(39)

29.9K 1.9K 135
                                    

Aku akan tetap mencintaimu sekalipun jarak telah terbentang jauh diantara kita. -Akash

===

"Akash ke mana, Kak?" tanya Shila saat mereka berdua sedang makan di kantin rumah sakit.

Abhi terdiam sejenak setelah menguyah makanannya. "Ashraf kenapa kamu panggil Akash?"

"Gak papa,"

"Apakah jujur bagimu itu hal yang memberatkan?" tanya Abhi lirih yang langsung membuat Shila menggeleng.

"Kak Abhi ingin tahu kenapa Shila manggil Ashraf itu Akash?"

"Menurutmu?"

Shila menunduk sambil memejamkan matanya. "Shila manggil Ashraf Akash karena, Akash itu singkatan dari —"

"Woy, Bebebku!" seru seorang cowok sambil menepuk pundak Abhi, dialah Pepen orangnya.

"Lo gak papa kan, Bhi?" tanya Amir.

"Gak usah teriak-teriak, Pepen! Rumah sakit ini." kesal Nabila sambil menjitak kepala Pepen.

"Sakit, Bil!" ujar Pepen sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit.

"Gak papa lah, LAKIK gue tuh," jawab Abhi. "Lo mau jenguk siapa Bil? Kok bawa Pepen sama Amir segala?" tanyanya pada Nabila.

Pepen memutar malas kedua bola matanya. "Jenguk lo lah. Rencananya kalo lo sakit terus mati, gue bakal mempersunting kedua istri lo, hehehe. Satu nyuci satu menemani hari-hari sepi Fendi," sahutnya.

"Astagfirullah. Mending nge-janda aku mah timbang kawin sama kamu!" balas Nabila sambil mengelus-elus dadanya.

Sementara itu, Shila hanya bisa terkekeh sambil menggeleng pelan dari pada menanggapi lanjut ucapan Pepen.

Abhi langsung memegang punggung tangan Shila. "Baby," panggilnya yang membuat Shila menoleh. "Jangan ketawa! Aku gak suka." Lanjutnya sambil melengkungkan kedua sudut bibirnya ke bawah.

"Ekhem." Shila berdehem kikuk sambil menunduk malu.

"Bhi, kalo kamu gak sakit terus yang sakit siapa?" tanya Nabila bingung.

Shila menepuk pelan jidatnya. "Eh Kak, ayo kita liat gadis tadi!"

"Gadis siapa?" tanya Nabila, Pepen, dan Amir bersamaan, lalu mereka saling menoleh dan melempar senyum geli.

"Kepo lo pada! Yuk ah, Baby!" balas Abhi lalu menarik tangan Shila menuju ruangan gadis yang belum ia kenal.

~~~

"Udah Tante kasih tahu, kalo ada yang jahati kamu di sekolah tuh segera lapor ke kepala sekolah. Ketua yayasan di sana masih anak buah Tante loh, kamu santai aja," ujar wanita berumur 30 tahun lebih sambil berkacak pinggang saat menasehati salah satu anggota keluarganya.

"Maaf, Tante," ucap seseorang yang wanita itu ajak bicara sambil menunduk.

Wanita tadi mengangguk sambil mengusap lembut kepala gadis yang tengah terbaring lemah di brankar. "Udah gak papa, gak usah dipikirin lagi," ucapnya yang membuat gadis tadi mengangguk.

Halal Diusia Dini √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang