Vote oh vote Jan lupaa di tekann~~syalaalalala~
Happy reading gaes!⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾
.
.Masih Author's POV ;)
"Apa kabar, pacar 15 menit?" Caroline membuka matanya lebar-lebar, Damn! Mimpi buruk macam apa itu?
"Minum obatmu!" Caroline terkejut sejak kapan Daeyong di ruangan ini. Gadis itu hanya mengangguk malas dan mengambil beberapa obat yang sudah terletak di meja samping tempat tidurnya.
"Apa kau tidak merasa nyeri di bagian perutmu?" tanya Daeyong sambil memeriksa infus Caroline. Gadis itu menggeleng, dia sama sekali tidak merasakan nyeri di bagian manapun setelah sadar.
"Obat biusnya masih tersisa, mungkin setengah jam lagi kau akan merasakan nyeri, panggil suster jika kau sudah merasakannya." Lagi-lagi Caroline hanya mengangguk malas.
"Aishh, kenapa kau mendadak bisu seperti ini? Apa kau sudah lupa cara berbicara?"
Caroline hanya mengangkat bahunya acuh. Daeyong sedikit menggeram kesal. Kenapa gadis itu tidak berbicara sama sekali, sedari tadi dia hanya mengangguk dan menggeleng saat ditanya."Terserah kau saja, jangan lupa minum obat dan makan! Dua jam lagi aku akan mengecek mu." Daeyong hendak keluar.
"Oh ya, Selama kau sakit mungkin aku akan berbaik hati, tapi setelah kau sembuh, aku akan membalas semua perbuatanmu." Setelah berucap seperti itu Daeyong keluar dari ruangan Caroline.
"Heol, kenapa aku harus berurusan dengan devil?" Caroline menjambak rambutnya frustasi, dia hampir gila dibuat Daeyong.
🍁🍁🍁
"Hhuftt." Daeyong mengusap wajahnya kasar.
"Kenapa dia selalu mengingatkan aku kepada seseorang?"
"Arghh." Daeyong menggeram kesal, pasalnya dia tidak bisa membalas dendamnya dengan mudah, karena setiap ia ingin balas dendam, bayangan seseorang di masa lalunya terus melintas.
"Apakah aku bisa berjumpa denganmu lagi?" Daeyong menatap ruangannya hampa.
🍁🍁🍁
"Argh...!" Caroline mengerang kesakitan. Sepertinya obat biusnya sudah habis, sehingga rasa nyeri sudah terasa, gadis itu mencoba menekan tombol call untuk memanggil perawat. Tapi ia tidak mampu, rasa sakitnya menyerang begitu cepat.
"Someone, help me!" Ia mencoba untuk berteriak, tapi suaranya tertahan akibat nyeri yang amat sangat.
Caroline mencengkeram selimutnya kuat. Gadis itu menggigit bibirnya menahan sakit, dirinya sudah tidak tahan lagi.
🍁🍁🍁
"Ada keluhan dari pasien VVIP 1?" tanya Daeyong kepada perawat yang berjaga di resepsionis.
"Tidak ada dok." Daeyong mengangguk dan berlalu, dia berencana untuk mengecek Caroline.
"CAROLINE!!" Daeyong panik saat melihat Caroline yang terus memegang perutnya, Daeyong menghampiri gadis itu. Pucat, hal yang pertama kali dilihat Daeyong saat mendekati gadis itu.
"Astaga, apa yang terjadi?" Caroline menggenggam erat tangan Daeyong.
"Sa-sakit."
"Iya, tenanglah! Aku akan mengatasinya."
Daeyong membenarkan tidur Caroline yang sudah tidak beraturan lagi. Caroline masih menggenggam tangan Daeyong kuat, hingga Daeyong tidak tega untuk melepaskan genggaman itu."Dok-ter, sa-sakit sekali," lirih gadis itu.
"Iyaa, bertahanlah sebentar saja." Daeyong mencari obat penenang dengan sebelah tangannya, akhirnya ia menemukannya dan langsung menyuntikkan ke dalam infus Caroline. Tidak lama kemudian obat itu bereaksi, Caroline terlelap perlahan. Tetapi genggaman tangannya sama sekali tidak dilepaskan gadis itu. Daeyong merapikan selimut dan duduk di samping Caroline, menatapnya dalam.
"Kenapa kau sangat mirip dengannya?" Daeyong menghela nafas berat.
"Aku sangat merindukannya."
___________________________________
Dikit??? Uuhmmm gak papa yaa, buntu ni buntu😅😅 penasaran gak siapa masa lalunya Daeyong??? Kalau mau tau kelanjutannya, let's see the next chapter bhuahahahaha. Apaan sih🙄
Okeyy vote dimana????? Vote jangan lupaaa, kumencari 25 vote minimal. Tekan dong gak susah kann???? 😒😒😒 Yan tekan bintang aku doain jadi holkay amiiinnnnn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day With You | Complete |
Teen FictionA story by Risa Martha Korean story ❤️ Romance Caroline~ "Haruskah aku menjadi salah satu pemeran di dalam drama mu yang tidak akan pernah berakhir?!" Daeyong~ " Ku mohon tetaplah disisiku, aku membutuhkanmu." Benci dan Cinta tidak jauh beda, bahka...