"Maaf"

259 140 37
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

P

ukul 18.30 KST

"Seharusnya Ahjussi sudah pulang." Sedari tadi gadis itu menunggu Daeyong pulang, apalagi kalau bukan untuk membalas dendam. Dia masih tidak terima Daeyong menjahili dirinya.

"Awas saja Ahjussi, lihat apa yang akan aku lakukan." Tak lama kemudian suara mesin mobil menderu membuat Caroline meloncat girang, seperti anak yang menunggu orang tuanya pulang dari kerja. Gadis itu langsung keluar dari kamar dan menuju ke lift belakang, Caroline yakin Daeyong akan melewati lift tersebut karena dia akan memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.

"Hahahaha, rasakan balasanku." Caroline sudah menunggu di balik tembok yang berada di samping lift.

Ting!

Pintu lift terbuka dan Caroline menjalankan aksinya.

Byurr.

"Ya! Apa yang kau lakukan?" tegas Daeyong, tetapi Caroline malah tertawa terbahak-bahak melihat rencananya berjalan dengan lancar.

"Apa maksud semua ini?"

"Hanya ingin membalas dendam," ucap gadis itu dengan memasang wajah polos.

Daeyong menatap tajam Caroline, tapi diacuhkan oleh gadis itu.

"Dasar." Dengan pakaian yang sudah basah Daeyong pergi hendak menggantinya tapi-

Brukk!

"CAROLINEEE!!!!"

"AHAHAHAHAHAH." Gadis itu sangat senang melihat Daeyong menderita, Daeyong jatuh akibat lantai yang licin.

Tapi tawa Caroline terhenti, ketika melihat Daeyong benar-benar kesakitan, gadis itu panik sendiri saat ini.

"Oh Ahjussi, kau tidak apa-apa?" Caroline menghampiri Daeyong.

"ARGHHH." Caroline sudah tidak tahu harus bagaimana lagi, Daeyong benar-benar sakit dan tak bisa bangun lagi. Sepertinya kakinya patah, oh tidak.

"Ayo, aku bantu bangun." Caroline mengulurkan tangannya.
Daeyong meraih tangan gadis itu dan berusaha bangkit, Daeyong menahan sakit di kakinya dan tertatih-tatih menuju kamarnya. Caroline kewalahan membantu Daeyong, karena tubuh pria itu sangat berbanding terbalik dengan tubuhnya yang kecil.

"AKHHH." Daeyong membaringkan tubuhnya di kasur dibantu oleh Caroline.

"Oh Ahjussi, aku akan memberitahu Ahjumma." Tangan Caroline di tarik Daeyong saat hendak keluar, gadis itu menoleh.

"Wae? Ada yang ingin aku ambilkan, Makanan? Minum?"

"Kau disini saja." Daeyong menarik Caroline hingga terduduk di atas kasur, tepat di sampingnya.
Setelah itu Daeyong mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

"Yeobseyo?"

Selama Daeyong menelpon, Caroline menatap pria itu dari samping, tanpa sadar ia tersenyum tipis.

Tampan! setelah berkata seperti itu dia menggeleng kepalanya, ini tidak boleh terjadi, tidak akan ada perasaan untuk Daeyong.

"Kau kenapa?" Caroline tersadar dari lamunannya.

"Oh, tidak apa-apa."

"Hmm, siapa yang Ahjussi telepon?"

"Dokter." Daeyong kembali dingin seperti awal mereka bertemu.

Glek.

Caroline menelan saliva—nya kuat, dia merasa bersalah sudah membuat kekacauan seperti ini.

"Ahjussi!" Daeyong menoleh, Caroline menatap pria itu takut-takut. Sedangkan Daeyong menunggu gadis itu melanjutkan pembicaraannya.

"Maaf." Setelah berkata seperti itu Caroline menunduk takut.

"Huh." Caroline bisa mendengar helaan nafas Daeyong.

"Hey." Daeyong mengangkat pelan wajah yang tertunduk itu.

"Lihat aku." Ragu-ragu gadis itu melakukan apa yang disuruh oleh Daeyong. Sekarang empat mata itu saling bertatapan.

"Aku sudah memaafkanmu." Bola mata Caroline langsung berbinar saat mendengar tiga kata itu.

"Seriously? Gomawo, Ahjussi!" ucapnya gembira, sungguh dia sangat takut Daeyong marah.

"Tapi ada syaratnya."

"Hah?" Caroline tidak jadi senang.

"Kau harus menuruti perintahku selama aku sakit." Daeyong menunjukkan smirk-nya.

"Dasar, Ahjussi tidak ikhlas memaafkanku," ucap Caroline kesal.

"Ya kau harus bertanggung jawab dengan perbuatan mu sendiri."

"Ya tapi-"

"Tidak ada bantahan." Caroline menggeram kesal, Daeyong masih saja Daeyong yang menyebalkan.

🍁🍁🍁

"Anda harus banyak istirahat, terlalu banyak bergerak akan membuat sendi kaki anda bergeser."

"Apa itu sangat parah, dok?" tanya Caroline penasaran.

"Tidak, hanya saja membutuhkan waktu sebulan untuk pulih total." Caroline terkejut mendengarnya.

satu bulan? Caroline bisa mati di tangan Daeyong, satu bulan itu sangat lama. Gadis itu bergidik ngeri membayangkan dia menjadi babu Daeyong selama itu.

"Yasudah, saya permisi dulu. Semoga anda lekas sembuh." Daeyong mengangguk.

"Terimakasih dok!" Caroline mengantar dokter tersebut hingga pintu kamar, kemudian dia akan keluar secara diam-diam.

"Ekhemm, mau kemana?" shit dia ketahuan.

"Ehehehe, aku mau ke kamar mandi sebentar."

Daeyong menunjukkan arah suatu tempat dengan matanya, Caroline melihat ke arah yang dimaksud dan bertanya tempat apa itu.

"Itu kamar mandi." Caroline menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan langsung masuk ke kamar mandi yang dimaksud Daeyong.

Daeyong tertawa kecil, yah dia senang dengan seperti ini dia bisa mengerjai gadis itu sesuka hatinya.

"Welcome, to the hell."

Huwaa gimana gaes makin aneh yaa ahahhaa udahlah gak tahu lagi aku yang penting kalian suka yaa, jangan lupa sarannya dan bintang pastinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Huwaa gimana gaes makin aneh yaa ahahhaa udahlah gak tahu lagi aku yang penting kalian suka yaa, jangan lupa sarannya dan bintang pastinya.

Happy reading!!

___________________________________

Yeobseyo=halo

Gomawo=terimakasih

 Spring Day With You | Complete |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang