BAB 8. Adrian

9.1K 599 1
                                    

Esoknya,Luci pergi ke sekolah seperti biasa.Yang bedanya adalah tidak ada yang berbisik-bisik tentangnya hari ini.

Semua penghuni sekolah sedang membahas tentang anak baru yang katanya ganteng.

Luci tidak peduli sama sekali.Mau murid barunya ganteng atau tidak,menurutnya Reiki lah yang paling ganteng.

Memikirkan Reiki membuat Luci jadi senang dan sedih secara bersamaan.Luci senang,ia pernah di antar pulang dan berbicara tanpa di bully oleh Reiki.

Namun,Luci  juga sedih karena Reiki masih tetap dingin padanya.Namun Luci tidak dapat berharap banyak,ia dan Reiki bagaikan langit dan bumi.Reiki langitnya dan Luci buminya.Kerena terus memikirkan Reiki,Lulu sampai tidak memperhatikan jalan dan menabrak seseorang.

BRUKK

Luci merasakan sakit pada area bokongnya yang mencium lantai koridor.Murid-murid yang melihat hal tersebut tertawa terbahak-bahak.

Karena rasa sakit pada bokongnya dan rasa malu yang teramat sangat,Luci menangis terisak.

Sedangkan orang yang di tabrak Luci tadi langsung panic setelah tersadar akan situasi yang terjadi.Orang itu langsung menarik Luci ke taman belakang dan mendudukkan Luci di bangku taman.

“Maafin gue ya,udah stop jangan nangis lagi.”Luci langsung mendongak menatap seorang cowok yang berdiri di depannya.

Air mata Luci yang sedari tadi mengalir kini terhenti seketika saat melihat cowok itu,begitupun dengan cowok itu,mereka berdua sama-sama terkejut.

“Kamu…”

“Lo…”

Tanpa sadar Luci langsung berdiri dan memeluk cowok yang ada di hadapannya.Cowok itu pun dengan senang hati membalas pelukan Luci yang sangat erat menurutnya.

“Gue kangen lo Ila”

“Aku juga kangen Rian” Setelah itu mereka saling melepas rindu dengan mengobrol sampai bel pelajaran pertama telah berbunyi.

“Rian,aku ke kelas dulu ya.Kamu udah tau masuk kelas berapa?” Tanya Luci sambil berdiri dan menatap Adrian.Cowok itu hanya menggeleng.

“Gue belum tau,soalnya udah duluan nabrak lo.” Balas Adrian.

“Maaf ya Rian.Yaudah yok aku temenin ke ruang kepala sekolah” Mereka berdua langsung menuju ke ruang kepala sekolah.

Sampai di sana,Adrian langsung masuk dan menanyakan kelasnya dimana.Beberapa menit kemudian Adrian keluar dan berjalan kea rah Luci yang masih menunggunya sambil duduk di bangku panjang yang ada di koridor ruang kepala sekolah.

“Ila,lo gak masuk kelas?” Luci menggeleng dan tersenyum.

“Gak,aku nungguin kamu.” Jawab Luci sambil berdiri. “Rian masuk kelas berapa?” Tanya Luci.

“XI IPA 3” Luci langsung tersenyum lebar mendengar bahwa Adrian satu kelas dengannya.

“Napa lo? Kesambet setan di sini ya?” Adrian bergidik ngeri.

“Kita sekelas Rian.Ayok udah telat banget ini.” Luci langsung menarik tangan Adrian menuju kelas mereka tanpa menghiraukan Adrian yang sedang kesal karena di tarik-tarik.

TOK TOK TOK

“Permisi bu” Luci berkata sopan.

“Luciana kenapa kamu telat masuk di jam pelajaran saya?” Tanya Bu Indah selaku guru sejarah di kelas XI IPA 3.

“Maaf bu,tadi saya mengantar anak baru ke ruang kepala sekolah.” Jawab Luci sambil menunjuk Adrian yang ada di belakangnya.

“Yaudah ibu maafin.Sekarang kamu masuk dan kamu perkenalkan diri kamu.” Kata Bu Indah.

Luci langsung masuk dan duduk di kursinya sedangkan Adrian masih berdiri di depan kelas untuk memperkenalkan dirinya.

“Hallo,perkenalkan aku Adrian Mahendra pindahan dari Bandung.” Kata Adrian sopan.Siswi yang ada di kelas banyak yang menatap kagum ke arah Adrian.

“Adrian,kamu duduk sama Luciana di belakang karena itu Cuma tempat duduk yang kosong.” Kata Bu Indah menunjuk bangku di pojok kelas tepat di samping Luci.

Semua penghuni kelas langsung mencibir Luci yang mendapat kesempatan duduk sebangku dengan cogan.

Setelah itu Bu Indah mulai menjelaskan kembali sejarah yang menurut anak-anak sangat membosankan sampai jam istirahat berbunyi.

“Ila,ngantin yuk.” Ajak Adrian.Luci menatap Adrian kemudian menggeleng.

“Kenapa gak mau? Di Bully?” Pertanyaan Adrian tepat sasaran.Luci langsung lesu ketika mendengar kata bully.

“Pertanyaan gue tepat sasaran kan? Come on Ila,kita itu udah sahabatan dari orok.Selama gue masih ada di samping lo,gue akan selalu lindungin lo.Percaya sama gue.” Kata-kata Adrian bagaikan kalimat penenang bagi Luci.

Gadis itu langsung mengangguk kemudian mereka berjalan beriringan sambil bergandengan tangan ke kantin.

Andaikan Reiki yang bersikap seperti ini pada Luci,mungkin gadis itu sudah pingsan dari tadi.

💝💝💝

Luci Is A Fat Girl (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang