Dianggap Apa

2.4K 146 5
                                    

Saat ini kelas Wilona kosong, sepertinya kelasnya hanya belajar mate-matika hari ini itupun karena gurunya yang teramat rajin. Bisa jadi bagi sebagian murid menganggap itu sebuah ketidak beruntungan mengingat mate-matika adalah pelajaran yang sulit ditambah lagi dengan guru yang tidak pernah absen, itu merupakan kefrustasian tersendiri bagi si pembenci pelajaran yang mampu membuat rambut rontok itu. Tapi tidak sama halnya dengan Wilona ia sangat menyukai mate-matika, bukan hanya bidang itu sebenarnya Wilona hampir menyukai semua mata pelajaran terkecuali olahraga karena ia merasa fisiknya lemah.

Di sekolah sebelumnya Wilona memang termasuk siswa berprestasi setiap tahun selalu menjadi langganan juara kelas. Salah satu alasan kenapa Mama Kevin sangat setuju anaknya dijodohkan dengan Wilona, wanita itu berharap Wilona bisa membantu menaikkan nilai anaknya yang malas belajar itu.

Tiba-tiba ponsel Wilona bergetar menandakan pesan masuk, pesan itu berasal dari Kevin yang memintanya untuk ke ruang UKS. "Kenapa tuh anak? Masa sakit.". Karena khawatir Wilonapun bergegas keluar mejanya.

"Fel gue ke toilet dulu ya." Bohong Wilona, ia hanya tidak ingin membuat Felli menaruh curiga pada hubungannya dengan Kevin.

Felli mengalihkan pandangannya dari sekantong kripik yang tengah ia lahap "Mau gue temenin?." Tawarnya.

"Ngga usah aku Cuma bentar kok." Tolak Wilona halus yang Cuma dibalas anggukan oleh Felli.

Saat sampai di depan UKS cewek itu membuka pintu dengan pelan dan masuk dengan hati-hati. Ternyata ia tidak melihat kehadiran seseorang sampai ia menyibak salah satu tirai terdekat dari arah kedatangannya. Di sana ia melihat Kevin tengah berbaring sambil memejamkan mata, tangan kiri cowok itu bertengger di atas kening dengan posis santai sementara tangan satunya lagi terlihat menggenggam ponsel.

Wilona mengamati Kevin dalam, wajah cowok itu terlihat lebih tampan jika dalam keadaan tenang begini "Lo sakit?." Interupsi Wilona yang membuat Kevin membuka matanya.

"Nggak gue cuma mau ngomong sama lo." Jawab Kevin bangkit dari posisinya dan duduk di tepi ranjang.

"Lo mau ngomong apa.?"

"Lo bisa pulang sendirikan?"

"Hah?" Wilona belum paham betul maksut ucapan Kevin.

"Gue harus nganterin Alisa ke mall sebelum anterin dia pulang, jadi gue nggak  bisa pulang bareng lo." Jelas Kevin panjang lebar.

Wilona mulai menyadari arah pembicaraan cowok yang kini menatapnya dengan pandangan datar itu. Pandangan yang sudah biasa ia terima.

"Oke ." Jawab Wilona singkat dan segera berlalu meninggalkan Kevin sendirian. Wilona sungguh tidak bisa berlama-lama ada di hadapan Kevin lebih lama lagi. Ia benar-benar ingin memaki cowok jahat itu. Kini bukan Cuma sakit hati yang ia rasakan tetapi juga rasa kesal yang membuatnya ingin meninju Kevin ke Antartika. Kini ia sangat yakin alasan Kevin tidak menyukainya tidak lain karena Alisa. Ia pun jika ada di posisi Kevin mungkin akan melakukan hal yang sama. Ketika sudah memiliki kekasih malah dijodohkan dengan orang yang ia anggap asing. Wilona yakin Kevin tidak bisa menolak perjodohan ini karena paksaan dari kedua orang tuanya terlebih lagi dalam keadaan keluarga Wilona yang saat itu tengah berduka.

*******

Naik bus sendirian ternyata tidak semengerikan yang Wilona bayangkan, walaupun ia baru pertama kali naik bus sendirian di kota ini, hal yang sempat ia cemaskan karena takut nyasar. Terlebih lagi halte tidak jauh dari apartemennya sehingga ia tidak perlu berjalan jauh lagi.

Saat membuka pintu apartemen Wilona tidak melihat ada tanda-tanda kepulangan Kevin. Sepertinya laki-laki itu belum pulang. Iapun menaruh tasnya di atas sofa dan langsung menuju dapur untuk memasak tanpa mengganti seragamnya.

Saat tengah asik memasak pitu apartemen terdengar terbuka, Wilonapun menoleh dan mendapat Kevin di sana.

"Lo belum makan? Bentar lagi mateng ni." Kata Wilona menawarkan masakannya.

"Nggak usah gue baru selese makan kok." Tolak Kevin yang membuat Wilona agak kecewa.

Tanpa mau ambil pusing gadis berapron hijau itupun melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Nih buat lo." Tiba-tiba Kevin meletakkan sebuah kresek berwarna putih di bar dapurnya.

"Ini apa?." Tanya Wilona penasaran.

"Es krim." Jawab Kevin singkat. Wilona merasa ada perasaan aneh di hatinya padahal itu hanya es krim tapi mampu membuat hati Wilona berlonjak senang, ia merasa diperhatikan.

"Mimpi apa ni cowok."

"Ehh..Ini buat aku?" Tanya Wilona tidak percaya.

"Tadinya buat Alisa tapi dia lagi diet. Kalo nggak mau ya lo tinggal buang." Ucap Kevin enteng dan meninggalkan Wilona masuk ke kamar.

Hati Wilona bak bola basket tadinya melambung tinggi dan kini dihempaskan dengan keras.

Wilona menghembuskan napasnya kasar "Sudah gue duga nggak mungkinkan dia seniat itu baikin gue."

******

Setelah selesai makan malam Wilona segera mencuci piring bekasnya dan Kevin. Wilona kira Kevin akan menolak masakannya seperti tadi siang tapi ternyata Kevin turut ikut duduk di meja makan bahkan tadi cowok itu menawarkan untuk mencuci piring yang tentu saja di tolak oleh Wilona karena itu termasuk kewajibannya sebagai seorang istri.

"Wil." Kevin memanggil namanya untu pertama kali. Padahal panggilan itu sudah sering Wilona dengar tetapi ia merasa berbeda jika Kevin yang mengucapkan.

"Ia." Jawab Wilona sambil mengeringkan tangannya sehabis mencuci piring.

"Ada yang mau gue omongin."

"Apa?." Wilona menghampiri Kevin yang sedang duduk di depan TV. Kevin terlihat mengganti-ganti chanel dengan tidak jelas. Sepertinya ia merasa sedikit gelisah.

Kini Kevin mengarahkan tatapannya kepada Wilona yang tengah berdiri di samping sofa yang ia duduki.

Kevin menghembuskan nafas kasar. "Sorry tadi nggak bisa anterin lo pulang."

"Santai aja naik bus nggak buruk-buruk banget kok."

"Besok lo bisa kok berangkat bareng gue." Kini Kevin menatap Wilona membuat cewek itu sedikit gugup.

"Ngg..nggak usah kok, gue naik bus aja. Lo kan harus nganterin Alissa kasian kalo harus bolak-balik mulu." Tolak Wilona sebiasa mungkin.

Kevin hanya diam mendengar jawaban Wilona, ia terlihat tengah memikirkan sesuatu tanpa melepaskan pandangannya ke arah Wilona, dahinya makin berkerut dalam.

"Ya-yauda gue masuk ya mau tidur." Pamit Wilona dan bergegas masuk ke dalam kamarnya tidak tahan dengan atmosfer canggung antara mereka berdua.

"Kenapa sih hati gue sakit kalo denger lo nyebut nama cewek itu Vin. Lo anggep gue apa sih sebenernya ."

IRIDESCENT ( KEVIN SANJAYA x NATASHA WILONA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang