Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Kevin dan Wilona baru saja selesai memindahkan barang-barang Wilona ke ruangan yang tidak terpakai agar teman-teman mereka tidak curiga. Sejak tadi Kevin berusaha mengajak Wilona untuk mengobrol hanya saja setiap kata yang terlontar dari bibir Kevin hanya dibalas dengan gumaman atau anggukan singkat Wilona.
"Wil kenapa sih?" Kevin yang tidak tahan dicuekipun akhirnya bertanya.
Wilona menghembuskan nafasnya kasar dan mengulurkan Kevin sekotak teh yang baru ia ambil dari kulkas.
Kevin menerima uluran teh dari Wilona"Lo marah gara-gara tadi di kantin?"
"Lagi nggak mood aja. Buruan mandi sana ntar anak-anak keburu datang lagi."
"Iya iya bawel." Kevin menyeruput tehnya hingga tandas kemudian bergegas ke kamar mandi.
Setelah apa yang terjadi Kevin memang sudah berubah banyak, perlahan-lahan cowok itu mulai bersikap lunak padanya. Kevin sudah tidak lagi menunjukkan sisi cueknya tapi ada satu kenyataan yang membuat Wilona sedih yaitu perasaan Kevin, hal yang sepertinya mustahil ia dapatkan jika mengingat sikap cowok itu kepada pacarnya.
"Orang bilang wujud perasaan tertinggi itu adalah pernikahan, tapi kenapa hal itu nggak berlaku buat gue. Lo deket tapi terasa amat sangat jauh. Gue harap perasaan lo berubah sama seperti sikap lo Vin"
Suara bel membuyarkan lamunan Wilona, dengan segera gadis cantik itu melangkah untuk membuka pintu. Teman-temannya sudah menunggu di sana.
"Haiii Wil." Felli berteriak heboh dan langsung memeluk Wilona.
"Duh Fel kangen banget gue, sehari lo nggak masuk bikin gue galau tau nggak."
"Dasar cewek." Sela Rian dan melenggang masuk.
"Gue juga boleh meluk nggak nih." Ucap Fajar mengeluarkan cengiran lebarnya.
"Enak aja. Yaudah pada masuk dulu yuk." Ajak Wilona.
Dengan tak sungkan Rian dan Felli pun masuk meninggalkan Alisa yang masih mematung di depan pintu.
"Loh Cha kok nggak masuk?" Wilona memperhatikan raut wajah Alisa, raut wajah gadis itu sama seperti tadi pagi saat duduk di bangku depan kelas Wilona. Wajah tanpa ekspresi yang malah membuat gadis pucat itu terlihat aneh.
"Wil kelakuan lo kok kayak pemilik rumah sih. Lo cuma sepupu Kevin bukan pacarnya." Setelah menyelesaikan kalimatnya Alisa kembali menerbitkan senyum manis khasnya dan melenggang masuk ke dalam meninggalkan Wilona yang menggantikannya mematung.
Wilona masih mencerna maksut dari perkataan Alisa tadi, kembali ia merasa jika Alisa menekan kata pacar dalam kalimatnya. Ia sebenarnya ingin marah tetapi mengingat senyum Alisa tadi ia merasa cewek itu hanya kelewat jujur, ia hanya menyampaikan apa isinya hatinya, ia yakin Alisa tidak berniat untuk menyakiti hatinya. Tidak ingin berpikir macam-macam Wilonapun menyusul teman-temannya.
"Eh Wil lo dateng jam berapa sih?." Alisa bertanya kepada Wilona yang baru bergabung di ruang tamu.
"Ehh.. eee nggak lama sebelum kalian dateng kok. Ngomong-ngomong kok kalian datengnya bisa barengan sih?" Wilona mencoba mengalihkan sebelum Alisa bertanya yang macam-macam lagi.
"Tadi kita janjian dulu biar kompak aja, lo gue wa tapi lo udah di sini." Timpal Felli kesusahan berbicara karena sambil mengunyah kue.
Wilona yang melihat aksi sahabatnya terkekeh pelan "Dasar ya Fel kebiasaan deh." Ucap Wilona kemudian melangkah ke arah dapur untuk mengambil jus.
Rian mengangkat sebelah Alisnya sambil menatap Wilona yang membawa jus "Wil lo udah sering ya ke apartemen Kevin?" Tanyanya to the point. Pertanyaan Rian membuat semua orang mengarahkan tatapannya kepada Wilona.
"Ehhh..eee..enggak kok, gue Cuma...." Wilona bingung harus menjawab apa, pasalnya gadis itu memang tidak pandai berbohong.
"Dia emang sering ke sini sama nyokap." Sela Kevin yang baru keluar dari kamarnya.
"Kevinnnn.." Alisa yang melihat Kevin langsung menghampiri cowok itu dan bergelanyut di lengan kekar Kevin "Guee kangen."
"Apa sih lebay banget deh." Gumam Felli yang dihadiahi sikutan oleh Wilona, Felli meringis pelan.
"Ckck yang lagi bucin emang beda ya, kayak nggak ketemu sebulan aja lo Cha padahal baru tadi ketemunya." Sahut Fajar yang diangguki oleh Felli.
Alisa memeletkan lidahnya kemudian menuntun Kevin untuk duduk dekat dengan dirinya.
"Alisa lo apain Vin akhir-akhir ini jadi lebih nempel sama lo." Ucap Fajar sambil mengeluarkan buku-bukunya.
"Lo ambigu ah." Balas Kevin lalu pergi mengambil tas ke kamarnya."
"Wil tas gue kok nggak ada." Teriak Kevin dari dalam kamar.
Reflek Wilona bangkit dari duduknya menyusul Kevin.
"Di bawah meja nggak ada? Biasanya kan lo asal taruh aja."
"Nggak ada tadi perasaan di atas ranjang deh"
"Ini nih apaan." Teriak Wilona kesal.
"Loh kok di sana sih? Perasaan tadi gue juga cari di sana tapi nggak ada."
Keduanyapun keluar dari kamar tanpa sadar jika teman-temannya sedari tadi memasang telinga mendengar perdebatan kecil mereka.
"Lo berdua aneh. Rasanya kok kayak ngunjungin rumah pengantin baru." Sahut Felli dengan santai, gadis itu benar-benar tidak tahu situasi.
Dari ekor matanya Wilona mengkap ekspresi tidak mengenakkan dari wajah Alisa, terlihat jelas jika gadis itu sedang cemburu.
Pernyataan Felli tadi langsung membuat atmosfer yang tidak mengenakkan. Kevin saja tidak tahu harus menjawab apa, karena apa yang dikatakan Felli memang benar. Semua yang mereka lakukan semata-mata karena sudah terbiasa sehingga sepasang suami istri itu lupa untuk berackting layaknya sepasang sepupu di depan teman-temannya.
bersambung....
hallo jangan lupa like dan komen ya ^_^
Terimakasi buat kalian yang masih mau baca :)
![](https://img.wattpad.com/cover/195027449-288-k908651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT ( KEVIN SANJAYA x NATASHA WILONA )
أدب الهواةDipertemukan kembali dengan teman masa kecil karena sebuah wasiat untuk menikah, apakah yang akan terjadi? Ditambah lagi mereka harus menyembunyikan statusnya karena mereka berdua masih anak SMA . Apakah Kevin dan Wilona bisa melewati segala pahit m...