(26)

35.8K 2.3K 289
                                    

Begitu menyenangkan bermain-main api kemarahan bersama wanita itu.

-Kalandra Abhimanyu

===

"Bhi, aku mau cincin sama kalung loh, beli yuk!" ajak Nabila dengan senyum 3 jari saat ia melihat jejeran toko perhiasan mewah lagi mahal di depannya.

Abhi yang aslinya agak pelit tapi belum terlalu perhitungan dengan uang karena ia masih dibiayai orangtuanya hanya bisa mengangguk lalu berjalan mengikuti Nabila yang membawa banyak paper bag berisi baju mahal-mahal.

Sementara itu, di waktu bersamaan di saat mereka berdua tengah asik melihat-lihat perhiasan, Shila tengah mengajari Ersha abjad dan angka, karena mulai besok anak kecil itu sudah mulai sekolah di PAUD.

"Bunda, besok kalo Esha nggak punya teman gimana coba? Esha kan kata om Pepen, Om Amil, sama Tante Cia ganteng. Anak-anak bakalan insecule gitu kata meleka," tanya Ersha dengan suara ragu.

Shila yang mendengar hal itu tentu tak bisa mengendalikan diri untuk tidak tertawa. "Hahaha, punya lah. Esha juga loh anak ganteng yang baik. Masa anak baik nggak punya teman,"

"Jadi besok Esha bakal punya teman ya?" tanya Ersha meminta pengiyaan.

"Iya dong, banyak malah,"

"Telus nanti kalo Esha dikejal-kejal cewek gimana? Kan kata Bunda juga Esha ganteng,"

"Ya Allah Ersha, siapa yang ajarin kamu ngomong kayak gitu, Sayang?" tanya Shila agak kaget tapi masih tetap diiringi tawa.

Ersha menggaruk tengkuknya kikuk. "Tante Cia, Bunda,"

"Ah udah-udah, Ersha belajar dulu ya?"

"Assalamualaikum!" Tiba-tiba datang seorang pria yang suara sangat familiar dari arah belakang Shila dan Ersha yang tengah belajar di gazebo.

Shila dan Ersha menoleh ke belakang secara bersamaan dan di detik itu juga wajah Shila tampak kaget namun bahagia. "Waalaikumussalam, Bang Adjiie!" jawabnya atas salam tadi sambil berdiri untuk berlari menghampiri abangnya.

Sebelum mereka saling berpelukan untuk menghilangkan rindu masing-masing, Shila menyambar tangan Adjie untuk ia cium. "Kangen Abang," lirihnya yang membuat Adjie mengusap kepalanya secara lembut.

"Kangen-kangen, udah jadi istri orang kamu," ujar Adjie yang membuat Shila melepaskan pelukan lalu memukul dadanya. "Ya emang bener kok. Suami kamu mana? Abhi ya namanya?"

Shila mengedikan bahu. "Bang Adjie gimana kabarnya? Kok udah pulang? Memangnya di rumah ada keperluan lagi?" Ia langsung memberi deretan pertanyaan kepada Adjie, daripada Abangnya itu menanyakan tentang Abhi yang hanya membuat hatinya terluka.

"Baik kok, tambah baik lagi setelah lihat adik Abang satu-satunya ini juga baik. Untuk pertanyaan lainnya, akan di jawab di sesi pertemuan berikutnya," ucap Adjie diakhiri kekehan yang juga diikuti Shila.

"Duduk dulu sini, Bang!" ucap Shila sambil menuntun Adjie ke arah gazebo yang terdapat Ersha tengah menatap bingung ke arahnya

"Kamu pacal Bundanya Esha ya?" tanya Ersha kepada Adjie dengan suara ragu.

"Ya bukan dong Ersha. Ini kan Abangnya Bunda, om Adjie namanya," sahut Shila sambil mendorong ke bawah pundak Abangnya supaya segera duduk.

"Kenapa nggak pacalan?" tanya Ersha bingung sambil menatap Shila dan Abhi secara bergantian.

"Yaaa, karena pacar Bunda kan Papanya Ersha," jawab Shila yang langsung membuat Ersha tersenyum senang, sangat senang.

"Anak orang malah diajari pacaran sih kamu nih, Shil," sahut Adjie menggeleng heran dengan kelakuan adiknya.

Halal Diusia Dini √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang