"Love is gone"

51 27 2
                                    

Maaf yaaa baru bisa comeback sekarang :"(( soalnya sibuk banget akhir-akhir ini🤒 semoga update an hari ini membalas penantian kalian eaaakkk wkwkkw... jan lupa dengarin mulmed nyaa ges biar makin seru wkwkwkkw...

Caroline memandang ponselnya lama, jantungnya berdegup kencang. Dia berpikir apakah hal yang tidak ia inginkan terjadi begitu cepat? Jujur dirinya belum siap untuk melepaskan Daeyong. Sampai kapanpun ia berusaha untuk melupakan Daeyong hatinya tidak pernah bisa berbohong akan perasaan yang masih ia simpan dengan baik.

Caroline meraih slingbagnya dan pergi meninggalkan kamarnya.

"Kau mau kemana?" tanya Mark yang sedang bersiap-siap pergi ke kantor.

"Aku, mau keluar sebentar."

"Sendiri?" Caroline mengangguk. Gadis itu mengambil kunci mobil yang tergantung di dinding.

"Janga pulang terlalu larut," ucap Mark.

"ne, oppa!" Tanpa berkata-kata lagi Caroline pergi meninggalkan Mark.
Pria itu tidak terlalu memikirkan tujuan adik perempuannya itu. Mungkin saja dia ingin membeli sesuatu.

***

Caroline mengemudi mobilnya dengan  pikiran yang tidak fokus.
Apakah hari ini semuanya akan  berakhir?

pikirannya di penuhi dengan isi pesan yang dikirimkan oleh Daeyong.

Akhirnya Caroline sampai dengan selamat ke tujuannya. Gadis itu memberhentikan mobilnya di parkiran taman. Setelah itu Caroline mencari keberadaan Daeyong yang telah tiba di sana.

Hari ini suasana di taman terlihat sepi, mengingat sudah pukul 18:00 pengunjung mulai tidak terlihat.

Caroline bisa melihat bayangan Daeyong yang sedang duduk di bangku taman. Gadis itu menghampirinya.

"Ahjussi!"

Deg! Sudah lama sekali Daeyong tidak mendengar panggilan itu. Ingin sekali ia memeluk Caroline. Tapi semua itu diurungkannya karena tujuan ia ke sini adalah untuk hal yang lain.

Daeyong membalikkan tubuhnya, di sana ia bisa melihat gadisnya. Gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta akan tetapi sebentar lagi dia harus melepaskan cintanya tersebut.

"Ah, kau sudah di sini?" Caroline mengangguk.

"Kemarilah," ucap Daeyong sambil menunjukkan bangku kosong di sampingnya agar Caroline duduk di sana.

Gadis itu menurutinya. Canggung. Perasaan itulah yang dirasakan oleh keduanya.

Tidak ada yang memulai percakapan, keduanya disibukkan dengan pikiran masing-masing. Waktu sudah terlewati 15 menit untuk mereka habiskan hanya dengan berdiam diri.

"Ekhem, Ahjussi." Daeyong tersadar dati pikirannya.

"Eoh, maaf." Caroline hanya tersenyum tipis.

"Baiklah, aku akan mengatakan sesuatu kepadamu." Daeyong menarik nafasnya dalam. Karena ini adalah pilihan tersulit baginya, yaitu melepaskan seseorang yang sangat dicintainya.

"Tanda tangani surat yang aku berikan kepadamu, tiga hari lagi adalah sidang perceraian kita. Aku sudah mengurus semuanya. Kau tinggal tanda tangan saja."

Caroline menelan saliva-nya. Hal ini benar-benar terjadi.

"Ta, tapi bolehkah aku bertanya sesuatu?" gugup gadis itu.

"Silahkan."

"Maksud dari post-it yang Ahjussi selipkan di surat itu apa?"

flashback...

Caroline membuka map coklat itu dengan tangan bergetar. Dia tidak siap melihat isi surat itu, walaupun dirinya sudah tau apa yang tertulis di sana. Sudah sedari tadi dia mengabaikan map itu. Bahkan sekarang sudah hampir larut malam, dan dia baru membukanya sekarang.

"Ayo Caroline, kau pasti bisa!!" Akhirnya dia memutuskan untuk membuka map itu. Jantungnya berdetak kencang. Setelah surat itu dikeluarkan Caroline membacanya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia sangat tidak rela melepaskan Daeyong.

Caroline membaca isi surat itu dengan teliti. Matanya menemukan sesuatu.

"Apa ini?"

Caroline membaca isi post-it yang terselip di dalam surat tersebut.

"Aku sedang berusaha, jangan tanda-tangani surat ini dulu.
jaga dirimu baik-baik."

~Daeyong

flashback off...

"Itu bukan apa-apa, jadi jangan kau masukan ke dalam hati. Aku tidak pernah mencintaimu." Perkataan Daeyong sangat menusuk bagi Caroline.

"Mungkin hanya ini yang bisa kusampaikan kepadamu, aku pergi dulu. Hati-hati di jalan." Daeyong beranjak dari duduknya.

Caroline masih belum bisa menerima keadaan saat ini. Walaupun Daeyong sudah berkali-kali mengatakan bahwa ini hanyalah akal-akalanya untuk membalas dendam. Tetap saja dia rasa yang ia rasakan sama. Mencintai Daeyong.

"Ahjussi..." teriakan Caroline membuat langkah Daeyong terhenti.

Bruk!

Daeyong bisa merasakan tangan mungil yang melingkar di pinggangnya. Yah, Caroline memeluknya dari belakang.

"Katakan kepadaku, kalau ini hanya mimpi!" lirih Caroline.

"Aku sangat mencintai, Ahjussi," Isakan kecil mulai teredengar. Daeyong mencengkram tanganya kuat. Dia tidak boleh terpengaruh dengan isakan Caroline.

"Katakan, Ahjussi!" Caroline semakin mengeratkan pelukannya. Daeyong memegang tangan itu. Dadanya terus berdesir menahan semua emosi yang bercampur.

"Caroline," Daeyong melepaskan pelukan gadis itu pelan.

"Maaf, aku harus pergi!" ucap Daeyong tanpa membalikkan badanya. Pria itu sudah pergi tanpa melihat ke belakang sama sekali.

Caroline semakin terisak kencang. Dia sangat mencintai Daeyong. Salahkan perasaannya yang melupakan bahwa dia sedang berada di dalam permainan Daeyong sejak awal.

"Aku sangat bodoh." Tangisan Caroline pecah dikeheningan taman yang mulai sepi dan gelap.

Taman di mana yang menjadi saksi bisu dari awal dimulainya kisah ini hingga berakhirnya kisah ini. Semuanya terjadi di taman yang luas ini.

"Aku sangat-sangat mencintaimu!" lirih Caroline.

Tanpa gadis itu sadari Daeyong menahan emosinya di balik pohon yang tak jauh dari tempat mereka tadi. Dia bisa mendengar dengan jelas tangisan pilu Caroline.

"Daeyong kau sangat payah!" Pria itu menahan agar air matanya tidak menetes tetapi itu sulit, karena sekarang air mata itu sudah membasahi kedua pipinya.

"Maafkan aku Caroline, maaf." Malam itu berakhir dengan kisah cinta yang akan berakhir beberapa hari lagi. Bahkan kisah cinta yang baru dimulai harus berakhir dalam waktu yang singkat.

Cinta akan selalu pergi ketika salah satunya tidak lagi mencintai, tetapi siapa tau bahwa jauh di dalam sana masih ada sebutir perasaan yang tidak bisa keluar dari empunya.

ya allah makin ngacoo...
dah lahh happy reading.

mohon maaf sebesar-besarnya aku lama bgt update. sampe pembaca pada kabur semua ahahahha. ya mau gimna lagi nolep banget akhir-akhir ini. jadi pen hiatus dari semua-semuanya. tapi sekali-kali muncul motivasi buat berkarya eh malah keburu di ambil sama si mager jadinya gak kecapai-capai buat bekarya. oke cukup sekian curhatnya.

thanks for reading..
jan lupa di vote :")

 Spring Day With You | Complete |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang