Sejak saat itu Ryoubi menjadi sangat murung, dia tidak mau berbicara dengan siapapun, bahkan keseharian nya hanya dia habiskan dengan memandang langit dari pagi sampai sore di halaman depan kamarnya. Sabito, Giyuu, dan Makomo terkadang menemaninya, namun Ryoubi tetap tidak mau diajak berbicara. Kondisi Akira Sudan membaik berkat pengobatan yang cukup efektif oleh para Kakushi. Tapi Akira masih belum boleh berjalan jalan keluar dari kamarnya karena kondisi yang belum maksimal.
Sabito memberi tahu keadaan Ryoubi pada Akira, Akira terkejut mendengar cerita dari Sabito tentang Ryoubi yang tiba tiba tidak mengingat apapun.
Akira sebenarnya ingin melihat keadaan Ryoubi secara langsung, tapi dia tidak mau melanggar perintah dari Oyakata sama yang mengharuskan Akira untuk tetap istirahat dikamar nya.
Ditengah tengah perbincangan Akira dan Sabito. Giyuu bangun dari posisi duduknya dan berjalan keluar dari kamar Akira.
"Kau mau pergi kemana?" Tanya sabito.
"Aku... Ingin mencari angin keluar" ucap Giyuu dengan santainya dan dilanjutkan dengan berjalan menuju tempat tujuannya. Sebenarnya tempat tujuan Giyuu adalah kamar Ryoubi, karena merasa malu, Giyuu lebih memilih berbohong.
Namun jauh didalam lubuk hatinya, Giyuu sangat khawatir dengan keadaan Ryoubi.
Ketika Giyuu sampai dikamar Ryoubi, Giyuu mengetuk pintu dan tak mendengar jawaban apapun. Karena tak merasa ada yang menjawab, Giyuu langsung memasuki kamar Ryoubi dan tidak menemukan sosoknya di atas kasur miliknya. Gitu terkejut dan panik, mencoba mencari cari disekitar kamarnya namun tak menemukan Ryoubi.
Giyuu keluar menuju halaman depan kamar Ryoubi dan menemukan sosok Ryoubi yang sedang memegang pisau yang saat ini sedang berada didepan lehernya.
Dengan refleks Giyuu berlari kearah Ryoubi dan menepis pisau yang dipegang oleh Ryoubi. Ryoubi terkejut karena kedatangan Giyuu secara tiba tiba.
"Dasar bodoh! Apa kau ingin mati?!!" Seru Giyuu sambil mengguncangkan tubuh Ryoubi.
Ryoubi yang merasa dibentak, malah kebingungan.
"Apa.... Yang aku lakukan? Kenapa aku diluar sini? Kenapa kau memarahiku" ucap Ryoubi dengan tatapan kosongnya. Rupanya Ryoubi tidak sadar dengan apa yang dia lakukan, karena itu Ryoubi merasa bingung.
Mata Giyuu terbelalak ketika mendengar pernyataan Ryoubi, Giyuu menyadari bahwa kondisi Ryoubi saat ini sangat gawat, dia bisa saja bunuh diri tanpa disadari jika tidak ada yang memperhatikan nya.
Tatapan mata milik Ryoubi juga berbeda dari biasanya. Tatapan mata dari gadis polos periang berubah menjadi tatapan mayat hidup.
Merasa hatinya tersayat karena melihat kondisi Ryoubi yang tidak bisa diharapkan ini, Giyuu memeluknya. Pelikan yang erat dan dalam membuat Ryoubi merasa hangat dan nyaman. Saking hangat nya, Ryoubi mulai mengeluarkan air mata. Tak lama kemudian rengekan mulai keluar dari mulut Ryoubi. Ryoubi pun membalas pelukan dari Giyuu dengan wajah yang basah karena air matanya yang mengalir deras melewati pipinya, bahkan Haori yang digunakan oleh Giyuu ikut basah karena air matanya.
"Aku akan melindungimu, Ryou. Aku berjanji" ucap Giyuu dengan suara yang lembut bagaikan hembusan angin yang melewati telinga Ryoubi.
----
"Ryoubi!!" Tiba tiba saja Sabito memasuki kamar Ryoubi sambil terengah-engah.
Dan ketika sampai didalam kamarnya, Sabito melihat Ryoubi yang kini tertidur dipangkuan sahabatnya, Giyuu. Dengan mata yang membengkak, Ryoubi tidur dengan sangat tenang, seakan tak ada lagi beban yang ia tahan. Sesekali Giyuu mengelus elus rambut hitam milik gadis setengah Oni tersebut. Sabito yang melihatnya mulai mendekat dan ikut mengelus lembut rambut Ryoubi.
"Gi... Yuu... Nii sama"
Ryoubi bergumam dalam tidurnya. Yang disebut namanya mengeluarkan rona merah di pipinya. Sahabatnya yang merasa tertinggal sesuatu memasang wajah kesal.
"Sepertinya aku tertinggal sesuatu" ucap Sabito menyindir Giyuu.
Giyuu hanya membuang wajahnya agar wajah merahnya tidak terlihat oleh Sabito.
Sabito yang merasa tertinggal satu langkah hanya mem-pout kan pipinya dan menatap kesal ke arah sahabatnya.
---
Gitu menggendong Ryoubi menuju kasurnya agar tidurnya lebih nyaman. Menyelimuti nya dan mengusap rambut Ryoubi yang sedang tertidur.
Tentu saja Sabito semakin merasa jengkel.
"Mulai besok aku yang akan merawat Ryou Chan! Titik!!" Sabito kemudian melesat meninggalkan Giyuu yang masih ada dikamar Ryoubi.
Giyuu yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya memasang wajah bingung. Tidak biasanya Sabito bertingkah seperti itu.
Tak lama, Giyuu melupakan masalah dengan Sabito dan kembali fokus pada Ryoubi yang tertidur. Giyuu melihat matanya yang sedikit bengkak karena menangis hebat barusan. Dan kini Giyuu juga mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu saat dia tidak mau menerima Ryoubi karena ada darah Oni yang mengalir didalam tubuhnya. Giyuu merasa sangat menyesal dengan kejadian waktu itu, karenanya, Mulai sekarang Giyuu berjanji akan melindungi Ryoubi dengan nyawanya.
----
Dilain sisi, Sabito kini sedang duduk dipinggir kolam sambil melempar batu, dia masih jengkel dengan perlakuan Giyuu pada Ryoubi, tidak jarang juga Sabito bergumam.
"Kenapa Ryoubi dan Giyuu terlihat begitu akrab?!!" Mendengar bkata katanya sendiri Sabito makin kesal.
Karena tidak bisa mengendalikan emosinya, batu yang akan dilempar oleh Sabito malah mengenai Akira yang baru saja datang menghampiri Sabito.
Akira menunjukkan death glare nya pad Sabito.
Saat ini Sabito merasa umurnya semakin pendek.
#TBC
Yups!!! Ini chapter terakhir hari ini 🤣🤣🤣 besok aku lanjut lagi, btw jangan lupa tinggalin jejak dong 😂 komen aja, komenan kalian tuh motivasi tau gak sih?! 🤣🤣 Astaghfirullah aku maksa...😅😅 Maaf maaf 🤣🤣 pokoknya tunggu lanjutannya ya 😋😋 stay tune 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba : Hikari no Kakumei-hen
Fanfictionketika aku terlahir sebagai iblis, dilahirkan dalam keadaan hina, dan ditakdirkan untuk memburu sesama ku, namun yang sampai ini aku cari adalah cahaya yang merubah kehidupan ku WARNING!! TYPO BETEBARAN, BAHASA YANG EDAN ELING, CERITA YANG MEMBELOT ...