TMS 20 💦

1K 34 3
                                    

Hai gengs 🤗

Balik lagi ke dunia Ze

Oke, stop senyum-senyum. Let's go!

💐💐💐

Ze akhirnya sampai di rumah sekitar pukul 6 sore diantar oleh Wisnu. Keadaannya yang basah kuyup membuat Ze segera berlari ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.

Malam harinya, setelah mereka selesai makan malam, Ze kembali ke kamarnya. Ze kembali memikirkan tentang perkataan Wisnu tadi sore. Ze sungguh dilema, kenapa Wisnu harus menyatakan perasaannya. Apa tidak bisa perasaan itu dipendam saja? Ze tak bisa membalas perasaan Wisnu, itu yang membuat Ze takut kalau persahabatan mereka akan semakin renggang. Saat ini yang mengisi hati Ze itu hanya Fatir, tak ada yang lain.

Andai saja Wisnu mengungkapkan perasaannya waktu dulu, sebelum dirinya menjadi pacar Fatir pasti semua tidak akan terjadi seperti ini. Sekarang, Ze yang dibuat bingung. Ze harus apa?

Hati Ze resah, berulang kali dia keluar ke balkon kamarnya sekedar menghirup udara malam untuk menenangkan hatinya. Tapi tak bisa, semua tetap sama. Ze takut Wisnu merasa kecewa jika dia tau kebenaran kalau Ze dan Fatir sudah berpacaran.

Pukul 1 malam, Ze tetap berada di balkon. Berulang kali dia mencoba untuk tidur tapi matanya seakan enggan untuk terpejam. Ze takut, jika dia tidur maka ketika dia membuka matanya hari sudah pagi dan itu artinya dia harus sekolah, bertemu Wisnu. Ze belum siap bertemu dengan Wisnu, terlalu absurd untuknya.

Ze mengambil ponselnya, nada deringnya sedari tadi sengaja ia matikan agar dia tak mendengar notifikasi apapun. Saat Ze membuka lock screen ponselnya, seketika pula terpampang nama Wisnu meneleponnya via video call. Ze terkejut setengah mati, dibiarkannya ponsel itu terus berdering hingga akhirnya mati sendiri tapi ponsel itu terus berbunyi.

Telepon itu kembali berhenti, kali ini nada dering pesan yang mengejutkan Ze. Ze memberanikan diri membuka pesan itu.

Wisnu Elfata

Angkat telepon gue!

Ponsel Ze kembali berbunyi. Ze menarik napasnya, dia harus siap terhadap segala resikonya. Ze perlahan menggeser tombol berwajah hijau untuk menerima telepon Wisnu.
Setelah terhubung, wajah Wisnu segera terpampang dilayar.

"Kenapa tadi gak diangkat?" tanya Wisnu dari seberang sana.

Menggunakan bahas isyarat, Ze menjawab. "Ze tadi tidur."

Dari layar ponselnya, Ze melihat Wisnu mengangguk. Wisnu kemudian tersenyum menatap Ze sambil berkata. "Tidur Ze, udah malam. Gue tau kalau lo dari tadi berdiri diatas balkon. Omongan gue tadi gak usah dipikirin lagi, anggap aja angin lalu. Jangan gara-gara itu lo gak tidur. Gue tetap sayang lo, gue pulang ya."

Telepon itu kemudian terputus. Ze heran, Wisnu tau darimana kalau dia belum tidur. Mata Ze kemudian membulat memikirkan kemungkinan yang terjadi. Ze segera berdiri, dirinya melihat kearah gerbang rumahnya. Tak begitu jelas, tapi Ze yakin kalau orang yang baru saja pergi dari rumahnya menggunakan motor besar adalah Wisnu. Jadi, Wisnu sedari tadi mengamatinya? Wisnu menunggu dirinya sampai jam 1 malam? Rela kedinginan?

Nu, berhenti ngelakuin hal yang sia-sia. Wisnu udah terlambat, Ze gak bisa balas perasaan Wisnu. Sudah ada Fatir disini.

The Mute StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang