"Daeyong"

97 38 13
                                    

Votment juseyo.......

"Caroline Kau..."
.
.
.
.
.
.
"Lulus!!" Spontan gadis itu membuka matanya.

"Omo!" Caroline tidak menyangka dia akan lulus di Seoul Nasional University. Universitas nomor satu di Seoul.

"Selamat, Caroline-ah!" Mark memeluk adiknya bangga.

"Ini bukan mimpi, kan?"

"Tentu saja! Kau lulus dengan nilai tinggi." Caroline sangat terharu. Mimpinya untuk masuk ke SNU sebagai mahasiswa kedokteran sudah tercapai, jadi dia harus mewujudkan cita-citanya menjadi nyata.

"Kau harus memberi Daeyong kejutan. Biar oppa mencetaknya untukmu. Jadi besok di hari kelulusanmu kau tunjukkan kepada Daeyong." Caroline mengangguk setuju. Ide bagus untuk memberikan kejutan untuk Daeyong. Pasti Daeyong akan sangat bangga dengannya.

"Yasudah, kau istirahatlah. Sebentar lagi Appa pulang. Beliau harus tau juga." Lagi, Caroline menuruti perkataan Mark.

"Aku pergi untuk mencetak ini dulu. Istirahatlah." Setelah mengelus lembut rambut adiknya, Mark meninggalkan Caroline sendiri.

"Aku tidak sabar menunggu hari esok!!"

***

"Hei, kau terlihat sangat terburu-buru membereskan semuanya." Elise menatap Daeyong bingung.

"Tentu saja! Aku tidak sabar ingin bertemu Caroline."

"Cih, akhirnya kau benar-benar mencintainya." Elise menggeleng kepala melihat, adik lelakinya itu sudah menemukan cintanya lagi.

"Hmmm, begitulah. Dia pantas untuk dirindukan," ucap Daeyong sambil memasuki pakaiannya ke dalam koper.

"Kapan kau pulang?"

"Kereta ke Seoul akan berangkat pukul 07.30. Aku harus menghadiri kelulusan Caroline. Dan kau tau? Aku akan melamarnya." Daeyong tersenyum bahagia, memikirkan hari esok.

"Jjinjja?" Daeyong mengangguk.

"Wah, akhirnya kau terjebak dalam permainanmu sendiri."

"Aku kalah untuk kali ini." Elise terkekeh. Caroline benar-benar ajaib. Gadis itu mampu mematahkan perasaan Daeyong yang sudah tidak pernah jatuh cinta lagi. Yah, Kang Mari yang terakhir.

"Yasudah, turunlah. Makan malam sudah siap." Elise menepuk pelan pundak Daeyong dan pergi meninggalkan pria itu.

"Caroline tunggu aku!!"

***

Sekolah terlihat ramai, para murid tampak bahagia dalam balutan seragamnya yang dipakai untuk terakhir kali. Beberapa orang tua sudah hadir memenuhi kursi di Aula. Ada juga murid yang sedang menunggu kedatangan orang tuanya. Termasuk Caroline.

"Kami tunggu di aula ya." Caroline mengangguk. Membiarkan Haruka dan Taesa memasuki aula bersama kedua orang tua mereka.

Tidak lama kemudian Mark dan Presdir James datang menghampiri Caroline.

"Hei, sepertinya kami terlambat!" Caroline tersenyum bahagia saat melihat kedatangan dua orang yang sangat ia cintai.

"Tidak!" ucap Caroline semangat.

"Ah, baguslah. Oh ya selamat kau sudah lulus, nak." Presdir James memberikan sebuket bunga yang indah untuk putrinya.

"Ah, terimakasih kak Appa," ujar gadis itu sambil memeluk Presdir James.

"Kau melupakanku!" Caroline melepaskan pelukannya dan melirik ke arah Mark yang sedang kesal.

"Tentu saja tidak!" Caroline menghamburkan dirinya ke pelukan Mark.

"Sudah, sudah. Ayo kita masuk. Acaranya hampir di mulai." Ingat Presdir James.

Merekapun masuk ke dalam Aula. Di sana sudah sangat ramai dengan murid dan para orang tua. Di acara kelulusan ini akan banyak sekali pengumuman yang akan disampaikan. Dari siapa yang akan menjadi juara umum dan bahkan murid kebanggaan hangguk hagyeo. Tidak lama setelah Caroline dan keluarganya duduk. Acara pun di mulai.

***

Acara selesai setelah menghabiskan waktu sekitar 3 jam lebih. Karena adanya pertunjukan seni dari tingkat 11 untuk memeriahkan hari kelulusan anak-anak tingkat akhir.

"Selamat, Caroline." Gadis itu mendapat banyak kata selamat dari temannya. Karena ia menjadi murid kebanggaan Hangguk hagyeo. Tentu saja hal itu membuat Presdir James bangga kepadanya.

"Terimakasih." Caroline menerima setiap hadiah yang di berikan oleh teman-temannya.

"Caroline, Appa dan Mark harus pergi sekarang. Karena kami ada bisnis di luar kota. Appa sangat bangga kepadamu. Ingin sekali Appa merayakan hal ini. Tapi keperluan bisnis ini sangatlah mendesak. Appa janji akan merayakannya setelah kami pulang dari luar kota." Presdir James mengelus lembut Surai putrinya.

"Gwaenchana, kalian hadir hari ini saja sudah menjadi suatu kebahagiaan buat aku." Caroline mengerti atas kesibukan dua orang yang ia sayangi. Jika mereka tidak bekerja. Mungkin Caroline tidak akan bisa merasakan bagaimana pendidikan yang baik dan juga hidup dengan kesenangan.

"Sekali lagi, kami benar-benar bangga kepadamu." Caroline tersenyum bahagia. Dia senang bisa membuat Appa-nya bangga.

"Kau, masih menunggu Daeyong?"

"Hmm, dia sedang dalam perjalanan." Presdir James mengangguk.

"Baiklah, kami pergi dulu. Jaga diri baik-baik. Setelah ini langsung pulang ke rumah Daeyong."

"Aye aye captain!" Mark mengacak rambut adiknya gemas.

"Oh ya, ini!" Mark mengeluarkan amplop putih.

"Apa ini?"

"Surat kelulusanmu. Berikan untuk Daeyong."

"Ah, arasseo!" Caroline mengambil amplop itu dan menyimpannya baik.

"Yasudah kami pergi dulu. Ingat pesan Appa!"

"Ne." Setelah itu Presdir James dan Mark pergi meninggalkan Caroline.

Gadis itu menunggu di dekat taman. Yah, dua sudah menghubungi Daeyong. Pria itu udah tiba di Seoul dan sedang dalam perjalanan ke sekolahnya.

"Caroline!!" Gadis itu menoleh.

"Eun Ha?!"

"Kau, tidak pulang?!" tanya Eun Ha.

"Ah, aku menunggu Daeyong." Tampak sangat jelas bahwa gadis itu sangat bahagia.

"Eoh. Apa perlu ditemani?"

"Tidak apa Eun Ha. Sebentar lagi Daeyong akan tiba." Eun Ha mengangguk.

"Baiklah kalau begitu aku duluan ya. Jika perlu sesuatu hubungi saja aku." Caroline mengangguk, dan melambaikan tangannya kepada Eun Ha. Sekarang Caroline sendiri, duduk di bangku taman sekolahnya.
Haruka dan Taesa sudah pulang sedari tadi.

"Ahjussi kenapa lama sekali?" Gadis itu terus melihat jamnya. Waktu hampir petang. Tapi Daeyong tidak datang juga. Sekolah sudah mulai sepi.
Caroline khawatir terjadi sesuatu kepada Daeyong.

"Daeyong, kau kemana?" Caroline sudah tidak bisa tenang.

Langit sudah mulai gelap dan gadis itu masih setia menunggu Daeyong.
Sekolah benar-benar sepi saat ini.

"Daeyong, ayolah!" Gadis itu mulai kedinginan. Mengapa pria itu tidak datang-datang.

Ddrrtt.

Ponselnya yang bergetar mengejutkan Caroline. Gadis itu melihat siapa yang meneleponnya, mungkin saja Daeyong. Tapi nama yang tertera di layar ponselnya membuatnya menghela nafas. 'Bi Min Ah' kenapa wanita itu meneleponnya?

"Halo, Ahjumma?!"

"Caroline, Da-daeyong..."

"Daeyong kenapa??"

"Daeyong di rumah sakit!"

Deg!!

Hayoooo kenpaa si Daeyong???

Gaes ayooo tebak Daeyong kenapa??



 Spring Day With You | Complete |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang