Besoknya Ryoubi dan Akira tengah bersantai dikamar Ryoubi.
Kondisi Ryoubi sudah lebih baik, tapi tentu saja dia masih belum diperbolehkan untuk bertarung, selain itu Nichirin milik Ryoubi juga belum selesai dibuat.
"Ano... Akira san? Apa pisau kecil itu adalah Nichirin milikmu?" Ryoubi sedang melihat Akira yang sedang membersihkan pisau dan senapan milik Akira. Akira yang ditanya oleh Ryoubi kemudian memperhatikan pisaunya.
"Ini hanya pisau biasa"
Ryoubi menatap Akira dengan bingung, tentu saja, Ryoubi tidak melihat pedang dimanapun, yang kemungkinan besar Nichirin milik Akira adalah pisau itu, tapi ternyata salah.
Akira yang merasa diperhatikan oleh Ryoubi merasa tidak nyaman.
"Nichirin milikku adalah senapan ini" ucap Akira yang membuat Ryoubi terkejut.
"Ka-kau menggunakan benda terkutuk itu untuk melawan Oni?! Bagaimana cara menebas leher Oni dengan itu?!!"
Akira semakin tidak nyaman dengan tingkah Ryoubi. Dia baru tahu ada manusia sebodoh Ryoubi.
"Sebenarnya Nichirin nya ada pada pelurunya, saat tertembak, regenerasi Oni akan melambat, aku tidak pandai menggunakan katana, jadi aku minta dibuatkan Nichirin yang berbeda"
Ryoubi ber-oh ria, dia mengerti sekarang. Dari awal Ryoubi mengira bahwa Akira memang sedikit berbeda, ternyata yang membedakannya terletak pada penampilan dan senjatanya.
Sesuatu tiba tiba saja terpikir kan oleh Ryoubi.
"Oh! Nichirin milikku juga sedikit berbeda dari biasanya!" Seru Ryoubi.
Sebenarnya Akira tidak begitu peduli, tapi Akira merasa kasihan jika ia tidak menanggapi ucapan Ryoubi.
"Apa kau juga ingin membuat senapan?" Ucap Akira dengan wajahnya yang datar.
"TENTU SAJA TIDAK!"
Akira terkejut dengan teriakan Ryoubi yang cukup menyakitkan telinga.
"Ah! Maaf Akira san!"
Suaranya sampai membuat telinga Akira tuli sejenak. Ini pertama kalinya Akira mendengar jeritan manusia yang bisa menusuk gendang telinganya, bahkan sampai saat ini, Akira masih merasa pusing.
Akira melanjutkan kegiatan membersihkan senjatanya tanpa bertanya lagi senjata macam apa yang ingin dibuat oleh Ryoubi.
Suasana menjadi hening.
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekati kamar Ryoubi.
"Permisi"
Terdengar suara laki laki yang tidak asing bagi Ryoubi dari arah luar pintu kamarnya.
Ryoubi mempersilahkan laki laki itu masuk, dan ternyata sosok yang muncul adalah Sabito, dia sendiri sambil membawa sebuah kotak.
"Ryou Chan! Bagaimana keadaanmu?"
Ryoubi menampilkan sedikit rona merah di pipinya ketika Sabito mendekat kearahnya.
"Ah~ indahnya musim semi~" ucap Akira sambil melirik ke arah Ryoubi.
"A-apa yang kau katakan Akira san?!" Ryoubi yang merasa tersindir tidak terima.
Dilain sisi, Sabito memperhatikan Akira dengan seksama, dari ujung rambut hingga Ujung kaki.
"Siapa kau?! Sedang apa dikamar Ryou Chan?!!" Sabito tentu saja tidak terima ketika tahu ada laki laki tidak dikenal berada didalam kamar milik Ryoubi.
Ryoubi akhirnya menjelaskan sebenarnya sia Akira dan Sabito akhirnya tenang.
"Tapi kenapa harus laki laki hah?!"
Akira speechless, dia tidak menanggapi sama sekali.
"Po-kok-nya.... Jika ada sesuatu bilang saja padaku! Mengerti, Ryoubi?" Seri Sabito sambil memegang pundak Ryoubi.
Ryoubi merasa gugup atas apa yang Sabito lakukan, namun Ryoubi tetap berusaha untuk menjawab perkataan Sabito dengan anggukan.
Wajah Sabito dan Ryoubi menjadi merah. Setelah sadar apa yang dilakukan oleh dirinya, Sabito akhirnya melepaskan pundak Ryoubi dan duduk sedikit menjauh sambil menyembunyikan wajah merahnya.
"Sepertinya disini aku hanya mengganggu, kalau ada sesuatu jangan sungkan beritahu aku, nanti ku sampaikan pada Oyakata sama, aku mau pergi keluar dulu, jaa~"
Tanpa menunggu jawaban dari Ryoubi, Akira langsung bpergi keluar dari kamar dan meninggalkan Sabito dan Ryoubi yang sekarang sedang salah tingkah.
Suasana menjadi hening.
"O-oh iya! Ryou Chan, aku membawakan sesuatu, ini adalah plum kering, Makomo yang membuat nya, ku harap kau suka" ucap Sabito sambil menyerahkan kotak yang barusan dia bawa.
Ryoubi menerima kotak itu dengan senang hati, tentu saja, itu karena plum kering adalah makanan kesukaannya, aneh memang, tapi makanan itu mengingatkannya pada Ibunya, dulu Hanae sering membuatnya untuk Ryoubi.
"Terima kasih, Sabito nii sama, dan sampaikan juga terimakasih ku pada Makomo nee sama" ucap Ryoubi dengan senyuman manisnya.
Sabito yang melihat senyuman Ryoubi, mencoba mendekati wajahnya, menyentuh pipi Ryoubi dengan lembut dan mengelusnya.
Seketika wajah Ryoubi terlihat seperti kepiting rebus.
"A-anooo!!! Sa-sabito nii sama?!! Ka-kau sedang apa?!" Seru Ryoubi dengan wajah yang benar benar merah dan panas.
Tak lama Sabito tersadar dan melompat menjauhi Ryoubi, wajahnya juga berubah menjadi merah menyala.
"Ma-maafkan aku! Tanganku bergerak sendiri" Sabito terlihat panik, begitu juga dengan Ryoubi. Mereka saling salah tingkah.
----
Berbeda dengan Giyuu yang memperhatikan mereka dari balik pintu
#tbc
Ya ampun maaf baru update lagi 😭😭😭 kemarin kondisiku parah soalnya, badan panas, sakit, pusing juga jadi 2 hari aku GX update 😭😭 semoga kalian GX kecewa 😭😭 hari ini diusahakan membayar update an yang kemarin belum 😢😢 selalu tunggu kelanjutannya nya ya 😆😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba : Hikari no Kakumei-hen
Fiksi Penggemarketika aku terlahir sebagai iblis, dilahirkan dalam keadaan hina, dan ditakdirkan untuk memburu sesama ku, namun yang sampai ini aku cari adalah cahaya yang merubah kehidupan ku WARNING!! TYPO BETEBARAN, BAHASA YANG EDAN ELING, CERITA YANG MEMBELOT ...