BAB 20. Maaf dan cemburu

8.8K 427 17
                                    

Luci tampak lesu pagi ini.Bahkan saat tadi sarapan pun gadis itu tidak ikut dengan alasan tidak lapar.Ia masih ingat saat pertemuan tak terduga dengan Reiki tadi malam.Seketika ingatannya tentang cowok itu berputar kembali seperti rekaman film.

TOK TOK TOK

“Masuk!” Kata Luci sedikit mengeraskan suaranya.Pintu terbuka menampakkan Adrian yang berdiri di ambang pintu sambil menatap luci dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Kenapa Ian?” Tanya Luci sambil mengulas senyum tipis.

“Jessy cerita.” Jawab Adrian singkat kemudian pemuda itu mendekat ke ranjang Luci.Gadis itu hanya menghela nafasnya dan kembali menatap ke jendela kamarnya.

“Ila” Panggil Adrian pelan sambil duduk di samping Luci.

Luci memalingkan pandangannya ke arah Adrian yang menatapnya.

“Kamu masih ingat sama dia?” Luci tidak menjawab.

“Ya,aku tau.Sulit melupakan cinta pertama sekaligus orang yang menyakiti kamu.” Lanjut Adrian.

“Aku gak tau Ian.Aku Cuma belum bisa melupakan rasa sakitnya.” Jawab Luci kemudian menundukkan kepalanya.

“Kamu masih cinta sama dia?” Pertanyaan Adrian membuat Luci tersentak.Jujur rasa cinta Luci untuk Reiki semakin hari semakin menipis tentu saja sebelum ia bertemu dengan cowok itu tadi malam.

Dan setelah ia melihat cowok itu lagi,rasa cintanya berangsur-angsur kembali.Namun di satu sisi,ia sudah memantapkan hatinya untuk Adrian.

“Ila,dengerin aku.Aku tau perasaan cinta kamu untuk dia pasti kembali saat kamu melihatnya secara langsung.Ikuti kata hati kamu,La.Aku tau aku gak akan pernah mendapatkan cinta kamu.Aku gak mau egois,aku Cuma mau kamu bahagia walaupun bukan sama aku.Kalau kamu emang masih mencintai dia,itu hak kamu.” Kata Adrian panjang lebar sambil menampilkan senyum manisnya.

Walaupun dalam hati,Adrian merasa sakit dan tidak rela jika Luci memang masih mencintai Reiki.Jujur,Adrian sangat berharap jika perasaannya akan dibalas oleh Luci,tapi ia tidak mau egois hanya karena rasa cintanya.Ia hanya ingin Luci bahagia.

“Ian” Panggil Luci lirih.Tiba-tiba,Luci langsung berhambur kepelukan Adrian.

Gadis itu menangis dalam dekapan Adrian selama beberapa saat.Adrian dengan sabar mengelus punggung gadis itu.

“Udah Ila,gak usah nangis” Kata Adrian sambil melepaskan pelukannya. “Nanti cantiknya hilang loh” Lanjut Adrian lagi.Adrian menghapus air mata yang meleleh di pipi Luci kemudian mengusapnya lembut.

Luci sangat nyaman sebenarnya jika bersama Adrian,ia jadi merasa gadis paling jahat karena menyukai dua laki-laki.

“Ikuti kata hati mu,Ila.Siapa yang di pilih hatimu,dia yang akan menjadi pendampingmu.” Adrian tersenyum kemudian menggenggam lembut tangan Luci.

“Makasih udah selalu ada buat aku,Ian.Aku sayang kamu” Luci memeluk Adrian lagi yang dibalas dengan senang hati oleh cowok itu.

Andaikan sayangmu sebagai pasangan,bukan sebagai sahabat.Aku bahagia Ila.Batin Adrian.

“Everything for you,love” Balas Adrian.

“Oh,mata gue ternodai,Gav” Luci dan Adrian sontak melepaskan pelukan mereka saat mendengar pekikan Jessika.Gavin yang berada di samping Jessika sontak menutup telinganya.

“Kalian kok bisa masuk sih?” Tanya Luci menatap kesal kedua orang itu.

“Aelah,pakek nanya lagi lo.Tuh pintu gak ditutup ya bisa masuk lah!” Jawab Gavin nyolot.

Luci Is A Fat Girl (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang