BAB 6. Menolong Reiki

10K 608 10
                                    

Di rooftop SMA Cakrawala,Reiki,Aiden dan Galen sedang tertawa melihat sebuah video yang menjadi hiburan bagi mereka.

Ya,itu video Luci saat mereka mengerjainya tadi.Reiki memutuskan untuk menyebarkan video tersebut hingga membuat Luci semakin malu.
Jahat sekali mereka bukan?

“Eh,gue cabut dulu ya.” Kata Raiki meraih jacket kulit yang tergeletak di lantai rooftop.

“Mau kemana lo?” Tanya Aiden.

“Bolos” Jawab Reiki singkat.

“Eh anjir lo bolos gak ngajak-ngajak kita” Galen menimpali dengan wajah kesal.

Tanpa memperdulikan mereka berdua,Reiki langsung turun dari Rooftop dan menyelinap di lubang yang sengaja ia buat agar bisa bolos.Lubang itu tidaklah besar.Dibalik pagar sudah ada warung bu Saudah yang menjadi tempat langganan anak-anak merokok,bolos,dan lain-lain.

Reiki langsung menaiki motor ninja hitamnya kemudian mengenakan helm.Setelah itu,Reiki menstarter motornya dengan kecepatan di atas rata-rata tanpa menghiraukan pengendara lain yang sedang mengumpatinya.

🌸🌸🌸

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.Kini Luci sedang duduk di halte menunggu angkot atau taxi yang lewat.

Tapi entah memang ini kesialan bagi Luci karena tidak ada satupun taxi atau angkot yang lewat.

Langit mulai mendung dan sebentar lagi mungkin akan turun hujan.Luci menghela nafas panjang.Gadis itu tidak sabar lagi untuk pulang.Mau menelpon abang nya,hpnya lowbat hingga menambah kekesalan Luci.

Akhirnya setelah 15 menit,Luci nekat ingin pulang jalan kaki,walaupun sedikit jauh.Jalan kaki dari sekolah ke rumah bisa menurunkan berat badan.Itu yang ada dalam otak gadis polos tersebut.

Baru beberapa menit Luci berjalan,gadis itu sudah merasakan lelah.Bagaimana tidak? Ia tidak pernah pulang sekolah jalan kaki.

Luci menopang tangannya di lutut sabil bernafas lelah.Gadis itu mulai duduk di pinggir jalan,beruntung jalan di sekitar sana sepi jadi dia tidak akan malu bila di lihat orang.

Luci melirik kiri kanan mencari apakah ada tanda-tanda kendaraan yang lewat.Tapi bukan kendaraan yang dilihat Lucu melainkan seseorang yang paling dia kenal sedang berkelahi dengan preman-preman berbadan besar.Jantung Luci berdetak cepat.

Reiki.Cowok itu sedang melawan preman yang menghadang jalannya.Sebenarnya bukan masalah bagi Reiki untuk mengalahkan mereka tapi ini Reiki sendirian sedangkan preman itu berjumlah 10 orang.

“Anjing lo pada.Cemen.Main keroyokan rame-rame sedangkan gue sendiri” Kata Reiki masih dalam mode datar padahal wajah tampannya sudah babak belur.

“Jangan banyak bacot lo” kata slah satu preman kemudian membogem mentah Reiki di bagian perut sampai Reiki tersungkur di jalan.Luci semakin panik saat Reiki di keroyok mereka bersepuluh.

“Ayo berpikir Lu,pikiirr” Luci gregetan sendiri.Ia berpikir bagaimana cara membantu Reiki yang dikeroyok.

Tiba-tiba gadis itu tersenyum senang karena mendapatkan ide yang bahkan bisa membahayakan dirinya sendiri.

Luci berlari ke arah preman tersebut dan berteriak kenacang.

“BERHENTI!!!” Aksi keroyokan itu langsung terhenti saat mendengar teriakan yang memekakkan telinga.Reiki kaget melihat Luci yang sedang berdiri sambil memegang hpnya.

“Kalian semua berhenti.Aku udah video in kalian dan sekarang mau aku kasih ke polisi.”Setelah mengatakan itu,Luci langsung berlari secepat yang ia bisa untuk mencari bantuan di tempat yang ramai.

“EH ANJING LO…” Teriak para preman itu kemudian mulai mengejar Luci.Gadis itu sudah memprediksikan hal ini akan terjadi tapi apapun akan ia lakukan untuk menyelamatkan Reiki.

Reiki yang baru ngeh langsung bangkit dan berlari mengejar para preman yang sedang mengejar Luci.Dalam hati kecilnya ia merasa khawatir karena gadis itu telah menolongnya.

Sedangkan salah satu preman yang sedang mengejar luci sempat menangkap pergelangan tangan gadis itu tapi Luci terus memberontak hingga terdapat luka cakaran di lengan sampai sikunya.

Luci bersyukur karena di depannya ada warung yang banyak orang.Gadis itu langsung teriak.

“PAAAKKK TO..TOLONGIN SA..SA..YA..” Teriak Luci ngos-ngosan.

Orang-orang yang mendengar teriakan Luci langsung mengejar para preman yang kini sudah berlari menjauh.Luci langsung jatuh berlutut menghiraukan lutut dan lengannya yang perih.Gadis itu sungguh lelah.
“Lo gak papa?” Reiki bertanya datar dengan sorot mata khawatir.Luci tersenyum.

“Aku gak papa Reiki.Justru aku yang nanya sama kamu,kamu gak papa?”

“Ah lo banyak bacot!” Reiki langsung menarik Luci ke arah warung tadi dan mendudukkan Luci di salah satu bangku.

“Bu,aqua satu!” Kata Reiki.

“Ini dek” Setelah membayar dan mengucapkan terima kasih,Reiki langsung menyerahkan air minum pada Luci yang masih agak ngos-ngosan.

❤❤❤

Luci Is A Fat Girl (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang