BAB 29. Apa?

6K 252 5
                                    

Sudah sebulan sejak Reiki tau Luci dan Adrian menjalin hubungan,cowok itu tidak mengirim chat lagi padanya.

Luci memang merasa kehilangan,namun itulah yang terbaik bagi mereka.Luci juga ingin serius dengan Adrian yang sekarang menyandang status sebagai pacarnya.

Ngomong-ngomong Adrian juga sudah berubah sekarang.Cowok itu sering pergi dan kurang perhatian lagi pada Luci.Saat Luci bertanya,Adrian selalu menjawab bahwa ia sibuk.

Luci menghela nafas lelah.Ia memilih jalan-jalan ke taman untuk sekedar menenangkan pikirannya yang sedang berkecamuk sekarang.

Sampai di taman,Luci duduk di salah satu bangku sambil melihat orang-orang yang berlalu lalang maupun anak-anak yang sedang bermain.

Saat ia menatap ke samping kananya,Luci melihat Reiki sedang berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang perempuan cantik.Mereka berjalan ke arah di mana Luci duduk sekarang.

"Reiki?" Luci memanggil Reiki.Reiki yang merasa namanya di panggil pun menatap ke arah Luci.Cowok itu kaget saat melihat Luci sedang berjalan ke arahnya dan Ameera.

"Hai Reiki" Sapa Luci sambil tersenyum.

"Ha..hai" Ameera melihat Reiki dan Luci bergantian.

Apakah ini gadis bernama Luci itu? Cantik. Batin Ameera.

"Oh ini siapa?" Tanya Luci menatap Ameera.

"Istri gue" Jawab Reiki dingin.

"Istri?" Luci tampak terkejut.

"Iya,gue nikah sama Ameera kemaren!" Luci menatap ke arah Ameera yang menunduk.Ia takut bila Reiki kembali mengatakan bila mereka menikah hanya karena accident.

"Gue nikah karena accident!" Hal yang tidak di inginkan Ameera pun terjadi.Reiki kembali mengingatkannya pada kejadian itu.

Luci yang mendengarnya sangat terkejut.Ia tidak menyangka akan seperti ini.Luci mencoba tenang kembali.Gadis itu tersenyum.

"Oh hai,kenalin aku Luciana Kamila," Luci mengulurkan tangannya pada Ameera.

"Ameera Putri" Jawab Ameera pelan sambil menerima uluran tangan Luci.Luci mengajak Ameera dan Reiki duduk di bangku yang tadi di dudukinya.Luci dan Ameera mengobrol banyak dan lihatlah kedua gadis itu sudah terlihat akrab sekarang.

"Ngomong-ngomong kamu boleh kok main ke mension aku,gak jauh dari sini kok.Kalau kamu lagi bosan sendirian,kamu suruh antar aja sama Reiki ke mension aku atau kamu chat aku aja biar aku nemuin kamu,ya?"  Kata Luci panjang lebar yang diangguki Ameera.

"Pasti! By the way boleh aku minta ID Line kamu?" Tanya Ameera yang di angguki Luci.Mereka berdua kemudian bertukar ID Line.

"Ameera,kita harus pergi!" Reiki mengintrupsi kedua gadis yang ingin melanjutkan pembicaraan mereka.

"Ah Luci,aku sama Reiki harus pergi.Maaf ya.Kapan-kapan kita ketemu lagi dan ngobrol banyak," Kata Ameera.

"Gapapa kok,hati-hati ya" Luci tersenyum manis dan melambaikan tanggannya ke arah Reiki dan Ameera.Ameera membalas lambaian tangan Luci sambil tersenyum juga.

"Kami pergi," Kata Reiki singkat kemudian menarik tangan Ameera.Luci memilih pulang,lagian ia sudah lama berada di taman karena mengobrol dengan Ameera.

Sampai di mension,Luci melihat mobil Adrian yang terparkir di depan mensionnya.Gadis itu tersenyum senang kemudian berlari-lari kecil masuk ke dalam.

"Adrian...aku kangen" Luci langsung memeluk Adrian dari belakang.Namun hal yang tidak di sangka Luci adalah Adrian yang menghempaskan tangannya.

