Ryoubi reflek mendorong Giyuu menjauh darinya.
"A--apa yang Giyuu nii lakukan?!"
Giyuu hanya terdiam dengan wajah bingung nya.
Giyuu selama ini tidak tahu bahwa Ryoubi tipe orang yang ketika malu akan merasa panik.
"A-aku pergi dulu, aku mau bersiap siap" seru Ryoubi sambil pergi meninggal Giyuu.
Ryoubi yang masih panik tidak menyadari bahwa saat ini tetap dibelakangnya, terdapat sebuah tembok.
JEDUKK!!
Alhasil kepala Ryoubi terbentur dengan sangat kencang dan mulus. Ryoubi yang merasakan sakit hanya bisa jongkok sambil meringis dan mengusap usap kepalanya.
Baru saja Giyuu mau mengecek keadaan Ryoubi, Ryoubi malah menepis tangannya dan berlari.
Lagi lagi karena panik, Ryoubi tersandung kakinya sendiri dan terjatuh dengan tidak indahnya.
Giyuu menatap Ryoubi dengan wajah yang mengatakan.
"Kalau aku mencoba membantunya lagi, hal lucu apa yang akan terjadi selanjutnya?"
Tatapanan dengan sedikit seringaian licik.
Rasa panik, kesakitan dan malu menyatu, menyebabkan beberapa bulir air mata keluar dari matanya.
"HUWAAAAA!!!"
Ryoubi menangis sambil meronta ronta seperti anak kecil, kali ini Giyuu yang panik, dia langsung menghampiri Ryoubi untuk menenangkannya. Namun entah kutukan apa yang menimpa Ryoubi, Giyuu tersandung sesuatu dilantai dan terjatuh kearah depan.
Kemudian kepala Giyuu dan Ryoubi saling berbenturan, menimbulkan suara yang tidak indah.
Ryoubi tertidur dilantai dengan mata yang berubah menjadi putih keseluruhan.
"Mati aku" guman Giyuu sambil melihat wajah Ryoubi yang tidak lagi manis, dan membayangkan wajah Sabito.
----
Malamnya, Ryoubi tersadar, dia lupa dengan kejadian "unik" yang dia alami, mungkin karena benturan yang keras dikepalanya. Sabito tidak mengetahui kenapa Ryoubi bisa pingsan, Sabito hanya beranggapan bahwa saat itu Ryoubi sedang tertidur, karena posisinya sudah dikasur, dibawa oleh Giyuu. Giyuu pun tidak ingin membahasnya.
Setelah bersiap siap, Ryoubi segera mengambil katana miliknya dan berpamitan pada Oyakata sama, tidak lupa juga dengan para pilar.
Ryoubi cukup dicintai oleh para pilar, karena itu mereka tak absen saat Ryoubi akan berpamitan pada yang lain.
"Dancho!! Huwaaaa! Kau akan pergi?! Berapa lama kau akan pergi?!! Jangan tinggalkan aku!!!" Seru salah satu pilar wanita sambil menangis memeluk Ryoubi.
"Aku tidak akan pergi selamanya, Mitsuri san, jangan menangis seperti itu"
"Semoga dewa melindungi perjalananmu" ucap pilar lain yang selalu mengeluarkan air mata dan berdoa.
"Terimakasih Gyoumei sama" Ryoubi membalasnya dengan senyuman.
"Ara~ Dancho sama, sebaiknya kau membawa obat obatan ini, siapa tahu kau membutuhkannya" Pilar Seranggga menyerahkan sebuah kantong berisi obat obatan, Ryoubi berterimakasih dan mengambil kantongnya.
"Woaaahhh!!! Ryou!! Kau sudah mau pergi ya? Kurasa ini akan menjadi perjalanan yang panjang untukmu, jadi berjuanglah, kalahkan para Oni dengan Elok!!" Seorang pilar dengan tampilan yang sangat mencolok itu memegang kedua bahu Ryoubi sambil memberikan kata kata semangat.
Mata Ryoubi berbinar binar.
"Tentu saja, Shishou!! Seperti yang dikatakan Shishou, aku akan mengalahkan para Oni dengan Elok" seru Ryoubi menanggapi Shishou nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba : Hikari no Kakumei-hen
Fanficketika aku terlahir sebagai iblis, dilahirkan dalam keadaan hina, dan ditakdirkan untuk memburu sesama ku, namun yang sampai ini aku cari adalah cahaya yang merubah kehidupan ku WARNING!! TYPO BETEBARAN, BAHASA YANG EDAN ELING, CERITA YANG MEMBELOT ...