Readers aku pada sehat semua kan?? Jaga kesehatan yaa, jaga imunnya makan makanan yang sehat okeii, semoga kita semua selamat dari covid-19 yaaa. #staysafe terus yaaa teman teman, love youu💕💕

.
.
."
Ayolah Daeyong aku tidak ingin belajar lagi, ini sungguh membosankan," rengek Caroline seperti anak kecil. Well, dia masih 18.
"Kau baru belajar selama 1 jam dan menyerah begitu saja?" Ujian kelulusan Caroline akan berlangsung 1 bulan lagi, bukankah gadis itu harus mempersiapkannya dari sekarang agar dia dapat lulus di universitas yang ia inginkan?
"Satu jam itu sudah berhasil membuat kepalaku panas." Daeyong tertawa mendengar ucapan Caroline.
"Ya! Waktu sesingkat itu tidak menghasilkan apa-apa."
"Otakku sudah hampir terbakar melihat setiap rumus ini." Caroline mengacak rambutnya kesal.
"Bagaimana kau bisa lulus jika malas seperti ini?"
"Argh, tentu saja aku bisa," bantahnya.
"Bagaimana?"
"Lihat saja nanti, aku pasti lulus di universitas yang aku inginkan!!"
"Hhhh, terserah kau saja!" Caroline tersenyum, karena Daeyong akhirnya menyerah.
"Hai.." Caroline dan Daeyong melihat siapa yang datang.
"Oppa...!" Caroline berlari memeluk Mark.
"Aku merindukanmu." Mark memeluk adiknya gemas.
"Ya!! Kenapa kau tidak pernah menghubungiku? Apa kau sibuk berkencan dengan Elise eonni?" Daeyong terkejut saat mendengar ucapan Caroline, ada hubungan apa antara Mark dan nuna-nya itu?
"Sst, kau bisa diam?" Mark melirik Daeyong, menyengir.
"Apa kau ditolak?" Tidak peka dengan situasi, Caroline terus mendesak agar Mark menjawabnya.
"Yaa!!" Mark semakin kesal dengan adiknya itu.
"Oh ya, aku bawakan pizza untuk kalian dan apa yang sedang kalian lakukan?" Mark mengalihkan pembicaraan.
"Mengajari adikmu, yang sangat sulit di ajak belajar." Caroline kesal karena Mark mengalihkan pembicaraannya.
"Kau harus bersabar dengannya, mengajaknya untuk belajar itu suatu tantangan. Saat masih tinggal bersama kami, gadis ini selalu saja kabur dengan berbagai alasan jika di suruh belajar."
"Pasti nilainya merah semua?" Sindir Daeyong.
"Cih." Caroline melempar bantalan sofa ke arah Daeyong.
"Kau lihat saja nanti." Mark terkekeh.
"Oppa, kau datang di waktu yang tepat." Caroline mengambil sepotong pizza dan memakannya lahap, dua pria itu hanya bisa terkekeh melihat tingkah gadis itu.
"Ah, kau belum menceritakan tentang kencanmu dengan Elise eonni ."
"Aish, bisakah tidak membahas itu?" Mark menatap adiknya kesal.
"Kau pasti bertemu dengannya bukan?" Daeyong menatap Mark.
"Shit, kenapa kau tidak bilang kepadaku?"
"Kau tidak menanyakannya." Caroline masih bingung dengan pembahasan kedua pria di depannya ini, siapa yang dimaksud dengan 'dia' itu.
"Arghh, aku hampir saja di bunuh olehnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day With You | Complete |
Teen FictionA story by Risa Martha Korean story ❤️ Romance Caroline~ "Haruskah aku menjadi salah satu pemeran di dalam drama mu yang tidak akan pernah berakhir?!" Daeyong~ " Ku mohon tetaplah disisiku, aku membutuhkanmu." Benci dan Cinta tidak jauh beda, bahka...