"Bertanggung Jawab!"

219 127 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.


Hari ini adalah hari ketiga Caroline menjadi budak seorang Kim Daeyong, gadis itu dibuat heran oleh pria itu.

"Sebenarnya yang jadi pasien disini aku, kenapa sekarang aku yang merawat Ahjussi." Daeyong yang sedang melahap sarapannya melihat ke arah Caroline yang sedang menggerutu kesal.

"Ingat, Yang membuat aku seperti ini, siapa? Eoh."

"Err, ta-tapi kan itu juga karena Ahjussi menjahili ku," ucap Caroline gagap tapi tetap ingin membela dirinya. Tentu saja itu bukan sepenuhnya salah dia, siapa suruh Daeyong mencoret-coret wajahnya yang cantik sehingga ditertawakan oleh seluruh maid yang ada di rumahnya.

"Ini belum seberapa, kau masih harus bertanggung jawab dengan semua kesalahan yang pernah kau lakukan, ingat, Siapa yang satu tahun lalu mengaku-ngaku sebagai pacarku."

Deg!

Caroline menelan Saliva—nya kasar, saat melihat seringainya Daeyong yang menakutkan.

"Siapapun yang sudah masuk ke dalam hidupku, mereka tidak akan pernah bisa pergi begitu saja."

Glek.

Demi apapun, Caroline hanya ingin pergi dari sini, sungguh Daeyong membawa hawa menyeramkan sampai-sampai kamar pria itu terasa mencekam.

"Ah, Ahjussi aku lupa matikan kran di kamar mandi, aku keluar dulu." Tanpa persetujuan dari Daeyong, gadis itu sudah lari terbirit-birit.

"Ya! Aku belum selesai berbicara."

"Dasar." Geram Daeyong, tapi itu hanya sesaat karena selanjutnya pria itu terkekeh mengingat kelakuan Caroline.

Lain halnya dengan Caroline yang terus menerus memegang jantungnya yang sudah tidak karuan.

"Oh jaebal, jaebal. My lord, Kenapa aku harus bertemu manusia mengerikan seperti itu." Caroline bergedik ngeri, sungguh Daeyong sangat mirip dengan pshycopat berdarah dingin.

"Akh, aku benar-benar menyesal. Ini semua karena Eun ha coba saja kalau Eun Ha tidak mengejarku pasti aku tidak akan pernah berjumpa dengan Ahjussi itu, heol." Caroline berguling-guling tidak jelas di atas kasur.

Tok—tok—tok!

pintu kamar Caroline diketuk.

"Nuguya?" teriaknya.

"Cepat keluar!" mata gadis itu langsung melotot saat mendengar suara yang sangat familiar, siapa lagi kalau bukan Daeyong.

"Ahjussi, tiba-tiba saja kepalaku sangat sakit. Biarkan aku beristirahat sebentar," bohongnya.

"Dalam hitungan ke lima kau tidak keluar, kau akan tau akibatnya!" tanpa banyak bicara Caroline melompat dari kasurnya dan membuka pintu.

"Wae, wae, Ahjussi. " Daeyong tersenyum tipis.

"Ikut aku!" pria itu meninggalkan Caroline yang hanya memandang nya ngeri.

"Tamat lah riwayatku."

🍁🍁🍁

"Apa ini?" Caroline memandang kotak kecil bewarna merah di atas meja kerja.

"Bukalah!" gadis itu menuruti perintah Daeyong.

"Untuk apa ini?"

"Huh." Daeyong menghela nafas.

"Cincin tunangan."

"Hah?" lagi, Daeyong menghela nafas. Ada apa dengan gadis di hadapannya ini?

"Kau bodoh atau apa? Kita kan sudah tunangan." Jujur Caroline hampir lupa dengan kejadian Minggu lalu dimana Daeyong mengaku-ngaku sebagai tunangannya.

"Tapi, cincin ini sangat mahal untuk status tunangan palsu," ucap gadis itu polos, matanya tidak lepas dari cincin yang sangat indah itu.

"Aku tidak peduli." Sifat sombong Daeyong kembali.

"Cepat gunakan cincinnya, agar tidak ada yang curiga lagi."

cincinnya sangat pas di jari Caroline, bagaimana bisa Daeyong mengetahui ukuran jarinya.

"Bagaimana Ahjussi tau ukuran jari ku?"

"Oh, itu karena jarimu sama dengan jari kang mari."

kang mari?! Bukankah itu nama mantan tunangannya Ahjussi?

Caroline tersenyum miris, kenapa tiba-tiba hatinya sakit? Dia tidak mungkin jatuh cinta secepat itu, Ini bukan cemburu kan?

"Ooh," lirihnya pelan.

"Kalau begitu aku ke kamar." Gadis itu hendak pergi dari ruangan itu.

"Oh iya, Appa-mu menyuruh untuk mempercepat pernikahannya."

Jreng jrengg jrengggBayangkan gimana ekspresi Caroline saat mendengar kata " Appa mu menyuruh untuk mempercepat pernikahannya!" Pasti auto melotot tuh anak, yang sabar ya Caroline ini cobaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jreng jrengg jrenggg
Bayangkan gimana ekspresi Caroline saat mendengar kata " Appa mu menyuruh untuk mempercepat pernikahannya!" Pasti auto melotot tuh anak, yang sabar ya Caroline ini cobaan. Wkwkwkwk

Author kenapa hidupku seperti ini~Caroline

Semakin cepat semakin baik, terimakasih author <( ̄︶ ̄)> ~Daeyong

___________________________________

jaebal=tolong
nuguya=siapa

 Spring Day With You | Complete |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang