BAB 21. Ajak jalan

7.5K 361 21
                                    

Reiki menatap hamparan bunga di taman milik mamanya.Pikirannya hanya terpusat pada seorang gadis yang berhasil memporak porandakan hatinya.

Jujur Reiki merasa cemburu saat melihat Luci dan Adrian yang sudah seperti sepasang kekasih.

Apa mungkin mereka memang udah jadi sepasang kekasih ya? Batin Reiki bertanya-tanya.

Reiki menggelengkan kepalanya untuk menepis pemikiran tersebut.Ponsel Reiki berdering menandakan ada panggilan masuk.

Reiki langsung menekan tombol hijau di layar ponselnya kemudian meletakkannya di telinga.

Woi,gue sama Galen di depan nih! Kata Aiden di seberang sana.

Depan mana?

Di depan rumah lo bego!!

Oh

Anjir oh doang,cepetan lo keluar bukain pintu!!

Iyeiye.

Reiki langsung mematikan sambungan teleponnya sepihak kemudian bergegas turun ke bawah dan membukakan pintu untuk kedua sahabat gilanya.

"Lama banget sih lo," Semprot Galen saat Reiki membuka pintu depan rumahnya.

"Sialan,rumah gue napa lo berdua yang sewot?? Lagian kan ada bibi yang bisa bukain pintu,napa juga lo nyuruh-nyuruh gue?!" Reiki berkata dengan kesal.Sedangkan kedua pelakunya hanya cengar cengir tidak jelas.

"Untung lo berdua sahabat gue,kalau bukan udah gue tendang lo ke sungai Amazon!"  Lanjut Reiki lagi dengan kesalnya.

"Iya maaf bos,lo sensi amat sih kayak cewek PMS," Jawab Aiden.

"Bacot lo.Ayo masuk!" Reiki mempersilahkan kedua sahabatnya untuk masuk.Mereka langsung ke kamar Reiki di lantai 3.

By the way,di lantai 3 itu emang ruangan khusus untuk Reiki,mulai dari kamar,ruangan gym,ruangan khusus bermain game,lapangan basket mini yang di desain sendiri oleh Reiki,dan ada sebuah ruangan baru yang beberapa hari ini sering di datangi oleh Reiki.

Ruangan itu dasarnya adalah ruangan yang sengaja di kosongkan oleh Reiki dan sekarang baru di desain ulang.

Ruangan yang menjadi impiannya akan di tempati oleh Luci nanti,memang lebay si Reiki tapi itu adalah tanda bahwa ia sudah terlalu menyukai Luci.

"Wah udah siap aja tuh ruangan," Kata Galen melirik ruangan bernuansa soft blue yang pintunya terbuka.

Reiki tidak menjawab,ia langsung duduk di salah satu sofa dan memainkan ponselnya.

"Lo ternyata bisa lebay juga ya,seret dulu orangnya baru buat ruangan,ini lo kebalik.Dapat ide dari mana?" Tanya Aiden yang menyindir halus Reiki.Reiki menatap Aiden tajam kemudian menghembuskan nafasnya gusar.

"Lo kira,Luci itu barang yang bisa diseret-seret? Gue udah nyakitin dia terlalu dalam.Jadi gue aka ngelakuin apapun buat dapetin dia lagi," Kata Reiki menatap kosong ke depan.

" Lo terlalu banyak menghayal,tuh masih ada si Ari siapa namanya itu?" Aiden kembali membuka suaranya.

"Adrian!" Kata Reiki.

"Nah iya Adrian,emang lo tau dari mana cowok itu?" Tanya Aiden lagi.

"Lo nanya-nanya mulu deh kayak wartawan,sono lo ikutan main ps sama si Galen!" Reiki melempar stick ps ke arah Aiden yang tersenyum.

"Tau aja lo bos" Setelah itu mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.Aiden dan Galen yang asik main ps dan Reiki yang sibuk dengan pikirannya.

Reiki terus memikirkan Luci.Memikirkan perasaanya yang mulai ia sadari dan memikirkan kesalahan fatal yang di perbuatnya.

Luci Is A Fat Girl (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang