah hal benar, dan sejak melihatnya sedih karena ucapanku, kulupakan semua rencana yang telah aku rancang matang-matang itu.

-Jihan Rianty

===

Malam hari di kediaman Abhi, semua orang tampak sibuk selain Jihan yang tengah rebahan di sofa. Ya, sejak kemarin malam Jihan sudah di perbolehkan pulang oleh dokter yang menanganinya dan malam ini dia tengah duduk bersama keluarga Abhi.

"Kak Jihan!" panggil Fany.

Jihan menatap adiknya dengan tatapan malas, "Siapa kakakmu? Ogah banget aku punya adek kucel kek kamu!"

Fany yang cukup paham dengan keadaan Jihan hanya tersenyum tipis, "Bentar lagi Fany ulang tahun. Kak Jihan nggak lupa kan?"

"Kalaupun inget, emang aku mau ngasih kamu sesuatu? Termasuk ucapan, hah?" tanya Jihan kesal lalu masuk ke dalam kamarnya.

"Fany sini sayang!" panggil Shila yang tengah bersandar sambil memainkan jari Abhi, disaat Nabila tidak ada pastinya.

Fany menoleh ke belakang, lalu berjalan menuju Shila yang baru saja menegakan tubuh.

"Huh." Dengus Abhi kesal, sambil melilitkan tangannya di pinggang Shila dari belakang.

"Kenapa?"

"Gak papa," jawab Abhi sambil tersenyum kaku.

"Kayak cewek ih. Kalo ada apa-apa bilang aja, Shila bukan cenayang soalnya,"

"Kak Abhi cemburu," ujar Abhi sambil memanyukan bibirnya.

"Cemburu? Cemburu sama Fany?"

Abhi mengangguk.

Shila terkekeh geli. "Udah ah terserah Kakak. Shila mau ke atas dulu main sama Fany." balasnya lalu berusaha berdiri namun tubuhnya malah Abhi tahan.

"Nggak usah ke mana-mana! Di sini aja, ke atasnya nanti kalo udah mau bobo."

Fany menghembuskan napas kesal, karena Abhi sama Shila malah mengabaikannya.

"Fany. Udah malam loh, kamu nggak mau tidur?" tanya Abhi.

Shila memanyunkan bibirnya kesal, lantaran Abhi menanyakan sesuatu yang sangat membosankan untuk di jawab.

"Baiklah, Fany tidur dulu. Assalmualaikum!" pamit Fany lalu melangkah menuju kamar Nabila.

"Wa'alaikumussalam bocah pintar!" balas Abhi sambil mengangkat tubuh Shila ke pangkuannya.

"Suami gantengmu ngantuk nih, Baby. Ke kamar yuk, bobo!" ajak Abhi setelah meletakan kepalanya di ceruk leher Shila.

"Bhi!" panggil Nabila yang tiba-tiba datang dari arah dapur.

Spontan Shila loncat dari pangkuan Abhi untuk berdiri.

"Hati-hati, Baby!" peringat Abhi. Shila menundukkan kepala sambil memaju mundurkan kakinya. "Kenapa, Bil?"

"Aku mau ngomong serius sama kamu."

"Shila ke atas dulu ya." pamit Shila lalu berlari menuju kamar

"Jangan lari-lari, Baby!" peringat Abhi yang membuat Shila memperlambat tempo langkahnya. "Ngomong serius apa?"

Nabila menghembuskan napas berat sebelum menceritakan semua kesalahan yang pernah ia lakukan pada Ersha.

Abhi menggertak giginya menahan emosi. Namun sebelum sempat mengomeli Nabila, Abhi teringat jika dia juga sempat membuat kekhilafan yang membuat anak dan istrinya itu dulu terlunta-lunta di jalanan.

Halal Diusia Dini √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang