Kafe Daun adalah tempat yang nyaman, nuansa kekinian dan interiornya di dominasi oleh warna coklat dan hijau layaknya warna sebuah pohon. Kafe itu juga dihiasi oleh berbagai tanamanan bunga dengan bermacam warna, bucket bunga keringpun banyak digantung di atas tempat duduk pengunjung. Wilona merasa langsung cocok begitu memasuki pintu kafe , kafe yang baru pertamakali ia datangi.
Sepulang sekolah Felli memang mengajaknya ke sini karena kafe Daun tidak terlalu jauh dari sekolah mereka, Felli ingin membicarakan sesuatu dengan Wilona. Sebenarnya Wilona sudah tahu apa yang ingin Felli bicarakan, apalagi jika bukan tentang hubungannya dengan Kevin. Ingatan Wilona kembali ke malam itu, di mana Felli memergokinya tengah bersama Kevin membicarakan sesuatu yang seharusnya tidak di ketahui Felli maupun temannya yang lain. Tentang perasaan Wilona dan tentang hubungan sebenarnya dirinya dengan Kevin.
Felli memilih duduk di dekat jendela, tempat yang selalu menjadi meja favoritnya, karena dari sana ia bisa menikmati berbagai kendaraan yang lalu-lalang, tempat di mana Felli biasa mengamati seseorang yang mampu merebut hatinya.
"Kita duduk di sini ya Wil."
Wilona mengangguk dan duduk di depan Felli. Felli masih fokus menikmati pemandangan jalan raya yang terlihat ramai.
"Wil liat deh liat." Felli menunjuk seseorang yang yang sedang menunggu lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau.
"Yang mana sih Fel." Wilona masih mencari orang yang di maksut Felli.
"Itu loh yang lagi nunggu lampu merah, yang pake jaket warna hijau."
"Hah?gojek maksut lo?"
Felli gemas hingga memajukan telunjuknya ke arah kaca, ia harap tangannya bisa menembus kaca untuk saat ini."Bukan ih! Itu loh mas-mas yang pake motor gede warna merah."
"Oh itu.. tau aja ya lo ada orang ganteng." Wilona menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya.
"Gue udah sering liat dia tau, Jam segini biasanya dia bakal lewat sini. Mau berangkat atau pulang kuliah deh kayaknya, atau malahan udah kerja. Pulang sekolah gue sering ke sini cuma buat liat dia doang." Felli tersenyum miris.
"Serius lo? Sampe segitunya?"
Felli mengangguk pelan dan menghembuskan nafas berat "Cuma liat dia dari jauh aja udah bikin gue jatuh cinta, gimana kalo dari deket yak. Parahnya namanya aja gue nggak tahu. Siapa tahu dia udah punya pacar dan bahkan lebih parah lagi dia udah nikah!!"
Seketika raut wajah Wilona berubah ketika Felli menyebut kata menikah. Felli yang sadarpun langsung berdehem untuk menetralisir kecanggungan antara mereka, saat ini memang agak sensitive menyebut kata menikah, karena kejadian yang Felli lihat waktu menginap di apartemen Kevin- mungkin lebih tepatnya Felli harus menyebut apartemen Kevin dan Wilona.
"Eeee Wil, gue.. sebenarnya ngajak lo ke sini buat bahas kejadian kemarin." Felli menatap Wilona hati-hati takut gadis di depannya marah.
Berbeda dengan perkiraan Felli, Wilona menganggukkan kepalanya tanda setuju. Wilona memang sudah mempersiapkan diri tentang hal itu.
"Seperti yang lo denger Fel, gue emang udah nikah sama Kevin." Aku Wilona pada khirnya, "Gue nikah karena di jodohin almarhum ayah. Ayah pengen ada yang jaga gue, tapi lo liat sendiri kan gimana Kevin, Boro-boro jagain gue, yang ada malah nyakitin gue terus." Wilona tertawa miris mengingat nasib yang menimpanya
"Wil.. sebenernya gue udah lama tahu kalo lo udah nikah sama Kevin." Akhirnya Felli mengakui hal yang ia ketahui selama ini.
Wilona sedikit terkejut dengan pengakuan Felli.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT ( KEVIN SANJAYA x NATASHA WILONA )
Fiksi PenggemarDipertemukan kembali dengan teman masa kecil karena sebuah wasiat untuk menikah, apakah yang akan terjadi? Ditambah lagi mereka harus menyembunyikan statusnya karena mereka berdua masih anak SMA . Apakah Kevin dan Wilona bisa melewati segala pahit m...