TMS 7 💦

947 38 0
                                    

Hai 🤗

Balik lagi ke dunia Ze

Oke, stop senyum-senyum. Let's go!

💐💐💐

Sepeninggalan Ze dari kamarnya, perasaan Eve kacau, jiwanya tidak tenang. Kata-kata Ze berputar di otaknya. Tanpa pikir panjang, Eve segera menelepon orang misterius itu. Mungkin, orang itu bisa membantu Eve untuk menenangkan pikirannya. Tangan Eve bergetar ketika memegang ponsel.

"Halo, Eve." sapa orang misterius itu dari seberang sana.

"Hiks!" bukannya menjawab tapi Eve justru terisak.

Eve ingin bicara tapi suaranya seperti tertahan. Sejujurnya, ada rasa penyesalan dalam diri Eve ketika berbuat jahat pada Ze. Eve berusaha menghentikan tangisannya tapi tidak bisa. Eve mencoba berulang kali tapi justru tangisannya semakin kencang. Eve pusing, dia memilih mematikan sambungan telepon itu, Eve belum siap bercerita.

"Gue sayang Ze." ucapnya.

Ponsel Eve tiba-tiba berbunyi, orang misterius itu meneleponnya kembali. Sudah dapat dipastikan, orang itu pasti penasaran. Eve memilih mereject telepon itu dan meletakkannya ponselnya di lantai.

Lama Eve menunggu namun ponsel itu terus saja berdering. "Aarrghh!" Eve berteriak. "Berisik! Diam!" Eve lalu membuang ponselnya hingga membentur dinding dan hancur berserakan. Barulah tak terdengar lagi dering dari ponsel itu.

"Gue harus gimana? Lupakan masa lalu atau balaskan masa lalu?" Eve gemetaran. Dia pusing.

💐💐💐

Ze masuk ke kamarnya dengan napas memburu. Siapa orang yang berjubah tadi? Apa dia yang mengirim Ze ular? Tapi untuk apa? Ze ada salah apa padanya?

Ponsel Ze berdering, Ze takut-takut mengambil ponsel itu. Setelah melihat nama yang penelepon barulah Ze mengangkatnya.

"Hai, pacar. Kok belum tidur sih?" Wajah Fatir muncul dilayar ponselnya.

Fatir yang hanya menggunakan kaos berwarna hitam serta rambut yang acak-acakan membuat dirinya semakin terlihat tampan. Ze memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Fatir juga ngapain belum tidur?"

"Yah, ditanya malah nanya balik." Fatir pura-pura kecewa.

"Ze belum ngantuk."

"Udah malam padahal. Eh, kok muka lo pucat sih?" tanya Fatir.

Ze segera memegang wajahnya. "Gak kok."

"Gak usah bohong sama gue Ze. Lo ada masalah? Eve lagi?"

Entah kenapa, Ze tak bisa berbohong di depan Fatir. Ada di dalam dirinya yang tak bisa membohongi Fatir. Akhirnya, Ze mengangguk karena tebakan Fatir benar.

"Gue jemput sekarang. Lo siap-siap!"

"Eh, tapi ini udah malem."

"Gue jamin lo bakalan suka."

Sambungan telepon itu segera terputus. Aduh, maksud Fatir apa? Hari sudah malam begini dan mereka akan pergi keluar? Ze akhirnya memilih bersiap-siap, dia menggunakan jaket tebal agar dirinya tak kedinginan.

The Mute StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang