Aroma obat-obatan mengusik indra penciuman Wilona. Perlahan dia membuka mata menyesuaikan dengan cahaya di ruangan tersebut. Hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit yang berwarna putih, kemudian pandangannya beralih pada tiang infus yang berada di sampingnya, ternyata dia berada di rumah sakit. Tidak jauh dari sana dia melihat sang suami sedang tertidur di sofa panjang, wajahnya terlihat letih tanpa mengurangi kadar ketampananya.
Dilihatnya jam dinding yang ada di ruangan itu, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Dia berusaha mengingat kejadian yang membuatnya seperti ini. Beberapa detik kemudian sesuatu melintas dikepalanya membuat dia menyesal, seharusnya dia tidak mencoba mengingat kejadian yang menimpanya, sekarang saja satu bulir air mata sudah lolos melewati mata sendunya.
"Wilona, kamu udah sadar." Kevin langsung mendekati Wilona begitu melihat istrinya sadar dari pingsan sejak semalam.
Mendengar suara Kevin membuatnya langsung menghapus air mata, dia tidak ingin Kevin melihatnya menangis, selama ini dia sudah terlalu sering menangis karena Kevin, dia bersumpah setelah ini dia tidak akan menangisi Kevin lagi.
"Aku panggil dokter dulu." Interupsi Kevin bergegas meninggalkan kamar rawat Wilona.
Wilona melihat kepergian Kevin dengan sendu, bagaimana bisa seorang Kevin Sanjaya bisa melakukan hal itu? Hal yang hanya sanggup dilakukan oleh orang terbrengsek di dunia dan Wilona tidak menyangka mendapatkan salah satu dari orang brengsek itu. Jadi apa arti kedekatan mereka selama ini? Apakah dia hanya menjadi korban selanjutnya atau apa?.
Pikirannya semakin kalut, ia bingung bagaimana harus menghadapi Kevin setelah tahu apa yang sudah ia lakukan kepada Alissa, ternyata Felly benar ia terlalu bersikap lunak pada Kevin, ternyata sering memberi maaf membuat dirinya ditipu dan diremehkan. Mulai saat ini Wilona tidak akan tertipu ia akan mengikuti permainan seperti yang Kevin inginkan.
********
"Inget ya Vin kalo udah nyampe apartemen kamu jagain Wilona bener-bener, jangan kelayapan, inget juga makanan yang dibolehin atau nggak." Titah Nia kepada Kevin sambil membereskan barang-barang menantunya. Setelah dirawat selama dua hari akhirnya Wilona dibolehkan pulang karena keadaannya semakin membaik.
"Ia ma Kevin tau kok." Jawab Kevin yang sedang memasukkan baju-baju istrinya ke dalam tas.
"Kamu jangan ia ia aja dong, kamu ini kok nggak becus sih jagain istri."
Kevin memutar bola matanya malas, omelan mamanya kembali berlanjut padahal mamanya sudah mengatakan itu lebih dari lima kali, terpaksa kali ini dia harus menulikan telinganya agar sang mama cepat menyelesaikan omelannya.
"Yaudah kamu hati-hati ya bawa mantunya mama, mama ada urusan harus pulang duluan." Nia menghampiri Wilona dan mengelus rambut menantu kesayangnnya itu.
"Wil, jangan kecapekan lagi ya, kalo Kevin macem-macem kamu telpon mama aja ya." Ucap Nia tulus.
Wilona membalas Nia dengan senyum, dia masih lemah untuk banyak bicara.
"Kalo gitu mama duluan ya, kamu cepet sembuh."
"Makasi ma." Ucap Wilona yang dibalas dengan senyum hangat mertuanya.
Setelah Nia meninggalkan ruangan Kevin mendekati Wilona memeriksa apakah ada yang dibutuhkan istrinya atau tidak.
"Kamu mau minum? Laper? Atau ada sesuatu yang kamu butuhin?" Kevin memberondong Wilona dengan berbagai macam pertanyaan, sementara Wilona enggan untuk sekedar menjawab dia lebih memilih untuk berbalik dan memunggungi Kevin membuat suaminya mengernyit akan perilakunya, tetapi Kevin mencoba memaklumi tidak ingin bertanya lebih jauh siapa tau Wilona memang masih lemas dan ingin beristirahat.
*******
Kevin merasakan perubahan pada Wilona sejak pulang dari rumah sakit, ia mencoba mengingat apakah gerangan kesalahan yang sudah ia perbuat, apakah selama di rumah sakit ia tidak menjadi suami yang siaga atau apa? Lama Kevin bertanya tetapi ia sendiri tidak kunjung menemukan jawabannya.
Akhirnya ia memutskan untuk menghubungi Fajar untuk bertanya, karena diantara mereka bertiga Fajarlah yang paling berpengalaman masalah wanita.
"Halo Jar?"
"Iya Vin kenapa? Tumben lo telpon. Wilona udah keluar dari rumah sakit? Keadannya gima-?"
Kevin mendesis, seharusnya dia yang bertanya tapi malah sebaliknya yang terjadi.
"Gue mau nanya." Kevin menyela pertanyaan Fajar sebelum pertanyaan sahabatnya itu semakin menjadi.
"Nanya apaan?"
"Cewek kalo tiba-tiba marah kenapa ya?"
Bukannya menjawab Fajar malah tertawa diseberang sana seperti mengejek Kevin membuat Kevin berdecak kesal.
"Gue serius buruan jawab."
"Aduh sorry sorry abisnya gue kaget aja seorang Kevin Sanjaya nanya hal kayak gini hahaha. Siapa Vin Alissa ya? Tumben tu anak. Perasaan tu cewek bukan tipe yang marah nggak jelas deh."
"Bu-Bukan, ada temen gue, lo tinggal jawab aja napa."
"Haha ia deh ia, hmm menurut gue sih ya mungkin temen lo servisnya kurang muasin kali hahaha." Fajar Kembali bercanda membuat Kevin membrenggut semakin kesal. Dia memutuskan telpon secara sepihak, sepertinya keputusan untuk bertanya pada Fajar memang salah.
Selanjutnya Kevin menekan nomer Rian berharap mendapatkan pencerahan yang lebih berguna dari Fajar.
"Halo jom."
"Ia Vin."
"Gue mau nanya nih, ini tentang temen gue, lo nggak kenal. Ceweknya jadi tiba-tiba diem nggak mau diajak ngomong, itu kenapa ya?"
"Kesurupan kali."
"Lo ah serius gue."
"Hmm.. itu artinya bahaya Vin, itu tandanya mereka marahnya serius, yang namanya cewek itu makhluk yang suka ngomong kalo mereka tiba-tiba jadi pendiem berarti lo udah ngelakuin kesalahan yang fatal."
"Kesalahan? Kesalahan kayak gimana maksut lo?"
"Ya mana gue tau, suruh temen lo inget-inget lah, percuma tanya sama ceweknya nggak bakal dijawab, yakin deh."
"Yaudah gue tutup, thanks ya."
"Oke."
Seperti yang ia harapkan Rian memang tidak banyak bertanya, tidak seperti Fajar yang keponya sudah mengalahkan wartawan. Kevin sekarang tahu ternyata walaupun tidak banyak pengalaman Rian cukup tahu tentang makhluk bernama cewek. Sepertinya mulai sekarang Kevin harus banyak belajar dari Rian.
"Kesalahan apa ya?" Kevin masih mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi hingga suatu kejadian hinggap di kepalanya.
"Apa mungkin Wilona marah gara-gara gue sama Alissa waktu ulang tahun sekolah ya?" Gumam Kevin pada dirinya sendiri.
"Kayaknya bukan karena itu deh, nggak mungki dia sampe semarah ini." Kevin mengelus dagunya masih mencoba mengingat kejadian yang lain tapi tak kunjung bisa ia temukan.
Perhatiannya teralihkan kala Wilona membuka pintu kamarnya, Kevin memperhatikan gerak-gerik istrinya yang menuju dapur. Dengan sigap Kevin menyusul Wilona yang terlihat kesusahan membuka botol minuman dan merebut botol tersebut lalu membuka tutupnya.
Dengan senyum kikuk Kevin menyodorkan botol tersebut, Wilona hanya menatapnya datar sepertinya tidak berniat mengatakan sesuatu.
"Nih." Ucap Kevin berharap mendapatkan senyum Wilona seperti biasanya.
Respon Wilona malah diluar dugaan, gadis itu melengos dan meninggalkan Kevin dengan tangan yang masih menggantung.
"Wil kamu kenapa?" Lirih Kevin menatap kepergian istrinya yang sudah menghilang di balik pintu kamar.
Bersambung..Jangan lupa like dan komen ya ^_^
Btw aku hampir lupa buat up, untungnya beberapa dari kalian ngingetin hehe...
Makasi ya buat kalian yang masih nunggu cerita aku semoga nggak bosen-bosen :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT ( KEVIN SANJAYA x NATASHA WILONA )
Fiksi PenggemarDipertemukan kembali dengan teman masa kecil karena sebuah wasiat untuk menikah, apakah yang akan terjadi? Ditambah lagi mereka harus menyembunyikan statusnya karena mereka berdua masih anak SMA . Apakah Kevin dan Wilona bisa melewati segala pahit m...