BAB 12. Reiki ngeselin

8.4K 479 25
                                    

"Iya,gue nerima lo apa adanya Ila karena gue sayang bahkan cinta sama lo.Bukan sebagai sahabat tapi cinta sebagai laki-laki dan perempuan."

Pernyataan perasaan Adrian masih terngiang-ngiang di kepala Luci.Gadis itu sangat shock mengetahui kenyataan bila sahabatnya dari kecil menaruh perasaan padanya.

Setalah ungkapan perasaannya,Adrian tidak berkata apa-apa lagi.Cowok itu langsung mengendarai mobilnya untuk mengantar Luci.

Luci juga tidak melihat kehadiran Adrian di mensionnya malam ini seperti biasanya.Cowok itu selalu saja membuat rusuh di mensionnya jika malam hari,tapi tidak untuk malam ini.

Luci merasa sangat kesepian.
Gadis itu kemudian memutuskan untuk ke supermarket terdekat untuk membeli cemilannya yang kebetulan telah habis.Luci mengenakan baju tidur motif Flamingo kesukaannya.

Memang gadis itu tidak pernah memperhatikan penampilannya,apalagi dengan tubuh bulat buntal dan pendek membuatnya imut namun tidak ada yang menyadarinya.

"Mama,aku ke supermarket dulu ya buat beli cemilan." Pamit Luci pada mamanya yang sedang membaca majalah di ruang keluarga.

"Iya sayang,hati-hati ya" Sahut margareth yang masih focus pada majalahnya.Kediaman Bramanto sedang sepi malam ini.

Luci menghembuskan nafasnya pelan kemudian keluar dari mension sambil berjalan kaki.Jarak supermarket dengan mension Bramanto memang tidak jauh.

Butuh waktu sekitaran 5 menit bila berjalan kaki.Sampai di supermarket,Luci langsung memilih banyak cemilan.

Setelah selesai gadis itu menuju kasir dan membayarnya.
Luci langsung pulang dengan membawa sekantong besar cemilan.

Entah mengapa,malam ini Luci merasa sangat sepi,bahkan ia sampai merinding.Luci mempercepat langkahnya saat merasakan ada seseorang yang mengikutinya.

Perjalanan yang biasanya di tempuh 5 menit terasa sangat lama sekarang.

"DOOOORR"

"AAAAAAAAAAAAAAAAA" Luci langsung berteriak sambil melempar semua belanjaannya.

Gadis itu jatuh terduduk dengan tubuh gemetaran dan air mata yang mengalir deras di pipi bakpounya.

"Woi gue bukan hantu gendut!!" Luci langsung mendongak ketika pendengarannya menangkap suara yang tidak familiar.

"Rei...Reiki?" Luci melongo.Kenapa pula ia harus bertemu Reiki sekarang.Tangisan Luci semakin kencang entah apa yang gadis itu tangisi.Ia takut,namun juga sakit hati.Moodnya terlalu buruk sekarang.

"Eh lo kok makin nangis aja sih,nanti gue malah dikira ngapa-ngapain lo lagi" Reiki memutar bola matanya jengah.

"Kenapa kamu ngagetin aku Rei?" Tanya Luci dengan sendu.Reiki yang melihatnya pun terbersit rasa iba dalam hatinya.

Ia refleks menarik Luci bangun kemudian memeluk Luci dan mengusap punggungnya lembut.
Luci yang di perlakukan seperti itu jadi salah tingkah.

Seketika ia merasa pipinya terasa hangat.Blushing lagi? Reiki yang sadar pun dengan refleks juga langsung mendorong Luci hingga terjatuh LAGI.

"Eh sorry sorry gue refleks"Kata Reiki ikutan salah tingkah.Cowok itu langsung membantu Luci bangun dan mengambil cemilan Luci dan memasukkannya lagi ke kantong.

Luci bahagia? Tentu saja,Reiki sangat baik padanya sekarang.Bahkan tadi Luci sempat melihat Reiki tersenyum ketika mengerjai Luci.Akankah Reiki akan terus baik seperti ini padanya? Luci berharap seperti itu.

"Makasih ya Rei..." Kata Luci sambil tersenyum tulus.

DEG DEG DEG

Seketika jantung Reiki memompa lebih cepat dari biasanya saat melihat senyuman tulus Luci yang imut menurutnya.

Luci Is A Fat Girl (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang