Caroline sedang berada di dalam mobil saat ini. Gadis itu diantar pulang oleh Eun Ha, cowok yang berdansa dengannya tadi.
"Apa kabar?" Tiba-tiba saja Eun Ha menanyakan kabar Caroline.
"Hei, kenapa kau bertanya seperti itu." Caroline terkekeh.
"Hanya ingin, Caroline apa kau baik-baik saja?" Saat ini Eun Ha menatap gadis yang duduk di sampingnya.
"Ahaha, tentu saja. Kau bisa lihatkan. I'm happy." ujar Caroline dan tersenyum ke arah Eun Ha. Gadis itu tidak mau terlihat sedih di hadapan siapapun. Begitu juga dengan Eun Ha.
"Hari itu, kau pulang jam berapa?" tanya Eun Ha lagi.
"Tidak lama setelah kau pulang, Daeyong menjemputku." bohong Caroline.
Mendengar jawaban gadis itu, Eun Ha memilih untuk diam. Dia tau Caroline sedang berbohong kepadanya.
***
"Ikuti saja kemanapun gadis itu pergi!" Pria bertopi hitam itu mengangguk.
"Baik, saya akan mengikutinya."
"Ingat, jangan ada satupun yang kau lewatkan." ujar si penelepon di seberang sana.
"Baik, akan saya laksanakan." Setelah percakapan singkat itu berakhir, pria bertopi hitam tersebut melajukan mobilnya untuk menjalankan misi yang ia terima.
***
"Terimakasih, Eun Ha." Caroline melepaskan Seatbelt-nya dan keluar dari mobil.
"Eun Ha, hati-hati di jalan!" ingat Caroline.
"Iya, kau berbicara seperti itu seakan-akan rumahku berjarak 100KM, kau lupa aku tetanggamu!" Caroline tertawa ringan.
"Baiklah, aku masuk duluan ya." Eun Ha mengangguk, dan meninggalkan perkarangan rumah Caroline setelah memastikan gadis itu benar-benar masuk ke dalam rumahnya.
"Gadis itu diantar oleh seorang teman laki-lakinya." Pria bertopi hitam itu melapor kepada atasannya.
"Tugasmu malam ini telah selesai."
"Baik, tuan."
setelah memastikan tidak ada yang mencurigainya, pria bertopi hitam itu langsung pergi dari tempat persembunyiannya.
"Shit!" Eun Ha sudah curiga ada yang mengikuti mobilnya sedari tadi. Dia yakin Caroline sedang dalam bahaya. Mulai besok dia harus mewanti-wanti gadis itu agar tidak terjadi apa-apa kepadanya.
***
Eunha
Mau jogging?
06:30Caroline membaca pesan masuk dari Eun Ha. Gadis itu membalas pesan tersebut. Menyetujui ajakan Eun Ha. Lagipula sudah lama dia tidak berlari pagi.
Setelah membalas pesan Eun Ha, Caroline bergegas untuk bersiap-siap. Kemudian gadis itu menunggu Eun Ha di ruang tamunya.
"Kau sudah siap? " Caroline menoleh saat mendengar suara Eun Ha.
"Ayo!" ajaknya.
Selama mereka mengelilingi taman di komplek tidak ada yang menyadari seseorang yang sedang memantau mereka dari kejauhan.
"Tuan, laki-laki itu sedang bersamanya."
".... "
"Baik, tuan. " Orang itu mulai memotret Caroline dan Eun Ha secara diam-diam. Kemudian ia mengirim kepada tuannya.
***
"Eoh, kau sudah pulang?" Mark yang duduk di ruang keluarga menyapa Caroline yang terlihat lelah setelah berkeliling dengan Eun Ha.
"Hmm." Gadis itu langsung duduk di samping Mark. Tanpa mengganti pakaiannya yang sudah basah oleh keringat.
"Ya! Kau sangat jorok. Cepat mandi dan ganti pakaianmu itu. " Omel Mark.
"Bisakah oppa diam? Aku ingin istirahat sebentar." jawab Caroline acuh.
"Terserah kau saja, dasar jorok!" Caroline tidak menggubris ungkapan Mark, dia lebih fokus kepada televisi yang sedang menayangkan beberapa berita.
"Pewaris KBC GROUP, Kim Daeyong tertangkap kamera saat mengunjungi sebuah apartemen. Yang diketahui bahwa apartemen tersebut bukan miliknya melainkan milik seorang wanita yang diperkirakan adalah kekasih simpanan Direktur Utama KBC Group. Semua mempertanyakan bagaimana hubungan dirinya dan__" Mark mematikan televisi tersebut. Pria itu menoleh ke arah adiknya.
"Kenapa dimatikan? " tanya Caroline tanpa memindahkan pandangannya dari televisi yang sudah mati.
"Caroline, "
"Lagipula aku akan bercerai dengannya. Aku tidak peduli dia berkencan dengan gadis manapun." ujar Caroline.
Mark menatap adiknya sedih. Dia tahu jauh di dalam hati Caroline gadis itu masih mencintai Daeyong.
"Aigoo, kenapa Tuhan membuatku menjadi janda di umur yang sangat muda? " Caroline menatap Mark dengan tersenyum.
"Aku ke atas dulu. " Setelah itu Caroline beranjak kembali ke kamarnya. Mark membiarkan Caroline pergi.
"Daeyong brengsek...! "
***
"Daeyong, bisakah kau menjelaskan semuanya kepadaku?" Elise menghampiri adiknya.
"Tidak ada yang perlu di jelaskan!" tegas Daeyong.
"Kau sungguh ingin melepaskannya begitu saja? " tanya Elise.
"Aku tidak mencintainya. "
"Ada apa denganmu? Ini bukan Daeyong yang kukenal. "
"Aku ada urusan penting, kalau ada perlu telepon saja aku. " Setelah berkata seperti Daeyong pergi dari hadapan Elise.
"DAEYONG! "teriakan Elise sama sekali tidak digubris Daeyong.
" Ada apa sebenarnya? "Elise meremas rambutnya frustasi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day With You | Complete |
Teen FictionA story by Risa Martha Korean story ❤️ Romance Caroline~ "Haruskah aku menjadi salah satu pemeran di dalam drama mu yang tidak akan pernah berakhir?!" Daeyong~ " Ku mohon tetaplah disisiku, aku membutuhkanmu." Benci dan Cinta tidak jauh beda, bahka...