"Ian kamu kenapa?" Tanya Luci kaget.Adrian tidak menjawab,ia langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Luci yang sudah ingin menangis.

Adrian tidak seperti ini sebelumnya.Jika ia sedang marah pada Luci,cowok itu selalu mengatakan alasannya.Namun sekarang tidak,sudah beberapa hari Adrian mengacuhkan Luci dan sekarang cowok itu bahkan menolak dipeluk oleh Luci.

Luci sudah menangis.Ia sama sekali tidak tau kesalahannya.Adrian mengacuhkannya begitu saja tanpa memberikan alasan yang jelas.

Luci memilih ke kamar Adrian dan bertanya oada cowok itu.

Tok tok tok

"Ian?" Tidak ada sahutan dari dalam.Luci memilih membuka pintu kamar Adrian.Matanya menatal Adrian yang sedang tiduran di atas tempat tidurnya tanpa mengganti pakaian kerjanya.

Apa Ian selelah itu?" Batin Luci.

"Ian,kamu gak ganti baju dulu?" Tanya Luci.Adrian tidak menjawab,cowok itu menutup matanya.

"Kamu udah makan?" Tanya Luci lagi.Masih sama,tidak ada jawaban dari cowok itu.

"Ian aku tau kamu bel..."

"DIAM LUCI!! Luci kaget saat Adrian berteriak tiba-tiba.

"Ian,kamu kenapa sih? Kalau aku ada salah sama kamu,bilang dong! Jangan kayak gini," Kata Luci lirih hampir menangis.

Adrian kembali tidak menjawab.Ia.memilih masuk ke kamar mandi mengabaikan Luci yang menatapnya Terluka.

BRAK

Luci terlonjak kaget saat Adrian membanting pintu kamar mandinya.

Luci memilih pergi ke kamarnya.Ia merasa sedih dan takut pada Adrian sekarang.

Di kamarnya,Luci menangis terisak.Ia merindukan Jessika,sahabatnya.Ia ingin menceritakan semuanya pada Jessika.Namun sekarang mereka berdua sudah jauh,Jessika di Jerman sedangkan Luci di Indonesia.

Luci baru saja ingin menelpon Jessika,namun ia di kagetkan dengan kehadiran Elvan dalam kamarnya.

"Dek kok kamu nangis? Kamu kenapa? Kamu bisa cerita sama abang" Elvan menghampiri adiknya dengan tatapan khawatir.

"Aku gak kenapa-napa bang,tadi aku nonton drakor sedih banget," Kata Luci berbohong.Tentu saja Elvan tidak percaya namun ia juga tidak mau memaksa adiknya untuk cerita.

"Kamu ada masalah dengan Rian?" Tanya Elvan tepat sasaran.Luci tersenyum.

"Gak bang," Jawab Luci pelan.Sekali lagi Elvan tidak percaya.

"Ngomong-ngomong gimana hubungan abang sama kak Vio?" Tanya Luci mengalihkan pembicaraan.

"Masih sama" Balas Elvan datar kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Luci.

"Abang belum bisa maafin kak Vio?" Luci kembali bertanya.Elvan tidak menjawab,ia memejamkan matanya membuat Luci menghela nafasnya.

Luci kembali mengingat Adrian yang sekarang sudah berubah.Untuk kesekian kalinya Luci menghela nafas lelah.Elvan yang sedang memejamkan matanya tau jika adiknya sedang dalam masalah sekarang.

Elvan ingin memaksa Luci untuk bercerita namun ia tidak ingin egois.Ia akan setia mendengar segala keluh kesah adiknya bila adiknya sudah siap bercerita.

"Lu,kalau kamu udah siap cerita,kamu bisa cerita sama abang.Abang akan siap dengarin semua masalah kamu." Kata Elvan.Cowok itu bangun kemudian mengelus lembut puncak kepala Luci.

"Makasih,bang.Lulu sayang Abang" Luci memeluk Elvan dan membenamkan wajahnya di dada Elvan.

"Sama-sama princess" Elvan juga membalas pelukan adiknya.

Luci Is A Fat Girl (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang