BAB 3.Bully

11.2K 672 25
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya,Luci berjalan sambil menunduk karena tidak sanggup melihat siswa-siswi yang tidak pernah bersikap baik padanya.

Ia sampai dikelasnya-XI IPA 3-dengan selamat tanpa ada yang membully nya seperti hari-hari yang lalu.

Di kelas pun tidak ada yang menatapnya dengan pandangan biasa-biasa saja,mereka semua menatapnya jijik.

Luci langsung berjalan ke tempat duduknya di pojok belakang,gadis itu duduk sendirian tanpa seorang teman.Tak lama kemudian bel jam pelajaran pertama telah berbunyi.

SKIP

Luci berjalan ke kantin.Gadis itu sudah tidak tahan karena cacing-cacing di dalam perutnya sudah berdemo dari tadi.

Seperti biasa,saat memasuki kantin banyak yang menatapnya dan Luci mencoba tidak peduli.

Setelah membeli makanan,gadis itu celingak celinguk mencari meja kosong dan ia menemukannya.Mejanya tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan meja yang sedang di tempati oleh Reiki,Aiden,dan Galen.

Sedangkan Reiki,Aiden,dan Galen yang juga menatap Luci sedari tadi hanya diam sampai Galen berkata hal yang sangat gila menurut Reiki.

“Denger-denger,tuh upic abu suka sama lo Rei” Kata Galen dengan santainya.

Reiki langsung menatap tajam Galen yang masih saja santai-santainya.

“Lo ngomong apaan sih? Mau mati lo?” Tanya Reiki masih dengan tatapan tajamnya.

Sedangkan Aiden hanya menyimak pembicaraan mereka.

“Iya,cewek gue bilang kalau dia denger sama anak kelas si upic kalau si upic suka sama lo,gossip itu udah beredar loh masa lo gak tau sih?” Reiki kemudian menatap Luci yang sedang berjalan melewati tempat mereka duduk.

“Sampai kapanpun,gue gak bakalan sudi di sukain sama upic abu yang jelek,gendut dan gak tau malu.Berani-beraninya cewek yang modeh kayak dia suka sama gue,bener-bener gak tau malu.”Kata-kata panjang Reiki menohok hati Luci yang sedang lewat.

Memang Luci menyukai Reiki dalam diam.Tapi karena seorang teman sekelas Luci yang beberapa minggu yang lalu menemukan surat yang berisikan ungkapan hati Luci kepada Reiki membuat gossip itu cepat menyebar.Mungkin karena itulah seluruh penghuni SMA Cakrawala semakin tidak menyukai Luci.

Mungkin Luci memang cewek yang benar-benar bodoh karena tidak menghiraukan sakit hatinya.Buktinya gadis itu tetap duduk di kantin dan memakan makanannya dengan santai mengabaikan rasa sakit yang teramat sangat.

Setelah selesai makan ia beranjak dari tempat duduknya.Gadis itu memutuskan pergi ke toilet.
Di dalam toilet ia bertemu dengan Violetta,kakak kelas yang hobby nya membully Luci.Violetta beserta antek-anteknya tersenyum smirk karena mangsanya telah datang tanpa di undang.

“Eh ada upic abu gak berguna dan gak tau malu guys” Kata Violetta sambil melipat tangannya di depan dada.

Luci yang niat awalnya ingin buang air kecil kini malah tertunduk diam di depan orang yang sangat ia benci dan sangat menakutkan di mata Luci.

“Kita apain nih cewek tengil?” Tanya salah satu antek-antek Violetta.

“Ya kita main-main dong guys” Balas Violetta yang mulai berjalan mendekat.

Luci yang ketakutan pun mulai mundur sampai tidak bisa bergerak karena ada tembok yang menghalangi.

Luci mencoba untuk lari tapi karena tubuhnya yang gendut membuatnya kalah cepat dengan antek-antek Violetta yang sudah memegang kedua tangan Luci.

“Mau coba kabur? Lo gak akan pernah bisa kabur dari gue BITCH” Kata Violetta sambil menarik rambut Luci hingga membuat Luci meneteskan air matanya.

“Aku gak salah apa-apa kan sama kak Vio? Tapi kenapa kak Vio selalu bully aku?” Tanya Luci yang sudah sesenggukan karena kesakitan sekaligus sedih.

Vio tersenyum meremehkan dan semakin mengeratkan jambakannya di rambut Luci.

“Lo emang gak salah sama gue tapi gue muak liat lo tau nggak? Lo tuh terlalu menjijikkan dan gue sangat bahagia kalau gue bully lo.Lo Cuma cewek gak tau malu yang berani-beraninya suka sama Reiki.Lo tau kan kalau gue sama Reiki itu pacaran? Dasar Bitch gak tau malu.” Luci semakin sakit hati mendengar Violetta bicara seperti itu padanya.Semenjijikkan itukah dia sampai membuat semua orang benci dan ilfeel padanya.

PLAKK

PLAKK

Dua tamparan kuat di pipi kanan kiri Luci membuat gadis itu semakin menangis.

Violetta tidak puas,gadis cantik itu langsung menarik Luci ke dalam salah satu bilik kemudian mencelupkan kepala Luci kedalam wastafel besar yang berisi air.

Luci rasanya hampir mati.Tidak akan ada yang pernah mau menolongnya.Setelah melihat Luci sudah mulai lemah,Violetta langsung melepaskan Luci kemudian pergi diikuti antek-anteknya dan membiarkan Luci itu sendirian di dalam toilet.

Luci terduduk di lantai toilet yang dingin.Gadis itu menangis pilu dan tidak memperdulikan baju seragam sekolahnya yang sudah basah.Jam pelajaran sudah di mulai beberapa menit yang lalu,Luci memutuskan untuk pulang saja karena tidak mungkin juga ia masuk ke kelas dalam keadaan lemas dan basah.

Luci Is A Fat Girl (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang