"Neraka!"

435 219 174
                                    

Syalalalalala....┌(・。・)┘♪
Sebelum membaca, alangkah baiknya untuk menekan 🌟. Agar bermanfaat bagi kita semua..

Happy reading gaess...
.
.

Caroline membuka matanya perlahan, ia melihat sekelilingnya dan pandangannya terhenti pada seseorang yang sedang terlelap di sampingnya, dengan tangan yang saling menggenggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caroline membuka matanya perlahan, ia melihat sekelilingnya dan pandangannya terhenti pada seseorang yang sedang terlelap di sampingnya, dengan tangan yang saling menggenggam. Caroline melihat wajah yang damai itu.Tanpa ia sadari, dirinya tersenyum.

Caroline mengalihkan pandangannya saat orang yang ia pandangi sedari tadi terbangun dari tidurnya.

"Kau sudah sadar?" Caroline hanya mengangguk, entah mengapa suasana saat ini terasa canggung baginya.

"Hoamm, sepertinya kau sangat nyenyak tidur," ucap Daeyong.

"Ha? Bukankah dokter yang lebih nyenyak tidur dibandingkan aku. Bahkan dokter mencuri kesempatan untuk menggenggam tanganku, cihh," ucap Caroline tidak terima dikatakan seperti itu oleh Daeyong, sebab saat ini tangannya sudah kebas.

Daeyong tersenyum mendengar keluhan Caroline.

"Hei! gadis kecil,coba ingat kembali apa yang terjadi beberapa jam yang lalu, yang merengek-rengek kesakitan dan terus menggenggam tanganku hingga tertidur siapa? Coba kau ingat kembali." Awalnya Caroline tidak peduli, tetapi ingatan yang muncul sekilas di pikirannya itu membuatnya merutuki diri sendiri.

"Lihat, kau bahkan tidak bisa berkata lagi, dasar." Sindir Daeyong dan bangkit dari duduknya, pria itu merenggangkan ototnya yang terasa pegal akibat tidur sambil duduk.

"Jangan lupa minum obat, aku harus pulang sebentar. Jika terjadi sesuatu langsung hubungi suster. Aku pergi." Daeyong keluar dari ruangan itu, Caroline hanya memandang punggung itu menjauh.

"Fiuhhh." Caroline memegang dadanya.

"Kenapa berdetak kencang?!"

***

"Apaa?!" teriak caroline tidak setuju dengan permintaan Presdir James.

"Daeyong sudah sangat ahli, jadi Appa bisa mempercayaimu kepadanya."

"Appa!!" rengek gadis itu.

"Masih banyak dokter-dokter bedah lainnya, bukan hanya dia saja," protes Caroline.

"Tapi Daeyong dokter yang menangani mu, jadi wajar saja jika Appa membiarkan Daeyong merawatmu sepenuhnya dan Daeyong sudah Appa anggap sebagai anak Appa sendiri."

Caroline mendecih kesal, kalau sudah begini dia tidak bisa membantah lagi. Appa-nya sangat bersikeras terhadap apapun yang telah ia tetapkan.

"Percayalah, Daeyong akan menjagamu dengan baik." Presdir James mengelus rambut Caroline lembut.

"Istirahatlah mungkin dua hari ke depan kau sudah Bisa pulang." Setelah berkata demikian, Presdir
James keluar dari ruangan itu, Caroline yang melihat
Appa-nya sudah keluar, menghela nafas berat, dia tidak yakin akan aman bersama Daeyong, apalagi setelah Daeyong berkata bahwa dia akan tetap membalas dendamnya kepada Caroline.

 Spring Day With You | Complete |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang